Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 Berakhir, Laskar Rempah dan KRI Dewaruci Berlabuh di Surabaya

- 2 Juli 2022, 23:11 WIB
Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 Berakhir, Laskar Rempah dan KRI Dewaruci Berlabuh di Surabaya
Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 Berakhir, Laskar Rempah dan KRI Dewaruci Berlabuh di Surabaya /Rameli Agam/

 

 

SUMENEP NEWS – Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 yang telah berlayar bersama KRI Dewaruci selama sebulan, berakhir, dan berlabuh di Surabaya, Jumat, 1 Juli 2022.

Selama 30 hari, sejak 1 Juni 2022, Muhibah Budaya Jalur Rempah ini mengarungi jalur rempah Nusantara bersama KRI Dewaruci.

Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 diikuti 147 muda-mudi dari 34 provinsi, berlayar dengan KRI Dewaruci menapaktilasi jejak nenek moyang saat memperdagangkan rempah Nusantara.

Peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 yang disebut Laskar Rempah itu menempuh jalur perdagangan rempah Nusantara dari titik Surabaya menuju Makassar, lalu singgah di Bau-Bau dan terus lanjut ke Ternate.

Baca Juga: Mobil Toyota Hybrid Segera Hadir di Indonesia, Sasar Segmen Elektrifikasi

Kemudian singgah di Banda, dan berlanjut menuju Kupang, hingga terus berlayar ke titik akhir di Surabaya melalui perairan Sumbawa dan Bali.

 

Tepat 1 Juli 2022, KRI Dewaruci berlabuh di Dermaga Madura, Koarmada II, Surabaya, yang menandakan berakhirnya pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 ini.

 

Seperti yang dilansir dari kemdikbud.go.id, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, mengatakan,

Baca Juga: 7 Tips Menyimpan Daging Hewan Kurban Untuk Tetap Sehat dan Tahan Lama

“Perjalanan budaya ini ingin menegaskan bahwa jejak rempah Indonesia telah menjadi ikon budaya yang mendunia, menjadi jalur diplomasi bidang kebudayaan, dan solusi jangka panjang yang menjadikan budaya sebagai pendorong pembangunan berkelanjutan.”

 

Lebih lanjut Hilmar menuturkan, melalui Jalur Rempah, bangsa Indonesia akan melihat berbagai jejak yang ditinggalkan dari perdagangan rempah pada masa lalu dalam berbagai bentuk akulturasi budaya, berdirinya benteng, terciptanya wastra, kesenian, dan lain-lain.

 

“Kita rekonstruksi kembali fakta sejarah tersebut dan ketersambungan budaya di titik dan simpul yang kita singgahi. Kita tumbuhkan kembali kebanggaan akan jati diri bangsa terutama pada generasi muda dengan mengikutsertakan mereka pada kegiatan ini,” kata Dirjen Hilmar.

Baca Juga: Mengenal Istilah Dalam Prakiraan Cuaca dan Artinya, Musim Hujan atau Kemarau

Program Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 digelar Kemendikbudristek, bekerja sama dengan TNI AL, pemerintah daerah, serta berbagai komunitas budaya.

 

Kegiatan itu bertujuan menggaungkan Jalur Rempah melalui gerakan berkesinambungan dengan merekonstruksi ulang sejarah dan perkembangan rempah di wilayah Nusantara.

 

Melalui program itu, menegaskan bahwa Indonesia pernah menjadi pemain penting dan pemasok utama dalam perdagangan dunia, jauh sebelum bangsa Eropa melakukan aktivitas perdagangan di Asia Tenggara.

 

“Begitu pentingnya rempah-rempah dalam kehidupan manusia sehingga rempah menjadi komoditas utama yang mampu memengaruhi kondisi politik, ekonomi, maupun sosial budaya dalam skala global,” ujar Hilmar.

 

Menurutnya, Nusantara telah menjadi daerah strategis yang amat penting dan tujuan perdagangan selama ribuan tahun.

 

Letak geografis Indonesia yang strategis memudahkan kapal-kapal dari seluruh penjuru dunia berkumpul di perairan Nusantara.

 

“Sejak awal abad Masehi, bahkan diduga jauh sebelumnya, para pedagang India, Arab, dan Tiongkok telah menemukan komoditas penting yang hanya bisa ditemukan di negeri ini seperti cengkih, pala, dan cendana. Lalu, mereka membawanya ke pasar perdagangan dunia. Buktinya, jejak artefak rempah Nusantara banyak ditemukan dalam peradaban klasik dunia, seperti Mesopotamia, Mesir Kuno, India, dan Tiongkok,” ungkap Hilmar Farid. 

Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek, Restu Gunawan, mengatakan, Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 ini diharapkan dapat menginspirasi Laskar Rempah untuk menyebarluaskan narasi Jalur Rempah.

 

“Pengalaman selama pelayaran bermanfaat untuk peserta sebagai pijakan awal mereka dalam melihat lebih jauh lagi potensi yang dimiliki daerah masing-masing dan memanfaatkannya kembali demi kesejahteraan bersama,” ujarnya.

 

Terpisah, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepulauan Riau, Toto Sucipto, menyampaikan, walau wilayahnya tidak termasuk dalam titik persinggahan jalur pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022, pihaknya turut mendukungnya dengan menggelar sosialisasi Jalur Rempah.

 

BPNB Kepulauan Riau mengadakan sosialisasi Jalur Rempah 2022 di Tanjung Pinang pada 24 Juni, 30 Juni, dan 1 Juli, yang diikuti para pelajar, mahasiswa, guru, komunitas seni budaya, serta dinas terkait bidang kebudayaan.

 

“Upaya-upaya yang kita lakukan ini dengan harapan dapat memberi dukungan pengajuan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia,” ujar Toto Sucipto. ***

 

 

 

 

 

Editor: Khoirul Umam

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x