Dalam pelaksanaannya, terkadang dia menghantarkan masakan itu selama dua hari berturut-turut, karena ada banyak keluarga yang dikirim.
Lalu, bagaimana kondisi tradisi mawakeun itu di masa kini?
“Sayang, hari ini sudah jarang masyarakat yang melaksanakan mawakeun, untuk dibilang tak ada sama sekali. Seingat saya, sampai awal 1990-an masih ada yang melakukan mawakeun, selanjutnya seperti kian menghilang,” tutur Ahmad Jaelani.
Padahal, dalam tradisi mawakeun menjelang tibanya bulan suci Ramadhan itu terkandung hikmah ungkapan tanda bakti anak kepada orang tua atau pihak yang dituakan seraya memohon doa restunya, serta mempererat tali silaturahmi keluarga. ***