Mengenal Hajar Aswad: Batu Surga yang Dahulunya Berwarna Putih Kini Hitam, Ini Penyebabnya

- 25 Juli 2022, 18:34 WIB
Mengenal Hajar Aswad: Batu Surga yang Dahulunya Berwarna Putih Kini Hitam, Ini Penyebabnya
Mengenal Hajar Aswad: Batu Surga yang Dahulunya Berwarna Putih Kini Hitam, Ini Penyebabnya /YouTube/Ensiklopedia Al Fatih/
 
SUMENEP NEWS - Mekkah yang merupakan salah satu kota suci umat Islam menyimpan hal-hal yang menakjubkan. Hal tersebut agar kita semakin menambah ketakwaan kepada Allah. Salah satunya yaitu Hajar Aswad. 
 
Hajar Aswad merupakan batu yang berada pada salah satu sisi ka’bah yang kita disunnahkan untuk menciumnya jika mampu pada salah satu manasik haji dan umrah. 
 
Batu hajar aswad ini berwarna hitam sesuai namanya. Hajar Aswad yaitu hajar yang berarti batu dan aswad yang berarti hitam. Dahulunya Hajar Aswad berwarna putih dan merupakan batu yang berasal dari surga.
 
Dilansir dari Muslim.or.id, berubahnya batu yang putih dari surga menjadi warna hitam disebabkan banyaknya dosa manusia yang menyebabkan batu tersebut menjadi berwarna hitam.
 
 
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan, beliau bersabda,
 
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « نَزَلَ الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ »
 
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”.
 
Diriwayat yang lain, batu tersebut lebih putih dari warna salju.
 
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَكَانَ أَشَدَّ بَيَاضاً مِنَ الثَّلْجِ حَتَّى سَوَّدَتْهُ خَطَايَا أَهْلِ الشِّرْكِ.
 
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad adalah batu dari surga. Batu tersebut lebih putih dari salju. Dosa orang-orang musyriklah yang membuatnya menjadi hitam.”
 
 
Syaikh Al-Mubarakfuri  rahimahullah menjelaskan bahwa dzahir hadits menjelaskan demikian dan ini bukan makna kiasan. Beliau berkata,
 
صارت ذنوب بني آدم الذين يمسحون الحجر سببا لسواده ، والأظهر حمل الحديث على حقيقته إذ لا مانع نقلاً ولا عقلاً
 
“Dosa Bani Adam menyebabkan batu menjadi hitam dan (pendapat) yang lebih kuat adalah memahami dzahir hadits sebagaimana hakikatnya, tidak ada penghalang baik secara akal maupun dalil.”
 
Mengapa Hajar Aswad tidak menjadi putih lagi, hal tersebut banyak dipertanyakan.
 
Mengapa tidak menjadi putih lagi dengan kebaikan manusia dan tauhid orang-orang yang benar. 
 
Jawabannya adalah sebagaimana penjelasan Ibnu Hajar Al-Asqalani bahwa Allah telah menetapkan hal ini meskipun Allah mampu mengubahnya.
 
 
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata,.
 
اعترض بعض الملحدين على الحديث الماضي فقال ” كيف سودته خطايا المشركين ولم تبيضه طاعات أهل التوحيد ” ؟وأجيب بما قال ابن قتيبة : لو شاء الله لكان كذلك وإنما أجرى الله العادة بأن السواد يصبغ ولا ينصبغ ، على العكس من البياض .
 
“ Sebagian orang yang menyimpang menentang hadits ini, mereka berkata: bagaimana bisa hitam karena kesalahan orang musyrik tetapi tidak bisa menjadi putih kembali dengan ketaatan ahli tauhid? Maka di jawab oleh Ibnu Quthaibah, jika saja Allah berkehendak maka bisa saja akan tetapi Allah menetapkan bahwa warna hitam itu memberikan warna bukan terwarnai berkebalikan dengan warna putih”
 
Al-Muhibb At-Thabari menjelaskan bahwa ini agar menjadi pelajaran bagi manusia dan bias dilihat. Beliau berkata,
 
ج. وقال المحب الطبري : في بقائه أسود عبرة لمن له بصيرة فإن الخطايا إذا أثرت في الحجر الصلد فتأثيرها في القلب أشد .انظر لهما : ” فتح الباري ” ( 3 / 463 ) .
 
“Tetap putihnya warna batu adalah sebagai pelajaran, jika saja kesalahan pada batu menjadi keras maka lebih berbekas lagi pada hati.”***
 
 
 
 

Editor: Khoirul Umam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x