Kristal Bening - Puisi Puisi Leni Triana

- 14 Juni 2023, 11:09 WIB
Puisi puisi Leni Triana
Puisi puisi Leni Triana /Sumenep News/ Doc/

SUMENEP NEWS ~ Kumpulan puisi karya Leni Triana yang bisa dinikmati oleh pembaca di seluruh Indonesia.

Kristal Bening

“Gelas kacamu sedang terluka. perlahan retak dan mulai pecah.
Terlalu penuh menampung hingga melimpah.
Ia kira kau akan datang membawa perekat beserta pelukan hangat.
Namun kau malah membuatnya tak bersemangat.
Bukan ia ingin mengeluh.
Namun pundaknya pun kini mulai rapuh.
Mencoba bangkit namun tetap saja ia meringkuh.
Sebab kaca yang pecah tak dapat kembali utuh.
Mungkin kau bisa menyeka sedikit peluh.
Atau meminjamkan pundak agar ia dapat berlabuh.”


Perjuangan Anak Pemulung

“Gadis lugu yang tersenyum malu-malu.
Bukan karena ia bertemu kekasih baru.
Sebab ia mengenang masa lalu.
Betapa indah perjuangan itu.
Pulang pergi sekolah berjalan kaki setiap hari ia lakukan sepenuh hati.
Sepulang sekolah ia pergi lagi.
Bukan bermain, tapi untuk pergi mengaji.
Dan sebelum itu, ia pergi membawa karung.
Keliling kompleks menjadi anak pemulung.
Demi uang jajan dan sedikit sisa ditabung.
Karena tua nanti, ia tak ingin menjadi orang gemblung.
Atau putus sekolah yang tak dapat disambung.
Namun kini gadis itu telah dewasa.
Meskipun belum bisa menjadi apa-apa.
Setidaknya ia bekerja agar tidak menyusahkan orang tua.
Setelah ia berhasil menjadi sarjana, terbesit niat untuk menjadi wirausaha.
Agar hidupnya kelak tidak sengsara.
Toh semua orang berhak memiliki cita-cita.
Mengangkat derajat keluarga.”

Hanya Sebatas Angan

“Aku mengetik pesan hingga ke hati
Namun kau membalas sebatas jari
Kubawakan bunga yang sangat wangi
Namun yang kau pinta bukan kasturi dari surgawi.
Kuberharap dapat bersamamu hingga ke pelaminan
Namun kau menganggapku sebatas teman
Rasaku bertepuk sebelah tangan
Hingga kutertunduk dalam lamunan
Tersadar kau pun bukan tujuan
Dan ku beralih putar haluan
Bukan ku menyesal salah harapan
Engkaulah yang rugi kehilangan.”

Ini Hati Bukan Warung Kopi

“Kopi kau seduh namun hati yang berlabuh
Gula kau tuang malah rasa yang datang
Rokok kau hisap hingga mulutmu berasap
Lalu dengan gampangnya kau bilang siapa suruh situ berharap
Kau pelupa atau pura-pura amnesia
Kau yang menggores luka
Lalu kau pergi meninggalkannya seolah tidak tahu apa-apa
Harusnya kau mengerti
Kau kan pencinta rokok dan kopi
Jadi tidak akan ada asap jika tidak ada api
Wanita takkan berharap jika tidak kau beri.”

Halaman:

Editor: Sauqi Romdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Puisi Akrostik Nama Cinta

5 Mei 2024, 20:30 WIB

Puisi Akrostik Nama Mimpi

5 Mei 2024, 20:00 WIB

Terpopuler

Kabar Daerah