Network
SUMENEP NEWS - Judul di atas sangat cocok untuk situasi para calon legislatif setelah pemilu diadakan. Seperti yang kita tahu pemilu pasti akan menyisakan calon yang menang dan calon yang kalah.
Apalagi diketahui bahwa kuota caleg yang lolos ke parlemen jauh lebih sedikit daripada total caleg. Ada sekitar 80 sampai 100 orang yang melakukan pencalonan namun yang akan masuk ke parlemen hanya 8 sampai 10 orang saja.
Maka dari itu, tentu tidak heran jika setelah masa pemilu pasti ada caleg yang masuk ke Rumah Sakit Jiwa atau mengalami gangguan mental. Bagaimana tidak, banyak caleg yang sudah memiliki ekspektasi tinggi namun digagalkan oleh realita.
Baca Juga: Mengapa Kasus Bullying Semakin Marak di Indonesia? Yuk Kenali Faktor dan Dampaknya
Contoh yang sudah jelas terjadi di RSUD Tamansari, satu hari setelah pemilu ada sekitar 40 caleg dan anggota timses yang mendaftarkan perawatan gangguan jiwa. Hal ini juga disampaikan oleh Kepala Pelayanan Medik RSUD Tamansari, dr. Ngabila Salama.
dr. Ngabila Salama menyatakan bahwa ada puluhan caleg dan timses yang mendaftar pemeriksaan kejiwaan secara online pada tanggal 15 Februari 2024. Ada juga 12 anggota tim sukses caleg yang datang ke RSUD Tamansari untuk konsultasi kesehatan mental mereka.
Ternyata selain caleg dan anggota tim sukses, RSUD Tamansari juga menerima layanan konsultasi kesehatan dari 4 petugas KPPS. Para petugas KPPS diberikan penyuluhan kesehatan jiwa sekaligus tes gratis untuk mendeteksi gangguan awal kejiwaan.
Nah untuk keluhan yang dialami menurut seorang anggota tim sukses bernama Vony Syahputra adalah kesusahan tidur dan terus mengalami halusinasi. Beliau kepikiran kenapa caleg yang didukungnya pada pemilu kemarin mendapatkan suara rendah yang mengakibatkan tidak masuk ke parlemen.
Sebenernya caleg yang dia dukung sudah 2 kali menjadi caleg namun hasil suara yang didapatkan tahun ini sangat kurang memuaskan dibandingkan pemilu kemarin. Itulah yang menyebabkan Vony Syahputra kepikiran terus menerus yang mengakibatkan susah tidur dan halusinasi.
