SUMENEP NEWS – Sikap perilaku jemaah asal Indonesia saat pelaksanaan ibadah haji selalu mendapat pujian.
Keistimewaan sikap perilaku jemaah haji Indonesia di Tanah Suci itu ternyata sudah dikenal sejak dulu.
Jemaah haji Indonesia dikenal sangat terdidik, fokus, baik, dan suka membantu.
Tidak hanya perilaku jemaahnya, Pemerintah Indonesia pun kerap dipuji terkait penanganan penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi.
Baca Juga: BACAAN Niat Sholat Qobliyah Subuh 2 Rakaat Beserta Arab, Latin dan Artinya
Sebagaimana dilansir dari kemenag.go.id, pujian terhadap jemaah haji dan pemerintah Indonesia itu disampaikan oleh Naif Alaboud, pengajar di Universitas Ummul Quro, Madinah, yang juga putera dari pemilik Hotel Sulton di kawasan Shisa, Mekah.
Hotel tersebut menjadi salah satu pemondokan jemaah haji Indonesia selama di Mekah.
“Saya selama 15 tahun aktif pelayanan haji dari berbagai negara. Selama 10-12 tahun terakhir bekerja sama melayani jemaah haji Indonesia,” katanya.
Dia menilai, perhatian dan pengurusan Pemerintah Indonesia kepada jemaah hajinya lebih baik, jelas, dan profesional.
Baca Juga: Tanggal 24 Juni Ada Fenomina Langka, Planet Sejajar, Apakah berdampak Bahaya bagi Bumi?
“Jemaah diperhatikan dan diurus dengan baik dalam hal pemondokan, transportasi, dan konsumsi. Pemerintah Indonesia memeriksa semuanya dan rapi,” kata Naif Alaboud, saat penyambutan jemaah di Hotel Sulton, Mekah, 19 Juni 2022.
Lebih lanjut Naif menyatakan, Pemerintah Indonesia memiliki proses yang jelas, tim profesional, dan semua layanan akomodasi, kesehatan, serta lainnya terkait pelayanan jemaah haji dilayani secara profesional.
“Mereka mengecek dan mengecek kembali persiapan sebelum jemaah tiba di Mekah,” ujarnya.
Sedangkan tentang perilaku jemaah haji Indonesia, menurutnya sangat istimewa.
Baca Juga: Sukses Jadi Juara Angkat Besi IWF Meksiko, Lifter Asal Pacitan ini Terharu Siapa Dia ?
“Sesuai pengalaman menjamu jemaah dari berbagai negara, keistimewaan jemaah Indonesia adalah jemaah yang baik baik, fokus, terdidik, suka membantu. Jemaah dari negara lain memiliki budaya dan perilaku berbeda-beda,” tutur Naif.
Selama dua tahun tidak ada Jemaah haji, khususnya dari Indonesia karena pandemi, bagi Naif adalah masa yang aneh karena tahun berlalu dan ia tidak melihat jemaah dari luar negeri.
“Ini kenangan yang sedih. Melayani jemaah haji sebagai tamu Allah adalah sesuatu yang diberi pahala Allah. Kami membantu jemaah dengan apa pun yang dapat kami lakukan. Kami semua berharap tidak akan menghadapi masa suram seperti itu lagi,” harap Naif. ***