SUMENEP NEWS – Gus Baha ijazahkan wirid agar terhindar dari gangguan jin, bahkan sampai tujuh turunan.
Gus Baha beri arahan apabila istiqomah membaca wirid seperti yang diijazahkannya, insya Allah jin tidak akan mengganggu kita sampai tujuh turunan.
Ijazah Gus Baha terkait wirid pengusir jin ini diambil dari doanya salah seorang ulama terkemuka, Muhammad bin Wasi'.
Baca Juga: Viral! Penumpang Gelap Kapal Ferry di Pelabuhan Tarebung, Membuat Pengendara Normal Tidak Bisa Masuk
Manusia dan jin memang hidup berdampingan, hanya saja beda alam.
Bedanya lagi, mereka bisa melihat kita sedangkan kita tidak bisa melihat mereka.
Oleh karena itu, mereka diuntungkan lantaran bisa melihat aib-aib kita, keburukan yang sedang kita lakukan, sedangkan kita tidak tahu sama sekali mereka sedang apa.
Jika kamu sering diganggu makhluk halus seperti jin, maka sesegera mungkin mengamalkan ijazah yang diberikan Gus Baha.
Dikutip dari Sumenep News, KH. Ahmad Bahaudin Nur Salim atau yang lebih dikenal Gus Baha menceritakan kisah seorang ulama yang bernama Muhammad bin Wasi`.
Dikisahkan, Ibnu Wasi` dicegat oleh sosok jin jahat saat dirinya baru saja keluar dari masjid.
Baca Juga: Tragedi Mengerikan KKN di Desa Penari, Erick Thohir: Lokasi Sumur Mirip Seperti di Film
Pada pertemuan ulama tersebut dengan sosok jin jahat itu terjadi sebuah dialog penting.
Gus Baha menceritakan isi dialog antara ulama Ibnu Wasi` dengan sosok jin adalah agar wiridan ulama tersebut yang dibaca di masjid tadi tidak boleh diajarkan kepada manusia.
Sebab wiridan yang dibaca ulama tadi menghalangi usaha jin dalam mengganggu manusia sampai tujuh turunan.
Baca Juga: Link Live Streaming Indonesia Vs Thailand Semifinal SEA Games 2022 Kamis 19 Mei 2022
Mendengar permintaan jin tersebut Ibnu Wasi` bergegas kembali ke masjid dan mengajarkan wiridan kepada murid-muridnya.
”Kamu semua saya ajarkan dzikir ini, dan ini harus kamu baca,” kata Gus Baha.
Adapun ijazah dzikir tersebut adalah sebagai berikut:
“Allahumma innaka salatta Alaina bidzunubina aduwwan bashiran bi ‘uyubina. Yarana huwa wa qabiluhu min haitsu la narahum. Fa ayyishu minna kama ayyastahu min rahmatika. Waqnuthu minna kama qanathtahu min afwika. Wa ba’id bainahu kama ba’adta bainahu wa baina jannatika. Inna ala kulli syai’in qadir.”
Baca Juga: FAKTA Kronologi Nyata Kematian Ayu dan Bima saat KKN di Desa Penari
Tak lama setelahnya, jin fasik itu lalu menjelaskan alasan kenapa ia melarang Ibnu Wasi' menyebarkan amalan yang ia baca.
“Gara-gara itu kamu bisa mengalahkan aku,” kata setan sebagaimana dikutip Gus Baha.
Setelah ditelusuri lebih jauh, dalam kitab Tuhfah al-Habib ala Syarh al-Khatib, terbongkarlah kalau Ibnu Wasi' tidak pernah meninggalkan amalan ini:
Baca Juga: FAKTA Kronologi Nyata Kematian Ayu dan Bima saat KKN di Desa Penari
“Allahumma innaka salatta 'alaina bidzunubina 'aduwwan bashiran bi ‘uyuubina. Yarana huwa wa qabiiluhu min haitsu la narahum. Fa ayyishu minna kama ayyastahu min rahmatika. Waqnut hu minna kama qanathtahu min afwika. Wa ba’id bainahu kama ba’adta bainahu wa baina jannatika. Innaka 'ala kulli syai’in qadir.”
اللهم إنك سلط علينا بذنوبنا عدوا بصيرا بعيوبنا، يرنا هو و قبيله من حيث لا نراهم، فأيسه منا كما أيسته من رحمتك، واقنطه منا كما قنطته من عفوك، وبعد بينه كما بعدت بينه و بين جنتك، إنك على كل شيئ قدير.
Artinya:
“Ya Allah, Engkau telah menguasakan kepada kami, seorang musuh yang jelas atas dosa yang telah kami lakukan. Mereka dan golongan sanggup melihat kami, sedangkan kami tak sanggup untuk melihatnya. Hapuskanlah harapan mereka sebagaimana Engkau memutuskannya dari rahmatmu. Putuskanlah asa mereka sebagaimana Engkau memutusnya dari ampunan-Mu. Jauhkanlah mereka dari kami sebagaimana Engkau menjauhkannya dari surgamu. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Dengan membaca dzikir tersebut secara konsisten maka jin dan iblis merasa kepanasan didekat orang yang membacanya sampai tujuh turunan.***