Mengenal Jenis Karbohidrat dan Protein Lebih Dalam agar Tidak Salah dalam Pemilihan Menu Makanan

18 Agustus 2023, 17:30 WIB
Ilustrasi menu makanan diskon di beberapa restoran ternama dengan promo Kemerdekaan Indonesia /freepik.com/

SUMENEP NEWS - Tubuh membutuhkan asupan karbohidrat yang seimbang. Mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah berlebihan dapat memiliki beberapa efek samping yang mempengaruhi kesehatan Anda namun Kondisi kekurangan karbohidrat memang tidak baik untuk tubuh, kekurangan karbohidrat dapat memicu keadaan yang disebut ketosis di mana tubuh memanfaatkan lemak sebagai sumber energi dan bisa menimbulkan keluhan berupa bau mulut, lemas, serta sakit kepala.

Akan tetapi, kelebihan karbohidrat juga bisa berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Berikut ini adalah beberapa dampak kelebihan karbohidrat dalam tubuh:

1. Mengantuk

Mengantuk terjadi pada kebanyakan orang yang mengkonsumsi karbohidrat berupa nasi atau roti secara berlebihan terutama di siang hari. Karbohidrat seperti nasi dan roti diketahui dapat meningkatkan kerja asam amino triptofan dan produk hormon melatonin dalam tubuh. Kedua senyawa tersebut berperan penting dalam mengatur siklus tidur dan rasa kantuk.oleh karena itu kita dengan mudah terserang kantuk hingga aktivitas sehari-hari menjadi terganggu bila mengkonsumsi karbohidrat secara berlebihan.

Baca Juga: KISI KISI Soal Cerdas Cermat HUT RI Ke 78 SD SMP SMA, Materi Sejarah Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2023

2. Membuat perut kembung

Sebagaimana diketahui, saat kita mengonsumsi karbohidrat dengan jumlah yang banyak, maka tidak semua karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh dapat tercerna dengan baik. Akibatnya, karbohidrat yang tidak tercerna akan difermentasi oleh bakteri baik yang sudah ada di dalam usus. Proses fermentasi tersebut dapat menimbulkan gas di dalam perut yang bisa menyebabkan kembung.

3. Merasa mudah lapar

Karbohidrat jenis nasi dan roti, pada saat masuk ke dalam saluran pencernaan akan dipecah menjadi gula dan masuk ke dalam darah. Proses ini akan meningkatkan kadar gula darah. Jika asupan karbohidrat makin banyak, kadar gula darah akan melonjak tinggi. Lonjakan ini lah yang dapat memicu keinginan untuk makan berlebih, sehingga sering merasa mudah lapar padahal kita sudah makan banyak nasi sebelumnya. Hal ini juga dapat meningkatkan keinginan kita untuk makan makanan yang manis.

4. Meningkatkan risiko terjadinya diabetes atau penyakit Gula darah

mengkonsumsi karbohidrat yang banyak dan sering juga bisa menyebabkan kadar gula darah berlebih atau diabetes. Hal ini terjadi karena tubuh akan memecah karbohidrat menjadi gula yang bisa meningkatkan kadar gula darah.

Baca Juga: 50 Contoh Lomba Cerdas Cermat Seputar Kemerdekaan Indonesia Beserta Kunci Jawabannya, Untuk Pelajar SMP, SMA

5. Menyebabkan penyakit jantung

Karbohidrat berfungsi sebagai bahan bakar utama yang menghasilkan energi untuk tubuh. Namun, mengonsumsinya secara berlebihan justru bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat atau yang biasa disebut LDL, yang menjadi salah satu penyebab gangguan pada jantung, seperti penyakit jantung koroner dan serangan jantung.

Dampak kelebihan karbohidrat di atas lebih mungkin terjadi jika Anda mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat sederhana, seperti roti tawar, donat, pizza, dan pasta. Dibandingkan mengonsumsi karbohidrat sederhana, Menurut dunia Kesehatan, kita lebih dianjurkan memperbanyak asupan dari sumber karbohidrat kompleks, contoh beberapa karbohidrat kompleks seperti buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-biijian. Selain sehat, jenis makanan tersebut juga membuat Anda kenyang lebih lama.

 

Dampak Kelebihan Protein di dalam Tubuh

Protein merupakan nutrisi penting yang berperan dalam proses pembentukan dan perbaikan sel serta jaringan tubuh. Selain menyusun jaringan dan sel tubuh, protein juga berperan dalam produksi enzim dan berbagai hormon dalam tubuh, misalnya hormon pertumbuhan.

Asupan protein harian bisa berbeda pada setiap orang tergantung tingkat aktivitas fisik dan kondisi kesehatan tubuh. Orang yang disarankan untuk mengonsumsi lebih banyak protein adalah atlet, lansia, dan orang yang sedang menjalani proses pemulihan luka atau sakit. Namun, asupan protein mungkin perlu dibatasi atau dikurangi pada kondisi tertentu, misalnya ketika tubuh mengalami kerusakan atau gangguan fungsi ginjal.

Nah, Berikut ini fakta beberapa dampak kelebihan protein dalam tubuh:

Baca Juga: Kisi Kisi Soal Cerdas Cermat TK dan SD Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2023

1. Penumpukan keton dan bau mulut

Mengganti asupan makanan berkarbohidrat, seperti nasi, dengan mengonsumsi terlalu banyak makanan berprotein tinggi atau menjalani diet keto dapat menyebabkan tubuh mengalami kondisi yang disebut ketosis. Kondisi ini bisa mambuat zat kimia keton menumpuk di dalam tubuh, sehingga menyebabkan bau mulut. Selain itu, penumpukan keton juga dapat membahayakan ginjal.

2. Peningkatan berat badan

Pola makan tinggi protein memang dapat membantu mengurangi berat badan dalam waktu singkat. Namun, efek jangka panjang dari pola makan ini justru bisa meningkatkan berat badan karena protein berlebih tersebut akan disimpan sebagai jaringan lemak.

Hal ini lebih mungkin terjadi jika Anda mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang juga banyak mengandung lemak, seperti daging merah atau daging berlemak. Sementara itu, bagi atlet atau orang yang rutin melatih otot, pola makan tinggi protein dapat membuat massa otot bertambah, sehingga berat badan juga ikut bertambah.

3. Kerusakan ginjal

Protein yang masuk ke dalam tubuh akan diolah menjadi asam amino. Sisa metabolisme protein menjadi asam amino akan menjadi urea yang perlu disaring dan dibuang oleh ginjal melalui urine. Hal ini menyebabkan asupan protein yang tinggi dapat membuat ginjal bekerja ekstra. Oleh karena itu, orang yang mengalami penyakit ginjal umumnya disarankan untuk membatasi atau mengurangi asupan protein untuk mencegah kerusakan ginjal yang semakin parah.

Baca Juga: Tes Psikologi: Karakteristik Kepribadian Ditentukan oleh Elemen; Angin, Api, Bumi, dan Air

4. Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular

Asupan protein hewani yang bersumber dari daging merah, daging berlemak, atau jeroan, juga banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Oleh karena itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang bersumber dari hewan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan stroke.

5. Kehilangan kalsium

Asupan tinggi protein bisa menyebabkan tubuh lebih banyak membuang kalsium. Berkurangnya jumlah kalsium dalam tubuh terbukti dapat membuat tulang keropos dan meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.

Sebenarnya, bukan hanya jumlah protein saja, namun sumber protein yang dikonsumsi juga perlu diperhatikan. Para ahli menyarankan untuk memilih asupan protein dari beberapa sumber, baik sumber hewani seperti ikan, maupun sumber protein nabati seperti kacang dan biji-bijian.

 

Bagaimana Kebutuhan harian Karbohidrat dan Protein pada tubuh?

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019, berikut adalah rekomendasi jumlah asupan harian protein:

Anak-anak usia 1–6 tahun: 20–25 gram
Anak-anak usia 7–9 tahun: 35–40 gram
Remaja: 60–75 gram
Orang dewasa: 50–70 gram
Wanita hamil dan menyusui: 70–85 gram
Untuk Kebutuhan Karbohidrat harian menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Resep Mudah dan Praktis Membuat Risol Mayo, Lezat dan Ekonomis

Anak-anak usia 1–6 tahun: 215–220 gram
Anak-anak usia 7–9 tahun: 245–250 gram
Remaja: 300–400 gram
Pria dewasa: 340–430 gram
Wanita dewasa: 340–360 gram
Berdasarkan fakta tersebut, baik karbohidrat maupun protein tidak baik untuk Kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan, namun kekurangan karbohidrat maupun protein juga dapat mempengaruhi Kesehatan. Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan rekomendasi menu seimbang yang disebut program “Isi Piringku” yang dapat kita jadikan acuan dalam menyeimbangkan menu makanan harian kita sesuai kebutuhan gizi harian. Kenali Kesehatan dan kebutuhan gizi harian kita agar tidak menimbulkan penyakit yang berbahaya di masa depan. Salam sehat.

Editor: Ahmad

Tags

Terkini

Terpopuler