Puisi-Puisi Fathurrozi Nuril Furqon

- 20 Juli 2022, 15:44 WIB
Ilustrasi Foto : Tangisan Rasulullah SAW di Hadapan Allah SWT pada Saat Hari Kiamat, Apa yang Terjadi?
Ilustrasi Foto : Tangisan Rasulullah SAW di Hadapan Allah SWT pada Saat Hari Kiamat, Apa yang Terjadi? /Ilustrasi/Tangkapan Layar/YouTube/Islam Populer/

 

Idris Meminta Abadi

 

(1)

kepada Izrail # aku menggigil

kematian di ujung hening # melihatku dengan mata jeling

 

diriku adalah ihwal rindu # menanti bertemu yang Satu

tapi teriak kesakitan ajal # merasuk ketakutan hilang akal

 

tiada tempat berlari # apalagi untuk sembunyi

dunia ini telanjang # segalanya jelas terang

 

matahari yang jatuh terbenam # setiap hari menyambangi makam

tiada yang abadi # semuanya bakal mati

 

(2)

padamu Izrail tanganku terjulur # hantarkanlah pada cawan anggur

sibaklah untukku tirai surga neraka # biar cagak iman di dada

 

menembus tujuh lapis samawi # berdenyar dzikir dalam diri

kujumpai khuldi di surga # silsilah segala yang fana

 

di langit, mimpiku berpijar # mercusuar jiwa menggelegakkan sinar

keabadian kiranya kini sejengkal # kan kuperjuangkan sekuat kepal

 

(3)

padamu Izrail, kuhaturkan seribu maaf # perjalanan Kita menutup pintu epitaf

dunia tak lagi menjejaki hati # di sini aku ingin azali

 

Sumenep, 09 Juni 2022

 

 

Jika Tangismu Menderu

 

Jika air matamu jatuh ibu

Air matamu kan datang padaku sebagai angin muson barat paling kiamat

Lautan di tubuhku akan bergejolak

Karena gelisah diamuk badai tangismu

 

Jika air matamu jatuh ibu

Perahu-perahu yang berlayar akan karam

Dan aku akan menjadi batu di tengah lautku

Seperti Malin Kundang yang karang dahulu

Di bawah tangis paling badai ibu

 

Jika air matamu jatuh ibu

Maka lautku akan jadi musuhku

Ikan-ikan akan pergi menjauh

Dan aku akan menjadi puisi paling sunyi

Sebab sajak-sajakmu hilang dilunturkan air mata

 

Sumenep, 13 Maret 2022

 

 

 

Penyair

 

aku adalah penyair

huruf-huruf menderu dalam darahku

puisi kusyairkan selalu

 

aku adalah penyair

kata-kata menjelma cerutu

jadi candu

 

aku adalah penyair

tinta adalah sahabat akur

selalu menerbitkan nur

 

aku adalah penyair

keabadian merupakan keniscayaan

hanya sejengkal di depan bayangan

 

Sumenep, 2020

 

Fathurrozi Nuril Furqon, lahir di Sumenep pada tanggal 01 Agustus 2002. Alumnus TMI Al- Amien Prenduan 2021, salah satu pembina SSA (Sanggar Sastra Al-Amien). Saat ini sedang melanjutkan pendidikan di IDIA (Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien), sembari mengabdikan diri di TMI Al-Amien Prenduan. Bisa dihubungi melalui WA; 081331106537, email; [email protected], ig; @zeal0108.

 

Baca Juga: Kirim Tulisan

Editor: Saiful Bahri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Puisi Akrostik Nama Cinta

5 Mei 2024, 20:30 WIB

Puisi Akrostik Nama Mimpi

5 Mei 2024, 20:00 WIB

Terpopuler

Kabar Daerah