Semenjak Aku Tahu Namamu
Semenjak aku tahu namamu,
aku mulai menjadi peronda
yang akan selalu kuat berjaga
supaya rindu aman dan tak ada
yang berani mencurinya.
Semenjak aku tahu namamu
aku tahu kemana rindu harus tertuju.
Al Ikhsan, Februari 2022
Jalan Menuju Rumahmu
Aku kembali melewati sebuah jalan
yang masih lumayan kuhapal rutenya
jalan menuju rumahmu. Intinya
di samping kanan dan kiri jalan itu terdapat
banyak pohon randu dan tiang rambu yang
di penuhi oleh rindu. Mungkin, karna sudah lama
mereka tak mendengar sapaanku.
Salah satu hal yang kuingat lagi dari
jalan itu adalah suasananya yang lumayan
sepi dan lengang, juga lubang-lubang
di tengah jalan yang menganga seperti
sehelai kulit yang sobek dan terluka,
sehingga laju kendaraan harus sabar dan
pelan: supaya selamat sampai tujuan.
Sekarang lubang-lubang bertambah
besar dan jarang ada yang melewatinya.
Padahal, lubang-lubang itu akan menampung
kesedihan para pengguna jalan yang berjatuhan.
Aku sangat merindukan jalan itu.
Sebab, jalan itu adalah jalur tercepat
menuju rumahmu.
Al Ikhsan, Februari 2022
Hanya Namamu
Aku mengucap namamu
berulang-ulang dengan
harapan yang begitu
tinggi dan menjulang.
Aku telah menghapal namamu
yang banyak itu dan akan
merapalnya satu-persatu.
Sebab, kau tahu?
Hanya namamu yang kuucap
saat aku diserang senyap,
saat aku kecolongan
dan kehilangan harap.
Al Ikhsan, Februari 2022
Biodata Penulis