Sopan Santun dalam Politik: Dinamika Kritik dalam Arena Politik

- 10 Februari 2024, 14:39 WIB
Sopan Santun dalam Politik: Dinamika Kritik dalam Arena Politik
Sopan Santun dalam Politik: Dinamika Kritik dalam Arena Politik /Pexels.com / Karolina Grabowska/

SUMENEPNEWS - Politik sering dianggap sebagai sebuah arena dimana pemimpin dan partai bersaing untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Namun, dalam dinamika politik, seringkali timbul pertanyaan tentang pentingnya etika. Apakah etika benar-benar ada dalam dunia politik, ataukah itu hanya sebuah anggapan belaka?

Politik dan Kritik Tidak Pernah Bertitik

Dalam setiap sistem demokrasi, kritik terhadap kebijakan dan tindakan pemerintah haruslah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses politik. Kritik bukanlah sekadar upaya untuk menghina atau merendahkan, tetapi merupakan suatu bentuk kontrol dan pengawasan terhadap kekuasaan.

Namun, sayangnya, dalam beberapa kasus, kritik sering dianggap sebagai pelanggaran terhadap etika. Terutama ketika kritik dilontarkan kepada mereka yang lebih tua, seringkali pihak yang lebih muda dianggap kurang sopan atau kurang bermoral. Namun, apakah penolakan para politikus terhadap janji-janji yang mereka buat juga tidak mencerminkan ketidakberadaban yang sama?

Salah satu faktor yang menyebabkan kritik seringkali dianggap kurang pantas adalah keinginan beberapa pemimpin politik untuk membangun citra yang tak tergoyahkan. Mereka menganggap kritik sebagai ancaman terhadap stabilitas dan otoritas mereka. Akibatnya, kritik sering ditolak sebagai bentuk perilaku yang tidak pantas atau merugikan.

Selain itu, polarisasi dalam politik juga memperumit situasi ini. Pihak yang berbeda pendapat cenderung memandang kritik sebagai serangan personal dan tidak adil. Sebagai gantinya, kritik yang sehat seharusnya dilihat sebagai bagian dari demokrasi yang berfungsi dengan baik, namun seringkali dianggap sebagai perang kata-kata yang kurang santun.

Sopan Santun dalam Politik

Mitos tentang sopan santun dalam politik sering kali menciptakan kesan bahwa semua pemimpin dan partai harus selalu bersikap sopan. Namun, demokrasi sejati membutuhkan keterbukaan dan kemampuan masyarakat untuk mengkritik. Menganggap kritik sebagai tidak sopan dapat menghambat proses demokratisasi dan menghalangi dialog yang konstruktif. Bagaimana jika setiap kritik dianggap tidak pantas? Padahal, kritik sangat penting untuk kemajuan dan perubahan yang lebih baik, tanpa memandang usia atau latar belakang.

Menyulap Pandangan: Mengubah Paradigma Politik

Halaman:

Editor: Sauqi Romdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x