Sejarah, Manfaat dan Keutamaan Bacaan Ratib Al Haddad dalam Perkembangannya di Indonesia

- 29 Juni 2024, 12:30 WIB
Ratib Al Hadad Al Habib Al Alamah Alwi Bin Ahmad Bin Hasan Bin Abdullah Bin Alwi Al Hadad Ba Alawi
Ratib Al Hadad Al Habib Al Alamah Alwi Bin Ahmad Bin Hasan Bin Abdullah Bin Alwi Al Hadad Ba Alawi /Tangkapan Layar

SUMENEP NEWS - Dalam artikel ini, akan dibahas secara mendalam tentang sejarah, makna, dan ajaran-ajaran yang terkandung dalam bacaan Ratib Al Haddad.

Bacaan Ratib Al Haddad merupakan wirid yang berasal dari Syaikh Abu Bakar bin Salim yang kemudian diamalkan oleh masyarakat Hadramaut, Yaman. Ratib ini umumnya dibaca pada malam hari setelah sholat Isya berjamaah.

Bacaan Ratib Al Haddad memiliki berbagai manfaat, di antaranya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon berkah dan rahmat, serta mempererat tali silaturahmi sesama umat Muslim. Dalam perkembangan sejarahnya, Ratib Al Haddad dibawa ke Indonesia oleh para pedagang dan pendakwah dari Hadramaut pada abad ke-17 dan kemudian menyebar luas di berbagai daerah.

Baca Juga: Bisa di Coba! 9 Ide Menarik Mengisi Liburan Sekolah yang Hemat Biaya

Ratib Al Haddad dibawa ke Indonesia oleh para pedagang dan pendakwah dari Hadramaut pada abad ke-17. Wirid ini kemudian menyebar luas di berbagai daerah, terutama di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Manfaat Bacaan Ratib Al Haddad

Bacaan Ratib Al Haddad memberikan banyak manfaat bagi pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat. Manfaat-manfaat tersebut meliputi ketenangan hati, keberkahan hidup, terkabulnya hajat, dan syafaat Rasulullah SAW di akhirat.

Manfaat tersebut diperoleh karena Bacaan Ratib Al Haddad merupakan salah satu bentuk ibadah dan dzikir kepada Allah SWT. Dengan mengamalkan ratib ini secara rutin, seorang muslim dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon ampunan dan rahmat-Nya, serta berdoa untuk segala hajat dan keinginannya.

Dalam kehidupan sehari-hari, manfaat Bacaan Ratib Al Haddad dapat dirasakan secara nyata. Banyak orang yang mengamalkan ratib ini mengalami perubahan positif dalam hidup mereka, seperti merasa lebih tenang dan damai, rezeki yang semakin lancar, dan hajat yang terkabul. Bahkan, tidak sedikit pula yang merasakan syafaat Rasulullah SAW di akhirat, seperti diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan di surga.

Halaman:

Editor: Sauqi Romdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah