Baca Juga: 13 Pantai Pacitan Viral dan Unik 2024, Pas Banget Buat Liburan Hari Raya Bersama Keluarga
Tradisi sungkeman yang sering dilakukan, menjadi implementasi dari ngaku lepat bagi masyarakat Jawa, bersimpuh di hadapan orang tua sambil meminta maaf atas berbagai kesalahan terdahulu.
Sedangkan laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan lebaran, empat tindakan tersebut adalah lebaran, luberan, leburan, dan laburan.
Ketupat memliki beberapa filosofi. Pertama, mencerminkan beragam kesalahan manusia. Hal ini bisa terlihat dari rumitnya bungkusan ketupat.
Kedua mencerminkan kesucian hati. Biasanya untuk makan ketupat, kita harus membuka anyamannya terlebih dulu.
Setelah ketupat dibuka, maka akan terlihat nasi putih, hal ini mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.
Baca Juga: Link Ujian Kepekaan Google Form Di sini Gratis, Tes Seberapa Peka Kamu Pada Sesuatu
Ketiga mencerminkan kesempurnaan. Bentuk ketupat begitu sempurna dan hal ini dihubungkan dengan kemenangan umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak Idul Fitri.
Keempat, karena ketupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan, maka dalam pantun Jawa pun ada yang bilang “Kupat Santen“, kulo lepat nyuwun ngapunten alias "mohon maaf, saya salah".
Itulah sekilas pembahasan yang begitu singkat dan jelas dari asal dan usul atau filosofi dari ketupat untuk dibaca kembali oleh orang orang.***