Apel Abu Hanifah, Apel Isaac Newton, dan Apelnya Apple, Ini Bedanya

26 Maret 2022, 07:00 WIB
Apel Abu Hanifah, Apel Isaac Newton, dan Apelnya Apple, Ini Bedanya /The Minds Journal

SUMENEP NEWS – Apel adalah buah yang sangat enak dan menyegarkan.

Kandungan kalori dan vitaminnya seperti vitamin A, vitamin B6, vitamin C, serta kalium, menjadikan apel bermanfaat bagi kesehatan.

Buah apel yang umum dikonsumsi masyarakat Indonesia ini diketahui pula mengandung nutrisi yang baik bagi badan.

Tentang apel ada peribahasa terkenal “an apple a day keeps the doctor away”, makna garis besarnya yakni satu buah apel sehari bisa menjauhkan kita dari dokter, alias kita bisa terhindar dari penyakit.

Baca Juga: Tersiar Video Dea OnlyFans Tersebar di Twitter dan Telegram Berdurasi Singkat, Apa Isinya?

Tak hanya itu, buah apel juga mengandung antioksidan, seperti flavonoid, dan pektin yang dapat mencegah kita dari berbagai penyakit.

Mengonsumsinya pun bisa secara langsung dimakan, dibuat jus, atau dijadikan salad.

Nah, selain bermanfaat bagi kesehatan tubuh, ternyata apel juga mengandung banyak kaitan dengan kisah perjalanan kehidupan sosok-sosok terkenal atau lembaga terkemuka, yang melegenda hingga kini.

Seperti dari kisah Imam Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit bin Zutha (150 H), seorang ulama yang terkenal dengan kecerdasan dan kebijaksanaannya.

Abu Hanifah adalah sosok alim, ahli fikih, yang senantiasa bijak dalam menjawab pertanyaan atau memberi pandangan terhadap persoalan-persolan masyarakat.

Sebagaimana dikutip dari nu.or.id, suatu hari, ulama pendiri mazhab Hanafi ini menghadapi persoalan haid yang dialami seorang gadis di desanya.

Umumnya wanita di kalangan pedesaan, akan malu rasanya bila menanyakan hal privasi kewantiaanya itu.

Baca Juga: Curi Mobil Pick Up, Warga Asal Pulau Kangean Sumenep Ditangkap Polisi

Apalagi kepada Imam Hanafi yang ketokohannya sangat dihormati, yang saat itu tengah di majelis, dikelilingi murid-muridnya.

Tak kehabisan akal, gadis itu membawa sebuah apel yang sebagiannya berwarna kuning dan sebagiannya lagi berwarna merah.

Ternyata, gadis itu sangat gelisah, karena warna darah haidnya yang sebelumnya berwarna merah, kala itu berubah jadi warna kuning.

Lalu dia meminta salah seorang jemaah pengajian agar menyerahkan apel tersebut kepada Abu Hanifah.

Abu Hanifah pun bertanya, “Siapa yang menyuruhmu memberikan apel ini kepadaku?”

Muridnya itu menjawab, “Seorang wanita yang sekarang lagi berdiri menanti jawaban di depan pintu.”

Abu Hanifah langsung paham akan maksud wanita itu.

Dia langsung membelah apel tersebut, memberikannya kembali kepada muridnya, seraya berujar, “Pergilah, berikan kembali apel ini kepada wanita itu.”

Setelah wanita itu menerima apelnya yang sudah terbelah, dia segera paham akan jawaban dari persoalan haidnya.

Baca Juga: Hasil Bali United Vs Persebaya 25 Maret 2022: Samsul Arif Cetak Brace, Ernando Ari Clean Sheet

Dia melihat bahwa bagian dalam apel yang berwarna putih, dan dengan kepercayaan penuh dia meyakini bahwa dirinya telah suci.

Wanita itu puas akan jawaban Imam Hanafi yang bijak dan cerdas, tanpa membuat malu dirinya.

Cerita apel juga mewarnai sosok terkenal lainnya, yakni ilmuwan Inggris, Isaac Newton (1642-1727), yang diakui kontribusinya dalam fisika dan matematika.

Rumusan penemuannya yang terkenal yakni tentang hukum gravitasi dan hukum gerak. Keduanya saling mendukung dalam pergerakan benda.

Hukum gravitasi Newton, seakan menjawab pertanyaan-pertanyaan Copernicus dan Kepler, bahwa adanya kemungkinan di Bumi dan di Bulan memiliki pusat gravitasinya tersendiri.

Karyanya itu disajikan dalam karya monumentalnya, Philosophiae Naturalis Principia Mathematica atau lebih populer disebut Principia, yang secara umum mendeskripsikan teori gravitasi.

Nah, teori garivitasinya itu diilhami dari saat dia sedang duduk di bawah pohon apel di depan rumahnya, tahun 1666.

Isaac Newton mendapatkan pemikiran tentang teori gravitasinya ketika sebuah apel jatuh dari pohonnya dan menimpa kepalanya.

Buah apel yang jatuh itu tak hanya memberitahunya tentang teori gravitasi, namun juga sebagai contoh dari gerak jatuh bebas.

Jatuhnya buah apel yang menimpa kepalanya itu, menginspirasi Newton tentang adanya gaya gravitasi bumi.

Lain lagi kisah apel yang menjadi logo Apple di HP iPhone. Mengapa simbol apel “kroak” itu ada dibalik ponsel iPhone?

Baca Juga: Doa Yang Dipanjatkan Oleh Nabi Muhammad SAW Saat Menyambut Bulan Ramadhan? Berikut Do'anya

Baca Juga: Doa Yang Dipanjatkan Oleh Nabi Muhammad SAW Saat Menyambut Bulan Ramadhan? Berikut Do'anya

Pada tahun 1976, seperti dikutip dari metrolampungnews.pikiran-rakyat.com, perusahaan Apple membuat logo untuk iPhone.

Ronald Wayne yang pertama kali memperkenalkan dengan membuat gambar bersosok Isaac Newton saat duduk di bawah pohon apel, tergantung di atas kepalanya dengan sebuah buku.

Tapi logo itu tak bertahan lama, Steve Jobs menggandeng seorang desainer grafis, Rob Janoff.

Kemudian terciptalah simbol apel tersebut, bertahan hingga beberapa dekade, dengan hanya sedikit perubahan pada model dan warnanya.

Kemudian di tahun yang sama akhirnya tanda apel tersebut tercipta, lalu berhasil bertahan hingga beberapa dekade.

Selama kurun dekade tersebut hanya sedikit perubahan yang dilakukan, dengan merubah model warnanya saja.

Logo apel yang digigit itu berganti warna menjadi monokrom tahun 1998, memiliki warna hitam, dan letaknya di atas kata iPhone.

“Logo gigitan pada buah apel itu agar lebih mudah dikenali dalam kondisi cahaya siluet, juga sebagai pembeda apel dari buah atau sayuran lainnya,” kata Rob Janoff.

Selama beberapa hari dia bekerja di antara logo sekelompok apel, lalu mendapatkan siluet yang mudah dikenali, bekas gigitannya jelas terlihat seperti sepotong buah, bukan tomat atau ceri.

Rob Janoff mendesain apelnya itu begitu sederhana, namun efektif mudah diingat.

Desain logo apel Apple-nya iPhone itu konon berbiaya 50 ribu dolar AS atau sekira Rp730 juta. ***

Editor: Khoirul Umam

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler