"Banyak yang sambil tiduran berselonjor di tanah, sampai 4 jam menunggu kapal yang sedang di perbaiki," imbuhnya.
Begitu sebaliknya di Pelabuhan Tarebung. Penumpang yang hendak berangkat menjenguk putrinya di pesantren terpaksa harus balik arah lantaran kapal gagal berangkat dari Kalianget.
"Di Pelabuhan Tarebung juga antri, banyak penumpang yang mau ke pesantren di Situbondo acara Maulid Nabi, tapi gagal berangkat, tiketnya dikembalikan," tukasnya.
Sementara itu, Divisi Advokasi Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Pulau Sapudi, Ach. Qusyairi Syam merespon kasuistik tersebut.
Menurut Syam sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa kapal yang beroperasi melayani penumpang tujuan Pulau Sapudi dinilai sudah tidak layak.
Pasalnya, kapal tersebut bukan hanya sekali mengalami macet alis rusak. Bahkan, sempat terlontang - lanting di tengah laut akibat mesin rusak.
"Ini bukan kali pertama, sebelumnya juga pernah terjadi bahkan pernah macet di tengah laut," katanya.
Syam menilai Pulau Sapudi memang butuh tambahan aramada. Kapal yang biasa digunakan itu sudah kerap rusak. Perlu diperhatikan oleh pemerintah dengan diganti yang baru atau yang lebih besar.