Bulan Purnama - Puisi Puisi Ach Zainuddin

- 1 Oktober 2022, 18:29 WIB
Puisi puisi Ach Zainuddin berjudul purnama, insan yang estetika, musim yang semi akan membuat pembaca memahami esensi sebuah kehidupan
Puisi puisi Ach Zainuddin berjudul purnama, insan yang estetika, musim yang semi akan membuat pembaca memahami esensi sebuah kehidupan /Pexels/David Besh/

Insan Yang Estetika

Aku terlahir dilubang gua pertapaan
Terselubung darah disekujur badan
Isak tangis ku lantunkan layaknya nyanyian kidung
Sunan kalijaga. Selamat datang di dunia yang fana
Aku terus menangis karena beda dari alam yang sebelumnya.

Tak dapat kurasa apa itu kenyamanan
Yang ada hanya sebuah kesengsaraan
Sebab ada amanah tuhan yang harus aku jalankan.

Aroma Insan yang mulia
Rela berkorban sembilan
Bulan lamanya.
Lelah tak peduli sakit ia obati dengan kesabarannya

Tangisan dielus dengan telapak tangannya
Ia menjerit menahan rasa sakit
Serasa diiris oleh pisau risaupun tidak
Yang hanya ia lakukan menyebut tasbih dan tahmid
Memuja sang pencipta.

Kau adalah estetika yang paling kusayangi.
#Rubaru

Baca Juga: Download Rincian PPPK dan ASN 2022 Garut Jawa Barat PDF, Terbuka untuk Guru, Kesehatan, dan Teknis

Bulan Purnama

Bersinar dikegelapan
Menelan semua rasa yang mencekam
Membawa kedamaian alam menjadi terang bercengkrama
Dengan angin malam membawa kenyamanan.
Yang tak dapat lagi aku pungkiri
Rasa ini telah terpatri dalam sanubari.

Wahai bulan tetaplah bersinar
Dihati yang gelap
Menghunus masalalu yang mencekam
Datangkan lesehan kebahagian
Dilubuk hati mendalam.
#Sumenep


Musim Yang Semi

Lereng gunung masih basah oleh hujan kemaren
Mengguyur semua ladang di penduduk pedesaan
Tinta hitam telah tergoreskan di atas puisi kehampaan
Kusut masa menjadi kriteria ketika hidup tidak berpihak
Pada senja yang merindukam senyuman pelangi .


Ketika langit hijau dan hujan turun tanpa restu dari mendung hitam
Jangan larang aku tetap ingin menikmati pelangi sehabis hujan
Walaupun senyawa molekul senyumnya tidak lagi kurasa.
Namun, tak akan ada kata putus asa untuk tetap tersenyum wajah bahagia.

Malam menghampiri, kunikmati pahit nya secangkir kopi
Dengan menghabiskan malamku dengan melingkar di ruang diskusi
Aku Bukan sekedar mencari sensasi
Tak lain hanya untuk menghilangkan kebodohan dalam diri

Malam gelap ini buatku semangat dalam mengikuti alur hidup ini
yang penuh misteri yang telah jadi rahasia ilahi.

Sumenep, 31 Mei 2022

Baca Juga: Beberapa Susunan Acara Untuk Agenda Maulid Nabi Muhammad SAW 2022


Dirgahayu Negriku

Negaraku subur dan makmur, negaraku kaya banyak oligarki
Lupa pada rakyat jelata. dari sabang sampai merauke
Membentangkan aneka ragam etnis suku, ras, agama, adat dan budaya. sungguh kaya nengeriku.

Kemerdekaan secara administratif tentu tidak dapat kita pungkiri
Mengusir penjajah lebih mudah dari pada melawan bangsa sendiri
Perjuangan soerkarno telah banyak ternodai.
Penghianat merajalela pertikaian dimana mana
Banyak oknum yang ber pamong malaikat
Demi terwujudnya visi misi laknat.

Bangunlah bung
Negerimu tidak baik baik saja
Negerimu tidak sesuai dengan realitamu ,
Banyak tangan tangan penguasa yang tamak akan harta,
Meusakkan alam semesta demi terwujudnya ide ide mereka,
Yang katanya demi kemajuan sebuah negara.

Petani menjerit lantaran panen mereka dilanda paceklik harga yang tidak memihak pada rakyat, untuk siapakah merdeka yang sebenarnya..?
Yang pada sejatinya merdeka hanya tinggal sebuah nama,
Kemiskinan merjalela penindasan di anggap biasa.
Sumenep 23 Agustus 2022

 

Penulis bernama Ach Zainuddin alumni PP AL Usymuni berdomisili Duko Rubaru Sumenep yang sekarang menjadi mahasiswa aktif di kampus STKIP PGRI Sumenep Semester 3. Selain berkuliah ia juga aktif di organisasi LPM RETORIKA STKIP PGRI Sumenep, beberapa karyanya telah di muat di berbagai media online dan cetak, ia juga pernah juara 1 cipta puisi tingkat nasional yang di selenggarakan oleh safana media loka dan kita main kata.

Baca Juga: Kirim Tulisan

Editor: Sauqi Romdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah