Puisi-Puisi Ilham Wiji Pradana

- 11 September 2022, 13:43 WIB
Ilustrasi puisi kemerdekaan yang singkat dan menyentuh hati untuk HUT kemerdekaan RI ke-77.
Ilustrasi puisi kemerdekaan yang singkat dan menyentuh hati untuk HUT kemerdekaan RI ke-77. /pexels.com/Wallace Chuck

PERJALANAN PULANG

Langit sore ini terdiam
Burung angkasa terbang,
entah kemana.
Sesekali daun-daun di kota
bergoyang pelan.
Mungkin itu bahasa angin kepada daun.

Pukul empat lebih sedikit
Deru mesin berhamburan
Di balik sore yang tenang.
Ada beberapa orang
yang pulang penuh pikiran; lelah dan capek.

Dan, burung angkasa
terbang entah kemana?
Mungkin, pulang ke tempat asal
bercerita bersama anaknya
dan tidur untuk menyambut lelah esok hari.
(2022)

 

 

MENCARI SYUKUR

Lantas bagaimana
hidup ini, jika hanya menuruti nafsu.
Seketika nyanyian Ibu bernyanyi
dengan nada yang lirih pelan.
Seketika Ibu
merundukkan kepala dan mengangkat tangan
; berdoa.

Hidup ini sungguh hangat lalu nikmatilah
Serupa teh yang di sajikan doa Ibu di beranda rumah
Bercerita dan memandang senja
dan melepas lelah.

Doa Ibu di beranda rumah
Adalah rasa syukur-ku
masih bisa bercerita & bertemu; Ibu.
(2022)

 

 

JALANAN PERSAWAHAN

Ada kaki yang ringan
untuk melangkah
adalah yang mengais rezeki
dengan menanam.

Menanam benih-benih kehidupan
untuk menyambung panguripan.
Tak hanya menanam
Seterusnya ia menyanyangi
sesampai dewasa atau sesampai panen raya.

Di jalanan persawahan;
Kaki-kaki ringan
melangkah tenang
Ia menjalankan
; Apa itu yang dinamakan kesabaran merawat.
(2022)

 

 

 

PERJALANAN PERGI

Kaki-kaki melangkah pelan
Sederetan orang
mulai meninggalkan doa
doa di pesarean sunan kudus.

Detik berjalan ke menit
Ada yang datang
ada yang pergi.
Doa-doa senantiasa di bacakan
Semoga Amin selalu terlantunkan.
(2022)

 

 

 

SEPEDA ONTEL IBU

Mengingat lagi masa kecil
Sekolah Dasar kelas satu.
Pagi hari,
Matahari yang tersipu malu
oleh pepohonan yang rindang.
Hanya melepaskan
sedikit sinar yang masuk
dari sela-sela daun yang rindang.

Sewaktu itu;
Aku duduk di Sekolah Dasar
tak jauh dari rumah
dan tak jauh dari seseorang
yang bernama Ibu.

Sepeda ontel Ibu,
Kerap kali mengantarkan sampai tujuan
Dengan ayunan-ayunan doa
Dan nasihat-nasihat yang keluar
dari lubuk hati.

Satu kalimat yang kuingat dari masa lalu
“Jadilah orang yang pintar”
Aku hanya menganggukkan kepala.

Tetapi yang kuingat betul-betul
Ialah jerih payanhnya mengontel sepeda itu.

Semoga hari-hari
selalu berpihak kepada Ibu
“Doaku dini hari”
(2022)


BIODATA

Ilham Wiji Pradana. Anak dari seorang Ibu tinggal di Desa. Lahir dan berkarya di Pati, Jawa Tengah. Alumnus IAIN Kudus, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam. Buku tunggalnya “Dalam Satu Ruang Kehidupan” (2021). Dapat disapa melalui Ig : ilham_wiji.

Editor: Saiful Bahri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Puisi Akrostik Nama Cinta

5 Mei 2024, 20:30 WIB

Puisi Akrostik Nama Mimpi

5 Mei 2024, 20:00 WIB

Terpopuler

Kabar Daerah