Kronologi Singkat G30S PKI, Mengenang Peristiwa Berdarah 30 September 1965

- 27 September 2023, 08:05 WIB
Kronologi singkat G30S PKI tanggal 30 September 1965 yang menyebabkan gugurnya enam jenderal TNI AD dan 1 perwira TNI AD
Kronologi singkat G30S PKI tanggal 30 September 1965 yang menyebabkan gugurnya enam jenderal TNI AD dan 1 perwira TNI AD /

SUMENEP NEWS – Inilah kronologi Singkat G30S PKI, Mengenang Peristiwa Berdarah 30 September 1965.

Simak kronologi singkat G30S PKI tanggal 30 September 1965 yang menyebabkan gugurnya enam jenderal TNI AD dan 1 perwira TNI AD.

Peristiwa G30S/PKI, yang terjadi pada tahun 1965, bukan hanya sebuah catatan tragis dalam sejarah bangsa ini, tetapi juga sebuah luka yang belum sembuh sepenuhnya.

Baca Juga: Kumpulan Twibbon G30S PKI 2023 PNG, Jangan Lupa Sejarah Hari Ini!

Peristiwa G30S/PKI telah mempengaruhi dinamika politik, sosial, dan budaya Indonesia selama beberapa dekade, meninggalkan jejak yang dalam di dalam pikiran dan ingatan kolektif masyarakatnya.

Lalu seperti apa kronologi G3S PKI yang menjadi sejarah kelam bagi Bangsa Indonesia?

Berikut kronologi singkat peristiwa G30S PKI, tragedi berdarah yang telah menewaskan perwira tinggi TNI AD.

Baca Juga: Hari Imigran 26 September 2023: Peran, Tantangan, Keragaman dan Persatuan

Pembentukan Angkatan Kelima

Banyaknya konflik seperti konflik di Irian Barat dan Ganyang Malaysia yang merupakan konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia, membutuhkan banyak sukarelawan sehingga PKI mengusulkan pembentukan angkatan kelima kepada presiden Soekarno yang terdiri atas kaum buruh dan tani yang dipersenjatai dan diberi pelatihan militer.

Hal tersebut tentu ditentang oleh pimpinan militer khususnya Angkatan Darat karena dikhawatirkan unsur ini akan disalahgunakan oleh PKI untuk merebut kekuasaan seperti peristiwa yang telah terjadi di Rusia dan RRC.

Situasi sebelum terjadinya G30S PKI sempat menimbulkan ketegangan antara Angkatan Darat dengan PKI. PKI beranggapan bahwa Angkatan Darat merupakan ancaman bagi mereka dalam upaya membangun negara komunis di Indonesia. Begitupun Angkatan Darat menganggap bahwa paham komunis sangat bertentangan dengan Ideologi Pancasila.

Baca Juga: Panduan Sukses Membuat Konten di YouTube: Tips dan Trik untuk Pemula

Isu Dewan Jenderal

PKI berupaya menyebarkan propaganda terkait isu Dewan Jenderal. Isu Dewan Jenderal merupakan isu yang dibuat oleh PKI untuk menuduh beberapa Jenderal TNI AD yang dicurigai akan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno pada Hari Angkatan Bersenjata yang jatuh pada tanggal 5 Oktober 1965.

Dengan dalih menyelamatkan Presiden Sukarno dan mencegah kudeta yang akan dilakukan oleh Dewan Jenderal, PKI melancarkan aksi G30S PKI tepat pada tanggal 30 September 1965.

Gerakan 30 September 1965

Pada 30 September 1965, Letkol Untung Syamsuri yang merupakan Komandan Batalyon Cakrabirawa berhasil menyusun rencana untuk melancarkan aksi penculikan terhadap para Jenderal TNI AD dengan mengerahkan pasukan Tjakrabirawa. Jenderal TNI AD yang menjadi target penculikan tersebut diantaranya :

1) Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani

2) Jenderal TNI A.H Nasution

3) Letjen TNI (Anumerta) S. Parman

4) Letjen TNI (Anumerta) R. Suprapto

5) Letjen TNI (Anumerta) M.T. Haryono

6) Mayjen TNI (Anumerta) D.I. Panjaitan

7) Mayjen TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo

Baca Juga: Soal dan Kunci Jawaban IPA Kelas 7 Halaman 26 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 1.12 Konversi Satuan

Dalam peristiwa ini, Jenderal A.H. Nasution berhasil melarikan diri dari penculikan yang dilakukan oleh pasukan Tjakrabirawa. Namun, Kapten (Anumerta) Pierre Andries Tendean yang merupakan ajudan Jenderal A.H. Nasution harus gugur bersama 6 Jenderal TNI-AD lainnya karena dirinya mengaku sebagai Jenderal A.H. Nasution kepada Pasukan Tjakrabirawa.

Pasukan Tjakrabirawa berhasil membawa 6 jenderal dan 1 perwira TNI-AD ke daerah lubang buaya. Seluruh petinggi TNI-AD berhasil dibunuh dan dimasukan ke dalam Lubang Buaya yang berada di kawasan Pondok Gede, Jakarta.

Tanggal 1 Oktober 1965, PKI melakukan siaran melalui Radio Republik Indonesia (RRI) terkait pengumuman susunan dewan revolusi. Dewan revolusi dinyatakan berhasil menggagalkan kudeta yang akan dilakukan oleh Dewan Jenderal. Pernyataan tersebut tertuang pada sebuah dekrit yang diberi nama dengan Dekrit No 1.

Baca Juga: GRATIS! 40 Link Twibbon Maulid Nabi 2023 atau 1445 H PNG dan JPG, Download Twibbonize Hari Ini

Penemuan dan pengangkatan jenazah Para Jenderal TNI-AD

Mayjen TNI Soeharto yang merupakan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) langsung menyimpulkan bahwa jenderal TNI telah diculik dan dibunuh.

Mengetahui hal tersebut, Soeharto langsung mengambil tindakan. Beliau menugaskan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo untuk menguasai kembali studio RRI dan Pusat Telekomunikasi. Tugas tersebut berhasil dilaksanakan tanpa adanya pertumpahan darah.

Selanjutnya, Soeharto mengerahkan pasukan TNI AD untuk mensterilkan daerah Halim Perdana Kusuma yang sempat diduduki oleh PKI pada tanggal 2 Oktober 1965. Di hari yang sama, pasukan TNI AD berhasil menemukan lokasi jenazah para jenderal dibunuh tepatnya di kawasan hutan karet, Lubang Buaya.

Tanggal 4 Oktober 1965, pengangkatan jenazah Para Jenderal TNI AD dari lubang Buaya dilaksanakan oleh Personel KKO AL di bawah komando Mayjen Hartono. Pengangkatan jenazah dari lubang yang berkedalaman sekitar 15 meter itu menghabiskan waktu sebanyak 4 jam dari pukul 11.00 WIB hingga 15.00 WIB.

Para perwira TNI AD yang gugur pada peristiwa G30S PKI diberi penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi. ***

Editor: Sauqi Romdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah