Mbah Wahab Pidato Kuda dan Gajah untuk Redakan Pertentangan Keberadaan Ansor di Awal Pembentukan

- 16 Juli 2022, 19:23 WIB
Mbah Wahab Pidato Kuda dan Gajah untuk Redakan Pertentangan Keberadaan Ansor di Awal Pembentukan
Mbah Wahab Pidato Kuda dan Gajah untuk Redakan Pertentangan Keberadaan Ansor di Awal Pembentukan /kominfo.jatimprov.go.id/

Kala itu terjadi pro-kontra di antara para peserta kongres perihal rencana pembatalan kepengurusan ANO yang telah dibentuk tiga tahun sebelumnya.

Baca Juga: Pesan Menyentuh Tata Janeeta Kepada Sang Suami AKBP Brotoseno Setelah Dipecat Dari Masa Dinasnya

Meski pembatalan itu tidak terjadi, namun masalah ANO tetap masih menyisakan persoalan untuk dibahas pada Kongres NU selanjutnya.

Hingga tiba Kongres NU ke-13 di Menes tahun 1938. Sebuah pidato dari KH Wahab Chasbullah, telah berhasil meredam perbedaan antara ANO dengan para kyai sepuh.

Sebagaimana dikutip dari nu.or.id, dalam pidatonya itu KH Wahab Chasbullah menyampaikan,

"So’al ta’ setoedjoenja (antipathie) sebagian dari fihak tetoea kepada ANO itoe, tidaklah boleh dibiarkan sadja. Sebab, perkara itoe tentoe ta’ akan ada habisnja. Sebagai tjontoh, maka sahabat2 dari K.N. Moehammad s.a.w. sewaktoe beliau mengadakan peperangan dengan orang2 Perzie, jang satoe dan lainnja ta’lah dapat memoelai akan peperangannja itoe, karena koeda2jang mendjadi kendaraannja beliau sahabat2 Nabi itoe tidaklah pernah mengenal gadjah, jang mendjadi toenggangannja bangsa Perzie, sehingga takoet kepadanja, dan begitoe poela sebaliknja. Tetapi setelah sahabat2 terseboet membeli gadjah, jg teroes dikenalkan dengan koeda2 baliau sehingga koeda2 ini ta’ takoet lagi kepada gadjah. Setelah itu mereka berangkat perang dan berhasil menakloekan bangsa Perzie. Djadi, kita memerloekan “gadjah”dan “koeda” sekaligoes. Toh, kedoeanja sama2 makan roempoet. Sebab itu kita koempoelkan mereka dalam satu kandang, jakni Nahdlatoel Oelama."

Baca Juga: KKB Kembali Tembak Tiga Warga Sipil di Nduga Papua, Korban Dilaporkan Meninggal

Dalam pidatonya tersebut, Mbah Wahab menegaskan, pertentangan yang terjadi antara para pengurus ANO dengan beberapa kyai adalah hanya karena kurang komunikasi dan belum saling mengenal saja.

Karenanya, jika keduanya mau saling menerima sebagai keluarga besar NU, maka akan menjadi keuntungan tersendiri bagi tujuan perkembangan NU.

Walhasil, dari pidato Mbah Wahab itu, ANO diterima secara luas oleh para kyai.

Halaman:

Editor: Khoirul Umam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x