Kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia Sangat Strategis Pulihkan Ekonomi Global

- 3 Juli 2022, 19:57 WIB
Kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia Sangat Strategis Pulihkan Ekonomi Global
Kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia Sangat Strategis Pulihkan Ekonomi Global /Instagram/@jokowi/

 

SUMENEP NEWS – Kunjungan Presiden Jokowi (Joko Widodo) ke Ukraina dan Rusia, 29-30 Juni 2022 lalu, dinilai pengamat sebagai langkah strategis dalam pemulihan ekonomi global.

Selain membawa misi perdamaian, kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia itu diharapkan membawa dampak bangkitnya perekonomian global yang kini terimbas akibat konflik perang dua negara itu.

Pada kunjungannya itu, Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga: Mengapa Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi Berbeda? Simak Penjelasannya

Baik di Kiev, Ukraina, dan di Moskow, Rusia, Presiden Jokowi menyampaikan pesan perdamaian serta pembicaraan membahas usaha memulihkan perekonomian global.

Strategisnya kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia tersebut, sabagaimana dilansir dari antaranews.com, disampaikan pakar perdagangan ekonomi dunia dan politik internasional Universitas Gadjah Mada (UGM), Riza Noer Arfani.

Dia menilai, kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia sangat strategis untuk pemulihan ekonomi global.

Baca Juga: Pahami Cara Pemotongan Hewan Kurban di Rumah Potong Hewan Pada Daerah Wabah atau Tertular PMK

"Kalau tidak ada langkah-langkah terobosan terhadap perang ini kemungkinan harga minyak akan terus naik bisa menimbulkan resesi global dan stagflasi. Menimbulkan fenomena inflasi yang tinggi dibarengi dengan kemandekan ekonomi," kata Riza di Yogyakarta, Sabtu, 2 Juli 2022.

 

Menurutnya, pemulihan ekonomi sudah digagas sejumlah pihak, termasuk negara anggota G-20 yang saat ini sangat terancam akibat konflik perang Rusia-Ukraina.

Jika perang itu berlangsung lama, akan sangat memengaruhi tiga bidang penting, yakni pangan, energi, dan bidang kesehatan.

Sebelumnya, pada Forum G-7 Presiden Jokowi telah menyampaikan masalah tersebut yang akan mengancam negara-negara berkembang.

 

Dampak perang Rusia-Ukraina, rantai pasok pangan terganggu, yang mengakibatkan melonjaknya harga-harga bahan pokok.

Selain itu, harga minyak juga bergejolak yang menimbulkan ketidakpastian harga energi global, sehingga berpengaruh pada negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Resep Sederhana Nasi Kebuli Kambing Istimewa, Bercita Rasa Gurih dan Harum, Cocok Olahan Daging Kurban

Di bidang kesehatan, perang itu juga memengaruhi distribusi vaksin, yang menghambat capaian vaksinasi global.

"Ada negara-negara berkembang, negara-negara menengah bawah yang capaiannya masih di bawah 50 persen. Ini sangat berat jika perang terus berlanjut tentu akan berpengaruh pada program-program terkait dengan obat untuk penanganan pandemi. Saya kira-kira makna kunjungan juga terkait ini," ujar Riza.

Lebih lanjut Riza mengungkapkan, bagaimanapun kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia memperlihatkan bahwa sinyal politik luar negeri Indonesia tetap menginginkan stabilitas di kawasan internasional.

 

Politik luar negeri Indonesia tetap menginginkan perdamaian sebagai tujuan utamanya.

Presiden Jokowi disebut sebagai juru damai yang tulus yang tidak memiliki kepentingan selain berharap agar mereka yang berkonflik segera berdamai.

Posisi itu, menurut Riza, berbeda dengan negara-negara besar dan negara-negara yang memiliki nuklir yang tergabung dalam aliansi militer yang syarat kepentingan.

Baca Juga: Tips Menghilangkan Jerawat Secara Alami dengan Cepat, 5 Menit Langsung Sembuh

"Turki pernah, Israel pernah, Prancis pernah tetapi mereka tidak genuine (tulus). Jadi, mereka memihak. Oleh karena itu, dipandang dari sisi Rusia mereka dianggap tidak netral. Kita dalam posisi yang netral dan sejak awal kita memiliki konsistensi sikap yang seperti itu," ujarnya.

Riza mengakui kunjungan memang tidak bisa menghadirkan perdamaian dengan segera, tetapi setidaknya mampu menurunkan tensi ketegangan.

Namun makna lain dari kunjungan Presiden Jokowi itu memitigasi dampak terhadap pemulihan ekonomi.

Dia optimistis bisa tercapai karena sudah ada beberapa inisiatif, misalnya akan dibukanya koridor untuk suplai pangan.

Koridor suplai pangan yang terkait dengan rantai pasok pangan ini, menurut dia, sangat penting karena Ukraina selama ini kehilangan akses ekspor.

"Hal ini saya kira yang mengganggu sektor pangan di dunia. Kalau nanti disepakati paling tidak ada pernyataan awal dari kedua belah pihak menggagas koridor terkait rantai pasok pangan, dan saya kira itu capaian yang besar dari Pak Jokowi. Kita tunggu juga yang menyangkut energi," ujar Riza. ***

 

 

 

 

Editor: Khoirul Umam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah