Buta Warna Parsial, Kenali dan Tes Mata Anda Apakah Mengidap Buta Warna Parsial atau Tidak

- 1 Juni 2022, 12:07 WIB
Berikut Macam-macam Buta Warna dan Jenis Buta Warna
Berikut Macam-macam Buta Warna dan Jenis Buta Warna /Pexels

SUMENEP NEWS - Baru-baru ini isu buta warna parsial menjadi familiar dibicarakan lantaran ada salah satu calon Bintara gagal lolos tes, yakni Fahri Fadilah.

Buta warna parsial merupakan penyakit mata dan anda perlu mengetahui apakah mata anda sehat atau jangan-jangan mengidap buta warna parsial.

Lantas bagaimana cara mengetahui buta warna parsial? Artikel ini akan menyajikan secara lengkap pengertian buta warna parsial dan cara melakukan tes.

Baca Juga: Masjid Pertama yang Dibangun oleh Nabi Muhammad SAW, Kilas Balik Sejarah Peradaban Islam

Buta warna parsial bisa mengganggu penglihatan anda. Susah membedakan jenis warna, bahkan juga bisa menjadi sebab gagal ikut tes seleksi Bintara.

Memiliki kesehatan mata tentunya menjadi dambaan setiap orang, oleh karena itu penting untuk merawat mata kita agar selalu sehat.

Jaga kesehatan mata anda agar penglihatan anda tetap normal tanpa bantuan apa pun, termasuk kaca mata.

Baca Juga: Link Download Poki Games Online, Dapatkan Ratusan Permainan Gratis

Buta warna parsial merupakan penyakit yang menyerang pada organ mata. Buta warna parsial bukan tidak dapat melihat warna sama sekali, tetapi hanya tidak dapat membedakan warna-warna tertentu.

Ada beberapa tes buta warna yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang memiliki buta warna atau tidak. Mari kenali bersama seputar buta warna parsial pada artikel berikut!

Buta warna parsial adalah ketidakmampuan seseorang membedakan warna tertentu.

Apa yang Dimaksud Buta Warna Parsial?

Buta warna parsial atau defisiensi penglihatan merupakan ketidakmampuan mata dalam membedakan corak warna.

Baca Juga: Bacaan Doa Pawang Hujan Islam Lengkap Arab, Latih, dan Artinya Bahasa Indonesia

Buta warna parsial bukan berarti tidak bisa melihat warna sama sekali, melainkan hanya terbatas pada warna-warna tertentu, misalnya merah-hijau atau biru-kuning.

Keterbatasan dalam membedakan warna ini jarang terjadi pada banyak orang sehingga perlunya pengecekan secara khusus dengan bantuan dokter.

Buta warna banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita, 1 dari 12 pria dapat mengalami buta warna sedangkan hanya 1 dari 200 wanita yang menderita buta warna.

Penglihatan Buta Warna Parsial

Penglihatan buta warna parsial kemungkinan besar terjadi akibat kurangnya pigmen warna dalam mata sehingga ada beberapa jenis warna yang tidak mampu ditangkap oleh mata.

Di dalam mata terdapat fotoreseptor berbentuk kerucut, yang mana kerucut tersebut berisikan pigmen-pigmen peka cahaya guna mengenali warna.

Baca Juga: Bacaan Doa Pawang Hujan Islam Lengkap Arab, Latih, dan Artinya Bahasa Indonesia

Masing-masing kerucut memiliki kepekaan terhadap cahaya merah, hijau, atau biru. Kerucut dapat mengenali warna dengan cara menangkap gelombang panjang yang masuk dalam mata.

Kebanyakan seseorang yang memiliki buta warna parsial susah membedakan warna merah-hijau dibandingkan biru-kuning. Di sisi lain, penderita buta warna parsial biru-kuning cenderung jarang terjadi dan jika terjadi dapat lebih parah dibandingkan penderita buta warna merah-hijau.

Hal ini disebabkan karena seseorang yang buta warna biru-kuning biasanya juga memiliki buta warna merah-hijau sehingga warna akan terlihat netral atau abu-abu.

Defisiensi penglihatan atau buta warna ini menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam membedakan warna yang masuk, bergantung pada tingkat kegelapan dan kecerahan warna tersebut. Defisiensi penglihatan atau buta warna juga dapat disebabkan oleh cedera atau penyakit.

Buta Warna tidak Bisa Melihat Warna Apa?

Secara umum, penderita buta warna tidak dapat melihat warna merah-hijau atau biru-kuning. Hal ini terjadi akibat hilangnya atau rusaknya satu atau lebih kerucut dalam retina mata.

Jenis buta warna paling umum adalah trikromasi anomali atau merah-hijau. Jenis buta warna merah-hijau terbagi menjadi empat jenis, yaitu:

Protanopia (red-blind), buta warna akibat seseorang tidak memiliki kerucut merah. Hal ini membuat seseorang susah membedakan warna merah.

Protanomali (merah-lemah), buta warna dengan masih adanya kerucut merah, tetapi hanya bisa melihat beberapa jenis warna merah tertentu.

Baca Juga: SPBU Kompak 56.694.16 Gayam Sumenep Kebal Hukum, Jual BBM Melebihi HET Tetap Aman

Deuteranopia (green-blind), buta warna akibat seseorang tidak memiliki kerucut hijau. Hal ini membuat seseorang susah membedakan warna hijau dengan warna lainnya.

Deuteranomali (hijau-lemah), buta warna dengan masih adanya kerucut hijau, tetapi hanya bisa melihat beberapa nuansa atau warna hijau tertentu.

Tes buta warna parsial dapat dilakukan dengan beberapa metode.

Seseorang dengan buta warna merah-hijau hanya akan melihat dunia sebagai hijau keruh dengan sedikit warna biru dan kuning. Cokelat, oranye, merah serta warna pucat akan susah ditangkap dan dibedakan.

Jenis buta warna kedua adalah biru-kuning. Buta warna biru-kuning jarang terjadi pada seseorang dan akan sangat menyulitkan untuk membedakan warna biru, hijau, kuning, serta merah. Jenis buta warna biru-kuning terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

Tritanopia (blue-blind), buta warna akibat seseorang tidak memiliki kerucut biru. Hal ini membuat seseorang susah menangkap dan membedakan warna biru.

Tritanomali (biru-lemah), buta warna dengan masih adanya kerucut biru, tetapi hanya bisa melihat beberapa nuansa atau warna biru tertentu.

Keenam jenis buta warna di atas berasal dari ketidakberfungsian salah satu dari tiga jenis kerucut pada mata. Meski begitu, kebanyakan orang dengan trikromasi anomali mampu beradaptasi dengan kehidupan normal.

Ada dua jenis buta warna lainnya, yaitu monokromasi achromatopsia dan tetrakromasi.

Seseorang dengan monokromasi achromatopsia tidak mampu melihat warna sama sekali dan hanya dapat melihat warna hitam-putih, seperti televisi zaman dulu.

Sedangkan, seseorang dengan tetrakromasi memiliki sensitivitas kerucut 100 kali lebih besar dibandingkan mata normal lainnya.

Tes buta warna parsial dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode-metode tersebut dapat dilakukan dengan bantuan dokter spesialis mata. Tes buta warna yang umum digunakan, antara lain:

Tes Ishihara

Tes ishihara digunakan untuk mengecek penderita buta warna merah-hijau. Bentuk tes ini berupa kartu dengan titik-titik yang memiliki warna dan ukuran berbeda-beda. Beberapa dari titik-titik tersebut membentuk satu atau dua digit angka.

Seseorang dengan mata yang normal akan dapat melihat angka tersebut, sedangkan seseorang dengan buta warna tidak dapat melihatnya.

Cambridge Color Test

Tes ini sangat mirip dengan tes ishihara, bedanya adalah tes ini menggunakan layar komputer. Seseorang akan diminta untuk mencari huruf “C” yang warnanya berbeda dari background warna aslinya. Huruf ini muncul secara acak dan seseorang perlu menekan salah satu tombol dari empat tombol yang disediakan jika melihat huruf tersebut.

Anomaloscope

Pada tes ini, seseorang akan melihat melalui kaca dan sebuah lingkaran. Setengah lingkaran berwarna kuning dan setengah lagi berwarna merah-hijau.

Orang tersebut perlu untuk menyamakan kedua potongan warna menjadi satu dengan kecerahan yang sama. Tes ini digunakan untuk mengecek buta warna merah-hijau.

Farnsworth-Munsell 100 Hue Test

Tes ini menggunakan balok-balok dengan gradasi warna yang berbeda. Orang tersebut hanya perlu menyusun warna balok dengan gradasi warna yang tepat. Metode ini digunakan untuk beberapa perusahaan yang memerlukan ketelitian dalam penggunaan warna.

Apakah Ada Obat untuk Buta Warna Parsial?

Apakah ada obat untuk buta warna parsial? Sejauh ini, belum ditemukan obat untuk buta warna parsial yang diturunkan.

Namun, bila penyebabnya adalah penyakit atau cedera mata, maka dapat dibantu dengan menggunakan kacamata khusus atau kontak lensa guna meningkatkan kemampuan penglihatan.

Baca Juga: KKN di Desa Penari Masih Tayang di Bulan Juni? Ini Durasi dan Sampai Kapan di Bioskop

Selain itu, banyak hal yang dapat dilakukan oleh orang buta warna parsial untuk menyesuaikan penglihatannya, misalnya dengan memberi label pada pakaian warna, mengingat urutan warna lampu lalu lintas, dan banyak lainnya. Perlu waktu, kesabaran, dan latihan supaya seseorang mampu beradaptasi dengan penglihatan mereka.

Buta warna parsial adalah ketidakmampuan seseorang dapat membedakan warna tertentu, misalnya merah-hijau atau biru-kuning. Buta warna dapat disebabkan akibat gen keturunan, penyakit, atau cedera mata. Banyak metode yang dapat dilakukan untuk mengetahui hal tersebut, seperti tes ishihara, anomaloscope, dan tes warna lainnya. Sejauh ini, belum ada obat untuk penderita buta warna, tapi melakukan konsultasi dengan ahli kacamata atau dokter ahli dapat membantu seseorang mendapatkan alat bantu penglihatan sehingga mampu beradaptasi dengan lebih baik.***

 

Editor: Saiful Bahri

Sumber: ciputrahospital.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah