Madrasah Alam Burangrang, Ihtiar dari Kaki Gunung Burangrang Lahirkan Generasi Soleh dan Solehah

- 29 April 2022, 06:00 WIB
Aktivitas pembelajaran di Madrasah Alam Burangrang di Jalan Mekartani, Kampung Baruahad, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.
Aktivitas pembelajaran di Madrasah Alam Burangrang di Jalan Mekartani, Kampung Baruahad, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. /DOK. MADRASAH ALAM BURANGRANG

Baca Juga: VIRAL Pengendara Motor di Bandung Diduga Dikeroyok Geng Motor

Dalam perjalanan kegiatannya, ada pengalaman yang menyentuh hatinya.

Suatu hari Iden mendengar percakapan antara orang tua dan anaknya.

Intinya, sang orang tua berkata pada anaknya itu, “Nak, jangan dulu sekolah, malu belum bayaran.”

Setelah mendengar percakapan tersebut, Iden lalu meminta kepada para guru agar tak menagih infak uang bayaran.

“Kartu infak tetap ada, namun tak menjadi harus ditagih. Jika pun ada uang bayaran, dipakai untuk operasional pendidikan. Hal terpenting adalah anak-anak harus tetap bisa bersekolah,” katanya.

Saat ini Madrasah Alam Burangrang mempunyai santri Raudhatul Atfal sebanyak 25 orang, Diniyah Taklimiyah Awaliyah (SD) 40 orang, Diniyah Taklimiyah Wustho (SMP) 15 orang, Diniyah Taklimiyah Ula (SMA) 3 orang, yang dibina oleh sekitar 15 guru.

Baca Juga: Sah, Bandung Punya Wali Kota Definitif Sisa Masa Bakti 2018-2023, Yana Mulyana: Prioritas Infrastruktur

Mereka para santri berasal dari kampung lingkungan sekolah, tetangga kampung, dari desa tetangga, serta dari luar kota.

“Khususon untuk santri Raudhatul Atfal, metode pengajarannya lebih ke arah bermain, belajar dengan gembira, adapun bisa membaca dan menulis itu adalah bonus,” tutur Iden Andi Gustara.

Halaman:

Editor: Khoirul Umam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah