Ekspedisi Sunan Kalijaga Temukan Api Abadi Mrapen Grobogan

- 17 Mei 2022, 06:00 WIB
Ekspedisi yang dipimpin Sunan Kalijaga menemukan sumber api abadi saat tiba di Mrapen yang kini dijadikan api pesta olahraga nasional
Ekspedisi yang dipimpin Sunan Kalijaga menemukan sumber api abadi saat tiba di Mrapen yang kini dijadikan api pesta olahraga nasional /instagram.com/@pencinta_awliya

SUMENEP NEWS – Ekspedisi yang dipimpin Sunan Kalijaga menemukan sumber api abadi saat tiba di Mrapen.

Saat rombongan Sunan Kalijaga tiba di Mrapen, mereka istirahat, lalu mencari sumber air minum, namun malah yang muncul sumber api.

Sejak itulah tempat istirahatnya ekspedisi Sunan Kalijaga itu disebut Mrapen, sumber api abadi.

Di lokasi lain barulah kemudian rombongan Sunan Kalijaga itu menemukan sumber mata air, lalu melanjutkan perjalanan ke Demak.

Baca Juga: Perbedaan Film KKN di Desa Penari Extended vs Uncut atau Cut? Simak Penjelasannya!

Sebelumnya, pada tahun 1503, Raden Patah oleh Prabu Brawijaya diangkat menjadi Bupati di Bintara Demak.

Bintara Demak mengalami kemajuan sangat pesat, pengaruhnya meluas hingga ke daerah Majapahit.

Beberapa bangsawan Majapahit kala itu sudah ada yang mulai memeluk Islam.

Sebagaimana dilansir dari dpad.jogjaprov.go.id, pada tahun 1509 Raden Patah diangkat sebagai Sultan Demak bergelar Panembahan Jimbun.

Seiring keruntuhan Kerajaan Majapahit tahun 1525, Kerajaan Demak menjadi kerajaan Islam di Pulau Jawa yang pengaruhnya sangat besar.

Baca Juga: Kecamatan Glenmore: Awal Cerita KKN di Desa Penari, Sejarah dan Unsur Gaib Peninggalan Sejarah Majapahit

Demak menjadi pusat pemerintahan, pusat niaga, serta pusat pendidikan dan penyebaran agama Islam.

Berdiri sebuah Masjid Agung yang ornamennya paduan budaya Islam dan budaya Hindu.

Ekspedisi pemboyongan proses pembuatan masjid dipimpin oleh Sunan Kalijaga.

Saat rombongan Sunan Kalijaga tiba di Mrapen, mereka istirahat, lalu mencari sumber air minum.

Tongkat Sunan Kalijaga ditancapkan ke tanah, namun setelah dicabut malah yang muncul sumber api yang tak dapat padam.

Sejak itulah tempat istirahatnya ekspedisi Sunan Kalijaga itu disebut Mrapen, sumber api abadi.

Di lokasi lain barulah kemudian rombongan Sunan Kalijaga itu menemukan sumber mata air dan meminumnya, lalu melanjutkan perjalanan ke Demak.

Baca Juga: Muncul Poster Film Horor KKN di Desa Penari versi Extended, Benarkah?

Setibanya di Demak, didapati ada barang yang tertinggal di Mrapen, yakni sebuah ompak atau alis tiang.

Sunan Kalijaga menyatakan bahwa ompak tersebut tak perlu diambil lag karena akan berguna kelak di kemudian hari.

Batu ompak itu dikenal dengan sebutan Watu Bobot.

Kompleks api abadi Mrapen terletak di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Lokasinya berada di tepi Jalan Raya Purwodadi-Semarang, berjarak 26 km dari Kota Purwodadi. Kompleks api abadi Mrapen merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api sehingga menciptakan api yang tidak pernah padam walaupun turun hujan sekalipun.

Baca Juga: Viral Film KKN di Desa Penari Versi Extended di TikTok dan Twitter, Kapan Tayang di Bioskop?

Banyak peristiwa besar mengambil api dari kompleks api abadi Mrapen sebagai sumber obornya, misalnya pesta olahraga internasional Ganefo I tanggal 1 November 1963.

Api abadi dari Mrapen juga digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON) mulai PON X tahun 1981, POR PWI tahun 1983 dan HAORNAS.

Selain itu, api abadi dari Mrapen juga digunakan untuk Api Dharma pada upacara Hari Raya Waisak umat Buddha di Indonesia.

Selain api abadi, di Mrapen terdapat pula kolam dengan air mendidih yang konon dapat dipergunakan untuk mengobati penyakit kulit.

Adapun batu bobot itu, konon apabila seseorang dapat mengangkatnya maka akan terkabul keinginannya. ***

Editor: Khoirul Umam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah