Baca Juga: Kasus Covid-19 Global Melonjak, WHO: Pandemi Belum Selesai, Terapkan Lagi Prokes
Mengetahui Raden Kian Santang tidak mampu melakuan tantanagan tersebut, akhirnya laki-laki tegap tersebut membaca basmalah dan dengan mudah mencabut tongkat itu.
Raden Kian Santang merasa heran, kenapa laki-laki tegap tersebut dengan mudah mencabut tongkat yang tertancap ke tanah, semenatara dirinya kewalahan melakukannya.
Setelah itu ada seorang yang kebetulan lewat di anatara mereka berdua, orang itu mengucap “Assalamu alaikum ya Sayyidina Ali”.
Mendengar itu, Raden Kian Santang baru sadar bahwa laki-laki tegap yang dengan mudah mencabut tongkat itu adalah orang yang sebenarnya ia cari, yaitu Sayyidina Ali.
Baca Juga: Odih Bersyukur Miliki Hunian Baru yang Dibangun Kodim 0611/Garut
Raden Kian Santang merasa malu dan mengurungkan niatnya mengajak perang Sayyidina Ali karena ia tak sanggup mencabut tongkat tadi, semenatara Sayyidina Ali dengan mudah melakukannya.
Akhirnya, Raden Kian Santang menetap di Mekah beberapa tahun untuk memperdalam Islam dan setelah itu baru kembali ke Pajajaran menyebarkan agama Islam.***