Asal dan Usul Ketupat yang Masih Saja Orang Belum Mengetahui, Simak Filosofi Ketupat Di Sini!

15 April 2024, 08:00 WIB
Asal dan usul atau filosofi ketupat yang masih saja belum ada yang mengetahui - cerita ketupat ini membuat orang ingin membacanya /Kontributor Pikiran Rakyat/Kholid/

SUMENEP NEWS - Apakah anda mengetahui, asal dan usul atau filosifi dari ketupat yang masih belum ada orang-orang yang tahu. 

Mungkin sekumpulan orang di luar sana hanya sebagian saja yang mengetahui asal dan usul atau filosofi ketupat itu sendiri.

Padahal asal dan usul atau filosofi ketupat itu sendiri menceritakan kisah yang begitu menarik untuk diketahui oleh orang-orang. 

Baca Juga: Tepati Janji! Iran Luncurkan 100 Rudal dan Drone ke Israel Usai Pejuangnya Dibunuh Zionis

Pada asal dan usul atau filosofi ketupat telah melibatkan perjalanan panjang sepanjang sejarah masyarakat Nusantara.

Diperkirakan ketupat telah ada sejak zaman pra-sejarah, dimulai dari praktik memasak nasi dalam daun-daun tumbuhan yang tersedia.

Akan tetapi, ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan asal dan usul ketupat secara lebih spesifik.

Salah satunya adalah teori yang mengaitkan ketupat dengan kepercayaan animisme di masa lampau.

Baca Juga: Bukit Tawaf Pagarbatu Sumenep 2024, Wisata Terbaik Paling Banyak Dikunjungi Saat Liburan Lebaran

Menurut teori ini, ketupat pertama kali dibuat sebagai persembahan kepada roh atau dewa-dewa, dengan harapan akan mendatangkan keberuntungan dan keselamatan bagi komunitas.   

Ketupat sudah ada sejak zaman Hindu-Budha, bahkan jauh sebelum ketupat menjadi bagian tradisi lebaran di Indonesia.

Di kalangan umat muslim, ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga abad ke-15. Rupanya, Sunan Kalijaga memaklumi benar dengan budaya masyakat di Pulau Jawa pada masa itu yang masih beragama Hindu-Buda.

Asimilasi budaya pun dilakukannya melalui ketupat. Akhirnya, kesakralan budaya ketupat dalam Hindu-Budha bergeser menjadi tradisi Islami.

Baca Juga: Wisata Bukit Tinggi Daramista Sumenep 2024, Lokasi dan Jarak Tempuh Bagi Wisatawan Pada Liburan Lebaran

Dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa, Sunan Kalijaga membudayakan istilah yang dikenal dengan Bakda (Ba’da) yang artinya "setelah".

Ada dua buah Bakda yang dibudayakannya, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Lebaran adalah saat Hari Raya Idul Fitri, di mana seluruh umat Islam diharamkan untuk berpuasa.

Sedangkan Bakda Kupat yaitu hari raya bagi orang yang melaksanakan puasa Syawal selama enam hari. Biasanya, Bakda Kupat dilaksanakan satu minggu setelah lebaran.

Adapun ketupat atau kupat, konon merupakan singkatan dari bahasa Jawa "ngaku lepat" yang artinya mengakui kesalahan.

Namun, ada juga yang mengatakan bahwa kupat merupakan singkatan dari "laku papat" atau empat tindakan.

Baca Juga: 13 Pantai Pacitan Viral dan Unik 2024, Pas Banget Buat Liburan Hari Raya Bersama Keluarga

Tradisi sungkeman yang sering dilakukan, menjadi implementasi dari ngaku lepat bagi masyarakat Jawa, bersimpuh di hadapan orang tua sambil meminta maaf atas berbagai kesalahan terdahulu.

Sedangkan laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan lebaran, empat tindakan tersebut adalah lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

Ketupat memliki beberapa filosofi. Pertama, mencerminkan beragam kesalahan manusia. Hal ini bisa terlihat dari rumitnya bungkusan ketupat.

Kedua mencerminkan kesucian hati. Biasanya untuk makan ketupat, kita harus membuka anyamannya terlebih dulu.

Setelah ketupat dibuka, maka akan terlihat nasi putih, hal ini mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.

Baca Juga: Link Ujian Kepekaan Google Form Di sini Gratis, Tes Seberapa Peka Kamu Pada Sesuatu

Ketiga mencerminkan kesempurnaan. Bentuk ketupat begitu sempurna dan hal ini dihubungkan dengan kemenangan umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak Idul Fitri.

Keempat, karena ketupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan, maka dalam pantun Jawa pun ada yang bilang “Kupat Santen“, kulo lepat nyuwun ngapunten alias "mohon maaf, saya salah".

Itulah sekilas pembahasan yang begitu singkat dan jelas dari asal dan usul atau filosofi dari ketupat untuk dibaca kembali oleh orang orang.***

Editor: Alif Iqbahtullah

Tags

Terkini

Terpopuler