Namun Baridin tetap bertekad menikahi Suratminah, cintanya tak tertahankan.
Baca Juga: Info Haji 2022: Bahasa Indonesia Makin Populer di Madinah
“Saya memang miskin, namun apa salahnya bila saya mencintai Suratminah?” ucap Baridin.
Hingga saatnya Baridin memberanikan diri, mengajak ibunya untuk meminang Suratminah.
Menemui Suratminah dan bapaknya, Baridin menyampaikan maksud hatinya.
Tapi, bukan sambutan hangat yang didapat, melainkan hinaan dan cacian yang diterima oleh Baridin dan ibunya.
Penolakan Suratminah dan bapaknya itu penuh makian hebat dan hinaan luar biasa.
Meninggalkan rumah Suratminah, Baridin membawa luka kesedihan teramat dalam, dan kemarahan.
Sakit hati diperlakukan Suratminah, obsesi cinta Baridin sampai pada jalan yang sesat.
Dia terjerumus melakoni lelaku tak benar, yakni ngelmu ajian kemat jaran goyang.