Abmas dan KKN ITS Tingkatkan Kualitas Kemasan Produk UKM Pengolah Ikan Laut di Madura

20 Oktober 2023, 15:55 WIB
Abmas dan KKN ITS Tingkatkan Kualitas Kemasan Produk UKM Pengolah Ikan Laut di Madura /Sauqi Romdani/Sumenep News

SUMENEP NEWS - Desa Branta Pesisir di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, yang terletak di pesisir laut selatan Madura, dikenal sebagai daerah yang memiliki potensi besar di sektor perikanan. Warga desa ini aktif dalam memasarkan berbagai produk ikan, termasuk ikan segar, ikan kering, dan olahan ikan. Salah satunya adalah UKM Dinny Home Industry.

Walau sudah berkecimpung dalam bisnis ini sejak tahun 2010 dan memproduksi ikan krispi dari berbagai jenis ikan, serta rambak kulit ikan, UKM Dinny masih menghadapi kendala terkait desain kemasan produk mereka yang dinilai kurang bersaing.

Umumnya, produk-produk dari UKM Dinny dijual dalam kemasan generik berupa plastik transparan dengan label sederhana, yang seringkali mirip dengan produk dari pesaing mereka.

Baca Juga: Shopee 11.11 Big Sale Gandeng JKT48, Dongkrak Transformasi Bisnis Brand Lokal dan UMKM

Situasi ini menciptakan kebingungan di kalangan konsumen dan menghambat kemampuan produk-produk UKM Dinny untuk bersaing secara efektif di pasar.

Dalam wawancara dengan pemilik UKM Dinny, terungkap bahwa masalah desain kemasan adalah salah satu masalah utama yang perlu diatasi, mengingat pentingnya kemasan dalam membentuk citra merek UKM, terutama dalam persaingan ketat di pasar.

Kehilangan daya saing akibat kemasan yang kurang menarik juga membuat UKM Dinny merasa tidak percaya diri saat memamerkan produk-produk mereka di festival dan acara kuliner.

Baca Juga: Fungsi Statistika Dalam Kehidupan Sehari Hari Meliputi Ekonomi, Bisnis dan Keilmuan

Produk-produk mereka sering kali terabaikan oleh pengunjung atau tenggelam di antara berbagai produk dari UKM lainnya.

Untuk mengatasi masalah ini, tim dosen dan mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Surabaya meluncurkan program Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Mereka memberikan solusi dalam bidang desain komunikasi visual (DKV) dengan fokus pada mendesain ulang kemasan produk. Program ini mencakup pembuatan desain kemasan yang lebih menarik, kompetitif, serta media promosi cetak dan digital. Kegiatan ini dilakukan mulai bulan Juni hingga Oktober 2023.

Tim pengabdi terdiri dari dosen DKV ITS seperti Sayatman, Nugrahadi Ramadhani, Yurif Setya Darmawan, Bambang Mardiono Soewito, dan Didit Prasetyo, serta dibantu oleh mahasiswa yang sedang menjalani KKN.

Baca Juga: JKT48 Curi Perhatian Setelah Tampil di Iklan Shopee 11.11 Big Sale

Mereka tidak hanya mendesain ulang kemasan, tetapi juga menghasilkan media promosi seperti banner, iklan cetak, kaos, dan kartu nama untuk memperkenalkan produk dan kemasan baru ini. Pemilik UKM Dinny juga mendapat panduan untuk mengelola katalog digital produk dengan kemasan baru melalui platform Whatsapp Business mereka.

Kegiatan ini memiliki signifikansi penting karena mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja yang layak, selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-8.

Naufan Noordyanto, S.Sn., M.Sn., ketua tim Abmas, berharap bahwa program Abmas ini dapat membantu pemulihan ekonomi pelaku UKM, terutama pasca pandemi COVID-19.

Ia menjelaskan bahwa program ini merupakan aplikasi nyata dari ilmu DKV yang berfokus pada kontribusi desain dalam membawa dampak sosial-ekonomi bagi masyarakat.

“Kegiatan ini adalah wujud penerapan keilmuan DKV, yang berfokus pada kontribusi desain dalam memberikan dampak sosial-ekonomi bagi masyarakat”, jelas dosen di Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) ITS yang menjadi penerima Habibie Prize 2022 di bidang kebudayaan ini.

Baca Juga: Tips Negosiasi dalam Berkomunikasi: Kunci Sukses dalam Bisnis dan Kehidupan

Norma Lilis, pemilik UKM Dinny, merasa senang dan bersyukur atas bantuan yang diberikan dalam mengembangkan desain kemasan produknya dan media promosi pendukung produknya.

Ia menyatakan bahwa kemasan dan media tersebut dapat segera digunakan dalam proses produksi mereka atau digunakan untuk mempromosikan produk mereka di festival kuliner dan pasar bazaar di masa depan.

Melalui kerja sama ini, informasi yang dikumpulkan melalui observasi dan diskusi dengan UKM Dinny digunakan untuk menentukan Unique Selling Proposition (USP) produk. UKM Dinny, yang berfokus pada camilan asal Pamekasan, menekankan bahwa produk mereka terbuat dari bahan baku ikan hasil tangkapan nelayan lokal.

“Karena itu, gambar utama pada kemasan baru yang didesain adalah para nelayan dan istri (dengan pakaian etnik Madura) yang berbahagia telah menangkap ikan di atas sampan atau perahu jenis Madura yang akan berlabuh”, papar Naufan.

Produk ini menawarkan cita rasa khas makanan pesisiran Madura yang gurih dan renyah, dengan kemasan praktis yang siap dinikmati. Dengan berfokus pada elemen ini, gambar utama pada desain kemasan baru mencerminkan nelayan dan istri mereka yang berbahagia saat menangkap ikan di atas perahu jenis Madura.

Kemasan produk yang dihasilkan mencakup varian ikan krispi dari berbagai jenis ikan (seperti ikan beloso, lidah, flathead, dan belut laut) yang divisualisasikan di permukaan kemasan. Selain itu, terdapat varian rambak kulit ikan dalam rasa original tanpa tepung dan lapis tepung.

Kegiatan ini menunjukkan komitmen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk menjalankan peran dan tanggung jawabnya dalam tiga pilar utama, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tujuannya adalah memberdayakan UKM di wilayah Jawa Timur serta mendukung pembangunan sektor perikanan dan kelautan di daerah tersebut.

Editor: Sauqi Romdani

Tags

Terkini

Terpopuler