C : Lemah Syahwat ,ibarat aku tanpamu . Lebih bak aku terurai oleh decomposer jika tak ada kamu. Kau mengingatkan aku, akan sesuatu yang keluar dari..
A : Gerombolan cabe-cabean, hah..? kurang ajar beraninya bilang gue cabe-cabean . Gue itu terong-terongan tauu. Terong terongan yang..
S : Puaanjang..Bulat..Buesarr.. haa,,itulah bentuk kenthongan yang aa di Masjid pondokku. Ketika dipukul, nyaring sekali bunyinya. Apalagi kalau dipukul dengan..
C : Kepalaku, itulah tempatku menyimpan memori-memori tentangmu . Gelombang senyummu terpaku pada neuronku. Raut mukamu penuh energi, matamu memancarkan cahaya . Bibirmu berkarisma, Gigimu..
A : Penuh dengan binatang peliharaanku. Ada banyak dirumah, ada hamster, ular, anjing, kucing, monyet , simpanse, orangutan
S : Ciswanto, Aceng, Triyanto dan pakwo. Mereka semua adalah kawanku di pondok pesantren. Oh kawanku, maaf apabila puisi ini tidak sopan . Karena saya bukan muridnya Kahlil Gibran. Namun aku hanya anak pondokan yang berusaha mempertahankan keimanan.
***