Pada Secangkir Kopi Gayo - Puisi Puisi JAMALUDIN GmSas

- 25 November 2022, 13:00 WIB
Pada Secangkir Kopi Gayo merupakan kumpulan puisi JAMALUDIN GmSas penyair asal Pemalang sekaligus mahasiswa S2 di UIN SAIZU Purwokerto/ilustrasi
Pada Secangkir Kopi Gayo merupakan kumpulan puisi JAMALUDIN GmSas penyair asal Pemalang sekaligus mahasiswa S2 di UIN SAIZU Purwokerto/ilustrasi /Foto: Clay Banks/Unsplash/

Pada Secangkir Kopi Gayo

Pada secangkir kopi gayo yang kaupesan,
ada doa-doa yang meresap ke dalam.
Dulu, mantra siti kewe selalu dizikirkan
pada saat harapan mulai ditancapkan.

Pada secangkir kopi gayo yang kaupesan,
ada kehangatan kasih sayang.
Dulu, pohon-pohon kopi dirawat dan dijaga
layaknya anggota dalam keluarga.

Pada secangkir kopi gayo yang kaupesan,
ada kematangan yang mesti diperhatikan.
Tak ada satu pun kopi hijau yang boleh
dipetik, untuk menyusuri jalanan panjang.

Pada secangkir kopi gayo yang kaupesan,
ada perjuangan pada setiap kejadian
: dari mulai ulat bulu, cuaca yang tidak tentu,
dan medan-medan curam yang harus ditaklukkan.

Pada secangkir kopi gayo yang kaupesan,
ada kebahagiaan yang harus dirayakan.
Dulu, orang-orang menari girang
bersama alunan alu yang menabrak lumpang.

Pada secangkir kopi gayo yang kaupesan,

ada hidup yang senantiasa harus murup.
Dulu, matahari tak boleh sedikit pun padam
saat kopi-kopi mulai dijemur di pelataran.

Pada secangkir kopi gayo yang kaupesan,
ada peristiwa yang harus digerus halus
sebelum lebur dengan air dan masuk ke dalam cangkir
—sehingga kau mampu mensyukuri segala takdir.

Al Ikhsan, 2022

Baca Juga: Mengenal Soleh, Kucing Dirjen Pajak sebagai Penyuluh Ahli Meow, Ini Tugasnya!

Keinginan

Disuruh hidup
tidak mampu.
Disuruh mati
tidak mau.

Al-Ikhsan, 2022

Nasib

Di atas bumi yang sama,
di dalam genggaman
kesunyian yang berbeda—
aku dan kamu bisa apa?

Al-Ikhsan, 2020

Baca Juga: Contoh Teks Argumentasi Bahasa Jawa Tema Lingkungan untuk Tugas Sekolah Singkat

Terbenam

Apakah masa lalu telah berubah wujud
menjadi makhluk lain
yang besar, hitam, dan mengerikan;
padahal baru beberapa bulan lalu
ia terlihat mungil, indah, dan menggemaskan.

Bayangan itu lama-lama memanjang,
melebar, dan sangat menakutkan.

Aku berlari kencang seperti kucing
yang terkadang berhenti, mengintip
ke belakang, dan kemudian lari lagi,
karena masih ada sesuatu di belakang
yang seperti mengejar garang.

Aku turuni mega-mega,
menampik warna senja-merah fana,
meluncur ke palung cakrawala,
mendarat di relung jiwa

—Aku ingin terbenam.

Al Ikhsan, 2022

Baca Juga: Kirim Tulisan

Biografi Penulis
JAMALUDIN GmSas— adalah nama pena dari Jamaludin. Lahir di Pemalang, 20 Juli. Ia adalah mahasiswa pascasarjana UIN SAIZU Purwokerto sekaligus santri di Pondok Pesantren Al Ikhsan Beji,
Banyumas. Laki-laki pecinta kopi ini puisi-puisinya pernah disiarkan di lokal, nasional dan internasional. Facebook: Jamaludin GmSas. Instagram: @jamaludin-gmsas. Email: [email protected]. WhatsApp: 085601885058.

Editor: Sauqi Romdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Puisi Akrostik Nama Cinta

5 Mei 2024, 20:30 WIB

Puisi Akrostik Nama Mimpi

5 Mei 2024, 20:00 WIB

Terpopuler

Kabar Daerah