Contoh Puisi Berantai 3 Orang Lucu dan Ngakak, Yuk Simak Penjelasannya Di sini

23 Mei 2024, 13:30 WIB
contoh puisi berantai 3 orang lucu dan ngakak yang pastinya kamu senang untuk memenuhi tugas yang diberikan atau disampaikan oleh guru di sekolah /Puslapdik

SUMENEP NEWS - Berikut contoh puisi berantai 3 orang lucu dan ngakak yang pastinya kamu senang untuk memenuhi tugas yang diberikan atau disampaikan oleh guru di sekolah.

Naskah contoh puisi berantai 3 orang lucu sudah disediakan secara lengkapnya ini agar nantinya kamu justru tertawa dengan teks ini.

Untuk itu, bagi para siswa yang mendapatkan tugas untuk membuat puisi berantai maka bisa menggunakan contoh tiga ini.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini adalah contoh puisi berantai 3 orang lucu, ngakak, dan pastinya tertawa terpingkal pingkal.

Baca Juga: Contoh Puisi Berantai 3 Orang Tentang Cinta, Santri, Guru, Pahlawan, Burungku, Orang Tua Hingga Teman

Pengertian Puisi Berantai dan Cara Membuatnya

Puisi berantai adalah bentuk kolaboratif dalam penulisan puisi yang melibatkan beberapa penulis yang saling bergantian menambahkan bait atau baris baru agar terlihat panjang dengan memilih diksi yang bagus.

Setiap penulis biasanya melanjutkan dari baris terakhir yang ditulis oleh penulis sebelumnya, menciptakan aliran yang berkelanjutan dan sering kali tak terduga. Terkadang makna yang disampaikan pun menyeluruh.

Bentuk puisi ini memungkinkan berbagai gaya, suara, dan perspektif untuk bertemu dalam satu karya, menghasilkan sebuah komposisi yang kaya, beragam, estetik dan juga sangat menarik untuk dibacakan.

Baca Juga: Contoh Puisi Berantai 3 Orang Tentang Cinta, Santri, Guru, Pahlawan, Burungku, Orang Tua Hingga Teman

Keunikan puisi berantai terletak pada interaksi kreatif antarpenulis, yang masing-masing membawa imajinasi dan interpretasi mereka sendiri terhadap tema yang sedang dibahas.

Proses penulisan puisi berantai juga memerlukan kepekaan dan keterampilan mendengarkan antarpenulis. Tidak hanya itu, puisi berantai ini juga penulis satu dan lainnya harus memiliki kepekaan pada pemilihan diksi yang baik dan tepat

Setiap penulis harus mampu memahami dan menghargai arah dan nada yang telah ditetapkan oleh penulis sebelumnya, sambil menambahkan sentuhan pribadi mereka.

Ini sering kali mengarah pada terciptanya hubungan yang lebih mendalam antara penulis, serta penghargaan yang lebih besar terhadap berbagai gaya dan teknik dalam penulisan puisi.

Selain itu, puisi berantai bisa menjadi cara yang efektif untuk mengatasi kebuntuan kreatif, karena penulis tidak bekerja sendiri dan selalu memiliki rangsangan baru dari kontribusi rekan-rekan mereka.

Baca Juga: 5 Contoh Puisi Perpisahan Sekolah SD 2024 Keren, Membuat Hati Tersentuh : Ucapan Terima Kasih Guruku

Dalam konteks modern, puisi berantai semakin mudah dilakukan berkat teknologi digital dan media sosial. Hal tersebut sangat membantu agar puisi berantai ini tercipta dengan menarik dan estetik.

Platform seperti Google Docs, forum penulisan, dan grup media sosial memungkinkan penulis dari berbagai belahan dunia untuk berkolaborasi secara real-time atau asinkron.

Hal ini tidak hanya memperluas jangkauan kolaborasi tetapi juga memperkaya karya yang dihasilkan dengan pengaruh budaya dan bahasa yang beragam.

Puisi berantai di era digital menjadi bentuk seni yang dinamis, menggabungkan tradisi literatur dengan inovasi teknologi, dan mencerminkan semangat kolaboratif zaman sekarang.

Contoh Puisi Berantai

Asnawy: Seorang yang Jatuh Cinta

Umar : Pedagang Pentol/Bakso

Sofan : Pengasuh Bayi

Asnawy : Saya akan membacakan puisi yang berjudul “ BUNGA HATIKU BUNGA HATIMU ” untuk gadisku yang manis.

Umar : Saya akan membacakan puisi yang berjudul “ PENTOL BAKSOKU SEMANGAT HIDUPKU ”

Sofan : Dan Saya akan membacakan puisi yang berjudul “ CINTA KASIH PERAWAT BAYI ”


Asnawy : “ Aku punya pacar yang sangaaat cantik…, rambutnya…, matanya…, tingginya…, bodinya…, mirip dengan …”

Baca Juga: Contoh Puisi Perpisahan Sekolah Paling Sedih untuk Guru, Teman, dan Wali Kelas

Umar : Tukang pentol, membawa pentol keliling kampung demi sesuap nasi. Pentol bakso merupakan bagian hidupku. Tanpa bakso hidupku tak berarti .Semua jenis bakso kujual. Dari pentol kecil, pentol sedang, sampai pentol . . .

Sofan : Bayi, Kau tersenyum padaku ketika aku menggendongmu siang itu. Dengan hati-hati kurawat dirimu seperti merawat . . .

Umar : Gerobak pentol, sungguh besar jasamu. Berkat dirimulah aku mampu menjajakan . . .

Asnawy : Cinta, suatu anugrah terindah bagiku. Tiada makna hidup tanpa adanya cinta. Karna cinta itu bisa membuat . . .

Sofan : Bayi menangis, apabila bayi menangis aku harus segera menenangkannya dengan cara menyanyikan lagu . . .

Umar : Pentol! Pentol! Bakso! Bakso! Begitulah caraku menjajakan bakso setiap hari.Hujan dan panas tak menjadi penghalang.Oh pentolku . . .

Asnawy : Aku cinta padamu, saat ini aku ingin membelaimu lembut, membelai rambutmu yang indah. Wajahmu yang cantik bagaikan . . .

Umar : Daging giling, adalah salah satu bahan pembuat bakso yang sangat penting. Sebelum daging dimasukkan terlebih dahulu adonan wajib diberi . . .

Sofan : Kotoran-kotoran Bayi… adalah hal yang paling menjengkelkan bagiku. Setiap hari tugasku merawat bayi-bayi titipan orang tua. Setelah bayi-bayi itu kumandikan, langsung saja . . .

Umar : Ku Aduk-aduk dengan sekuat tenaga… ku pukul-pukul dengan keras agar adonan itu menjadi lembut. Kemudian adonan itu ku masukkan ke dalam . . .

Asnawy : “ Mulut Pacarku…, menghembuskan hawa segar odol Pepsodent, hidungnya yang mancung…, bibirnya yang ranum…, ingin sekali aku mengecup . . .

Baca Juga: Arti Makna Lirik Puisi Jikustik Viral Hari Ini, Ada Pesan Khusus Buat Kamu

Sofan : Pantat Bayi…, merupakan bagian tubuh bayi yang sensitif. Sebelum pantat bayi kubedaki, terlebih dahulu wajib . . .

Umar : Ku Jilati…, ku cicipi adonan pentol itu, barang kali kurang gurih ku tambah dengan margarine…, apabila kurang asin ku tambah dengan . . .

Asnawy : “ Lipstick…, Bedak…, dan parfum pacarku…, selalu mengingatkanku di kala aku sedih, wajah pacarku membuat aku susah tidur, apalagi kalau dia memakai . . .

Sofan : Pampers…, adalah alat yang dapat menahan ompol bayi. Agar bayi bisa tertawa dan tetap sehat, ku ambilkan . . .

Umar : Pisau dan sendok, membantuku dalam membentuk adonan menjadi pentol. Agar hasilnya lebih cantik ku masukkan adonan itu ke dalam . . .

Asnawy : Celana pacarku, berwarna biru dan bajunya yang berwarna putih membuat dia terlihat begitu menawan. Sering kali aku bertanya, bolehkah aku . . .

Sofan : Mik Cucu Mik Cucu…, itulah kata-kata yang diucapkan bayi ketika haus. Agar bayi itu tenang langsung saja ku gendong, kemudian ku letakkan ke dalam . . .

Umar : Air yang mendidih, membuat pentol menjadi kenyal. Setelah masak, kusimpan di . . .

Sofan : Popok bayi, bila adik kecil pipis aku harus menggantinya dengan popok . . .

Asnawy : Pacarku, begitu merdu suaranya. Setiap kali dia bernyanyi aku serasa ingin . .

Sofan : Buang Air Besar, sudah 3 kali adik kecil BAB dalam satu hari ini. Mungkin karena kemarin aku memberinya . . .

Umar : Pentol . . .oh pentol, sekarang aku dalam keadaan merugi karena pentolku tak laku lagi. Ku renungi nasib pentolku yang . . .

Asnawy : Dimabuk cinta, Kita sama-sama tertawa bahagia dengan penuh kasih sayang. Ku usap keningmu dengan . . .

Umar : Sumbu kompor, karena sumbu kompor sudah habis aku hanya berkata . . .

Asnawy : Sayangku tidurlah dan mimpilah yang indah. Aku akan menjagamu dan . . .

Sofan : Jangan nakal lagi, karena dapat merugikan dan akan membahayakan . . .

Umar : Kuah pentol, akan lebih gurih bila dicampur . . .

Asnawy : Bedak pacarku, kini tinggal sedikit dan hampir habis. Aku harus segera membelikannya . . .

Sofan : Susu, kuberikan pada bayiku agar dia tumbuh sehat dan kuat . . .

Umar : Berjualan pentol, adalah rutinitas yang harus kujalani agar . . .

Asnawy : Terlihat romantis dan penyayang, adalah tindakanku untuk mencintai dan dicintai. Saling mengerti adalah kunci dari cinta antara aku dan . . .

Sofan : Majikanku, kini telah pulang dan menanyakan keadaan . . .

Umar : Pentol, oh pentol. Aku Cuma bisa berkata . . .

Asnawy : Sayangku, tidurlah. Aku berjanji . . .

Sofan : Akan menjaga . . .

Umar : Baksoku . . .

Asnawy : Aku serahkan hatiku kepadamu. Biarkan ku kecup . . .

Umar : Panci yang penuh dengan pentol, kini telah . . .

Sofan : Tiba waktunya untuk . . .

Asnawy : Aku dan Pacarku . . .

Umar : Berjualan pentol lagi . .

***

Editor: Sauqi Romdani

Tags

Terkini

Terpopuler