Pelaksanaan Pendidikan Rintisan Awal Masa Rasulullah Saw Di Makkah - Muhammad Nur Faiz

- 12 Desember 2022, 13:15 WIB
Soal Agama Islam Kelas 4 SD Semester 2 dan Jawabannya 2022, Contoh Soal PAT UKK UAS PAI Kelas 4 Terbaru
Soal Agama Islam Kelas 4 SD Semester 2 dan Jawabannya 2022, Contoh Soal PAT UKK UAS PAI Kelas 4 Terbaru /PIXABAY

Abstrak: Artikel ini membahas bagaimana pendidikan Islam berubah sejak dini, khususnya pada masa pemerintahan nabi Muhammad. Pada masa Nabi Muhammad SAW, pendidikan Islam diajarkan secara lugas dan terfokus pada penduduk setempat. Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah dan rahmatan lil 'alamin bagi orang-orang yang mengharapkan keanggunan dan hari kiamat adalah sebagai salah satu guru penting dalam ranah pendidikan Islam. Bisa jadi orang awam tidak akan mampu melakukan keajaiban luar biasa mentransformasi ilmu pengetahuan, spiritualisme, dan menginternalisasi nilai-nilai dan tuntunan emosional Nabi Muhammad. Tahap pembinaan pendidikan Islam tahap awal dan tahap Mekkah merupakan pelaksanaan pembinaan pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW.

Katakunci: pendidikan islam di mekkah

PENDAHULUAN

Karena manusia merupakan subjek utama pendidikan sekaligus objek utamanya, maka pendidikan pada dasarnya telah ada sejak manusia diciptakan. Padahal, pendidikan mutlak diperlukan bagi manusia karena manusia tidak akan dapat mengembangkan dan menyempurnakan kebudayaannya tanpa itu. Akibatnya, dapat dikatakan bahwa salah satu syarat mendasar untuk mempertahankan dan meningkatkan budaya manusia adalah akses ke pendidikan. Pendidikan, sebaliknya, bertujuan untuk mengadaptasi dan mengembangkan budaya baru secara proporsional dan dinamis selain hanya sekedar menjaga dan melestarikan budaya. Ketika datang untuk menciptakan kehidupan sosial dan menempatkan orang secara tepat dalam kehidupan mereka, pendidikan memainkan peran yang sangat penting dan strategis.[1]

Pendidikan merupakan proses yang selalu dialami oleh setiap manusia untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri individu. Manusia dan pendidikan merupakan dua hal yang sangat berkaitan. Manusia, sebagai makhluk yang memiliki dimensi jasmani dan rohani, dapat dididik. Hal ini karena manusia dianugerahi Allah dengan alat-alat seperti pendengaran, penglihatan, dan qalb, yang digunakan untuk memahami sesuatu. Dia harus melakukan segala daya untuk memenuhi tanggung jawabnya dan mencapai tujuannya di dunia ini. Selain itu, pendidikan sangat penting untuk pembangunan secara keseluruhan. Pendidikan selalu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan masyarakat dan berfungsi sebagai kekuatan motivasi untuk mencapai tujuan.[2]

Menurut buku An-Nadvi Maa Dza Khasira al-'Alam bi Inhithath al-Muslimin, dunia seperti dihantam gempa dan tsunami dahsyat saat Islam diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Selain itu, ribuan rumah diratakan dengan tanah, tembok runtuh, tiang penyangga bangunan miring atau bergeser dari posisinya, atau rumah-rumah terpencar, kaca jendela dan pintu pecah, dan mayat bergelimpangan. Dzahara al-fasad fi al-barr wa al-bahr, kesesatan yang nyata (dlalalin mubin), kegelapan hati (fi zulumat), permusuhan ('ada'an), di ambang api neraka (ala syafa hufratin min al- naar), jahiliyah (kebodohan), dan sebagainya adalah beberapa cara Al-Qur'an menggambarkan kehidupan manusia pada masa itu.[3]Ungkapan ini menggambarkan adanya sistem keimanan, ibadah, dan akhlak yang pada akhirnya berujung pada runtuhnya sistem sosial, politik, ekonomi, dan pendidikan. Selain itu, orang Badui Arab (pengembara) disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai orang yang lebih fasik dan munafik karena berpotensi mengabaikan aturan dan peraturan. Oleh karena itu, penting untuk dicatat bahwa ketidaktaatan terhadap aturan dan peraturan adalah salah satu makna kekafiran.[4]Nabi Muhammad SAW menghadapi tantangan untuk meningkatkan sistem pendidikan Islam yang efektif dengan memperhatikan keadaan tersebut di atas untuk mencapai keberhasilan sebagai manusia.[5]

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW membekali Allah SWT dengan sifat dan materi kepribadian khusus berupa Alquran. Nabi Muhammad SAW adalah orang yang suka memikirkan lingkungan alam dan masyarakat di sekitarnya. Dia juga dulu selalu belajar di sekolah yang tidak berdinding. Padahal, seseorang hanya bisa menjadi pendidik yang sukses jika memiliki kepribadian yang mulia dan terhormat serta keinginan untuk belajar. Tidak dapat disangkal bahwa Nabi Muhammad berhasil dalam sistem pendidikan Islam karena diangkat menjadi rasul sejak lahir hingga wafatnya—hanya sekitar 23 tahun secara kronologis. Namun, dalam waktu kurang dari seperempat ratus tahun, Nabi Muhammad SAW telah berhasil membangun kerangka pusat dengan kualitas dan kuantitas yang tidak biasa. Menurut data sejarah yang dikumpulkan sembilan tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, ada kurang lebih 114.000 sahabat yang juga berstatus pelajar.[6]

Konsekuensi dari pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW harus terlihat dari kemampuan hasilnya, khususnya santri yang luar biasa, kemudian santri dari jodoh selanjutnya khususnya tabi'in, yang banyak di antaranya adalah ahli di bidang pendidikan. ilmu yang membawa Islam ke pintu zaman yang cemerlang.[7]Sejarah pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW di Mekkah dan Madinah harus dikisahkan kembali untuk dijadikan bahan perbandingan, gagasan, dan gambaran strategi keberhasilan implementasi sistem pendidikan Islam di kemudian hari dan saat ini. Kemudian dalam sistem persekolahan pada masa Nabi Muhammad SAW terdapat siklus pembelajaran yang tidak dapat dibedakan dari beberapa bagian pembelajaran yang satu sama lain saling terkait baik secara hipotetik maupun esensial, untuk lebih spesifiknya tujuan pendidikan Islam, guru, siswa, bahan ajar. , metodologi pembelajaran, penilaian, dan pembiayaan sekolah.

KEADAAN MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM SAMPAI FASE AWAL ISLAM

Halaman:

Editor: Sauqi Romdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x