3 Contoh Essay Tentang Diri Sendiri PDF Singkat, Bisa Untuk Referensi Pengajuan Beasiswa Unggulan

1 November 2022, 19:58 WIB
contoh essay tentang diri sendiri PDF /Pexels.com/

SEMENEP MEWS - Berikut contoh essay tentang diri sendiri PDF singkat, bisa untuk referensi pengajuan beasiswa unggulan.

Berbagai contoh essay tentang diri sendiri PDF dan singkat digunakan untuk berbagai kepentingan, bisa untuk pengajuan beasiswa unggulan, bisa untuk melamar pekerjaan, atau untuk menyelesaikan tugas sekolah.

Lampiran contoh essay tentang diri sendiri PDF dalam artikel hadir untuk Anda yang mencari referensi guna beasiswa unggulan dan untuk tugas sekolaj dengan tulisan singkat.

Beberapa contoh essay tentang diri sendiri PDF hadir dalam bahasa Indonesia singkat dan dapat di download pada link di akhir artikel.

Baca Juga: Link Streaming Timnas Indonesia vs Moldova dan Prediksi Pemain

Essay ini terbilang penting dalam pengajuan beasiswa karena pada akhirnya akan dipakai sebagai bahan pertimbangan.

Tujuannya untuk memutuskan apakah peserta seleksi benar-benar layak untuk mendapatkan beasiswa yang diajukan sebelumnya.

Sayangnya tidak semua peserta memiliki referensi untuk membuat essay yang baik dan benar sehingga hal ini kerap berdampak pada besarnya persentase kegagalan sebagai persyaratan seleksi.

Inilah contoh beberapa essay tentang diri sendiri yang dapat dikembangkan sesuai informasi masing-masing individu:

Baca Juga: Do'a Setelah Membaca Al-Qur'an Lengkap dengan Makna dan Lafadznya

Essay 1

Sukses Terbesar Dalam Hidupku

Bicara sukses berarti bicara ukuran. Sebuah ukuran yang akan digunakan untuk mengukur sukses itu sudah tercapai atau belum. Ukuran tersebut akan berbeda-beda tiap orangnya. Seorang karyawan mungkin mematok ukuran suksesnya melalui pencapaian karir. Seorang mahasiswa mungkin menentukan ukuran suksesnya dengan perolehan IPK-nya. Seorang pengusaha merasa sukses ketika omzet penjualannya mencapai angka tertentu, dan sebagainya. Dengan demikian, sukses itu bisa dibilang subjektif. Lain orang, lain pula ukurannya.

Bagi saya, sukses dalam hidup itu bersifat diskrit, terdiri dari elemen-elemen berbeda dan kadang tidak berhubungan. Dengan demikian, seseorang sebenarnya telah, sedang, dan akan terus mengalami banyak kesuksesan dalam hidupnya. Tinggal bagaimana persepsi seseorang dalam menilai setiap peristiwa dalam hidupnya, apakah dinilai sebagai sebuah kesuksesan atau sebaliknya. Masalahnya, sering kali ukuran sukses itu adalah sesuatu yang terlalu mainstream. Kekayaan, jabatan, karir, dan status sosial seringkali menjadi ukuran utama kesuksesan seseorang. Padahal, seseorang bisa saja membuat ukuran sukses yang sederhana. Bagi mahasiswa misalnya, tidak menyontek dalam ujian adalah kesuksesan. Bagi seorang karyawan, mampu menyelesaikan setiap tugasnya dengan baik juga merupakan kesuksesan.

Jika dalam kehidupan seseorang itu berisi kesuksesan-kesuksesan sederhana yang berbeda-beda, maka pertanyaan tentang “sukses terbesar dalam kehidupan” akan menjadi pertanyaan yang cukup menantang. Mana yang menjadi sukses terbesar? Tidak menyontek saat ujiankah? Lulus dengan IPK cum laude-kah? Memiliki karir yang baguskah? Atau yang mana? Lagi-lagi suatu hal yang subjektif.

Saya teringat dengan sabda Nabi Muhammad shollallahu „alaihi wa sallam yang mengatakan, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”. Untaian kalimat ringkas nan indah itu menginspirasi saya dalam menentukan mana yang menjadi kesuksesan terbesar dalam hidup. Bagi saya, sukses terbesar adalah ketika saya bisa bermanfaat bagi orang lain. Terdengar klise memang, tetapi tidak jika dipahami lebih dalam. Bagi saya, ukuran sukses yang cenderung mainstrem tidaklah masalah. Namun, semata-mata menjadi sukses dengan ukuran mainstream saja rasanya ada yang kurang. Ibarat sayur kurang garam, kurang sedap dirasa. Oleh sebab itu, menambahkan bumbu “bermanfaat bagi orang lain” akan menambah sedap kesuksesan tersebut.

Baca Juga: Harga Baru BBM Pertamina Mulai 1 November, Cek Segera!

Menjadikan asas kebermanfaatan bagi orang lain sebagai pondasi kesuksesan akan menambah kokoh kesuksesan itu sendiri. Sebaliknya, menafikannya akan membuat bangunan kesuksesan itu berpotensi runtuh sewaktu-waktu. Saya merasakan betul hal ini ketika berstatus sebagai mahasiswa.

Menjadi mahasiswa, apalagi di jurusan dan perguruan tinggi negeri favorit, adalah sebuah kesuksesan tersendiri bagi saya. Hal ini ditambah kenyataan bahwa kesempatan untuk berkuliah adalah sesuatu yang agak langka bagi sebagian orang di negeri ini. Pada saat itulah, nilai sesungguhnya dari kesuksesan itu diuji. Seberapa bermanfaatkah saya ketika menjadi mahasiswa? Apalagi, menjadi mahasiswa adalah momentum yang sangat tepat dalam melatih diri untuk menjadi bermanfaat bagi sesama.

Selanjutnya, bagian terpenting dari sebuah kesuksesan yang bermanfaat, menurut saya, adalah usaha seseorang dalam menjadikan kesuksesan itu bermanfaat, bukan hasilnya. Maksudnya, seberapa terasa manfaat dari sebuah kesuksesan bagi sesama itu penting, namun usaha dan proses menuju ke arah itu justru lebih penting. Sebagaimana petuah yang sering disampaikan, “yang penting itu prosesnya, bukan hasilnya”, maka begitu pula berlaku dalam hal ini. Dengan demikian, sejauh mana usaha saya untuk menjadikan kesuksesan yang telah diraih bisa dinikmati pula oleh sesama merupakan bagian yang saya anggap paling penting. Adapun masalah hasil dari usaha itu, biarlah orang lain yang menilai.

Dengan menyadari hal ini, saya termotivasi untuk selalu berbuat yang terbaik tanpa sibuk memikirkan hasilnya. Saya tidak mengatakan bahwa hasil itu tidaklah penting. Hasil itu penting, karena hal itulah yang biasanya kasat mata dan bisa dinikmati oleh orang lain. Akan tetapi, saya berkeyakinan bahwa hasil terbaik akan lahir dari usaha yang terbaik pula. Dengan melakukan yang terbaik, maka hasil yang terbaik tinggal masalah waktu. Oleh karena itu, lakukanlah yang terbaik dalam upaya menjadikan kesuksesan kita bermanfaat bagi sesama, maka manfaat terbaik dari kesuksesan kita itu akan benar-benar bisa dirasakan oleh sesama.

Sebagai penutup tulisan singkat ini, saya mengajukan sebuah definisi tentang sukses. Menurut saya, sukses adalah ketika Anda bisa bermanfaat bagi orang lain. Kata “ketika” yang merupakan preposisi waktu, menandakan bahwa sukses bisa terjadi kapan saja, tidak ada batasan waktu tertentu. Satu-satunya yang menjadi tolok ukur adalah “bermanfaat bagi orang lain”. Oleh karena itu, setiap kali Anda bisa bermanfaat bagi orang lain, setaip kali itu pula Anda telah sukses. Demikianlah, kalimat ringkas tersebut selain mampu mendefinisikan kata “sukses” itu sendiri, juga mampu menjawab pertanyaan: apakah yang menjadi sukses terbesar dalam hidupmu?

Essay 2

"Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia"

Oleh: Raymond Alfonso Parsaoran

Penulisan esai dengan judul “Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia” ditujukan untuk pemenuhan syarat pengajuan beasiswa Unggul Kemendikbud tahun 2017.

Saya mengawali penulisan esai ini dengan memperkenalkan diri. Saya memiliki nama lengkap Raymond Alfonso Parsaoran dan merupakan anak ke-2 dari tiga bersaudara. Saya lahir di ibukota Indonesia, yakni di Jakarta pada 5 Maret 1998 dan sekarang sedang menimba S1 Ilmu Hukum di Universitas Pembangunan Veteran Jakarta.

Ingin Kuliah di Perguruan Tinggi Negeri

Tempat saya menempuh pendidikan S1 Ilmu Hukum termasuk ke dalam salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Jakarta. Secara umum orang beranggapan bahwa para mahasiswa yang bisa masuk ke PTN adalah orang-orang pintar. Saya pribadi, memiliki kisah perjuangan keras untuk bisa masuk ke PTN ini.

Banyak sekali hambatan dan kegagalan yang saya dapatkan selama proses berjuang masuk ke PTN. Salah satunya ketika gagal mengikuti SNMPTN karena tidak termasuk ke dalam 75% siswa terbaik di SMA.

Kegagalan ini membuat saya bisa belajar banyak hal, salah satunya terus berjuang untuk meningkatkan prestasi. Sebagai upaya untuk bisa meraih mimpi saya kuliah di PTN, maka saat jalur SBMPTN dibuka saya mencoba mengikutinya di beberapa PTN. Seperti di Universitas Brawijaya dan juga di UI.

Baca Juga: Tips Jual Produk Mahal Tapi Harga Berkualitas, Simak Tutorialnya

Siapa sangka di kedua PTN tersebut saya juga mengalami kegagalan. Saya kemudian tidak pantang menyerah dan terus belajar dan terus belajar. Meskipun orang-orang terdekat saya memberi saran untuk masuk ke PTS, namun hati saya bergeming dan tetap ingin berjuang masuk PTN sampai titik darah penghabisan.

Kesempatan pun datang dari Universitas Pembangunan Veteran Jakarta, yang membuat saya lulus S1 Ilmu Hukum. Keberhasilan saya masuk ke Universitas Pembangunan Veteran adalah keberhasilan yang tertunda. Sekaligus menjadi bukti bahwa saya bisa mewujudkan mimpi kuliah di PTN.

Alasan Memilih Program Studi Hukum

Alasan kenapa saya memilih program studi Ilmu Hukum adalah karena saya memang menyukai bidang hukum. Lewat pilihan ini pula saya ingin memberikan kepastian hukum yang adil kepada masyarakat luas. Sekaligus berupaya untuk melunturkan stigma bahwa hukum itu “tajam ke bawah dan tumpul ke atas”.

Saya pribadi masih merasa sedih dengan kondisi hukum yang diterapkan di Indonesia, yang mana masih termasuk kategori buruk. Lewat latar belakang inilah saya berkeinginan untuk tekun mempelajari ilmu hukum selama kuliah. Sehingga ilmu ini bisa saya terapkan untuk membantu memperbaiki kondisi hukum di tanah air.

Meskipun sulit, namun saya yakin pasti bisa. Apalagi saya juga meyakini bahwa di masa mendatang akan ada lebih banyak lulusan Ilmu Hukum yang memiliki visi dan misi sama seperti saya.

Kemudian juga terdapat essay yang dapat dipakai sebagai referensi untuk mengerjakan tugas sekolah, sebab essay ini lebih fokus pada pengalaman akademik.

Essay 3

Oleh: Ummam Zulfan

Nama lengkap saya Ummam Zulfan, biasa dipanggil Umam. Entah mengapa orang tua saya memberikan nama itu tetapi saya yakin pasti ada makna atau harapan tersendiri dengan diberinya nama itu.

Mereka bilang nama saya diambil dari kata “immam” yang berarti “seorang pemimpin” yang mereka harapkan adalah saya menjadi seseorang pemimpin yang baik dikemudian hari setelah dewasa, dan pemikiran untuk menjadi seorang pemimpin memang sudah saya pikirkan dan inginkan sejak saya menginjak Sekolah Dasar (SD), dan nama itu juga tanpa disadari akan berhubungan dengan jurusan kuliah saya saat ini.

Saya lahir di Bandung pada tanggal 2 Juni 2001. Saya merupakan anak terakhir dari 3 bersaudara, saya memiliki 2 orang kakak yang berbeda umur sekitar 7 tahun dengan saya. Lalu ayah saya merupakan seorang Wiraswasta atau pengusaha swasta, ibu saya merupakan seorang ibu rumah tangga. Tetapi sebelum saya lahir ibu saya bekerja di salah satu perusahaan swasta di Bandung.

Alamat rumah saya sekarang di Jl. Rumah Sakit no. 57 Cinambo, Ujung Berung Bandung. Kawasan rumah saya bisa terbilang lumayan padat penduduk karena merupakan daerah yang menjadi pusat dari salah satu adat kesenian sunda yaitu “Benjang” dan karena wilayah itu juga merupakan jalur penghubung dari pusat kota ke arah Jawa Barat bagian timur seperti Garut, Tasik dll.

Sejak kecil saya selalu berusaha menghormati dan bagaimana bersikap kepada orang lain seperti apa yang orang tua ajarkan kepada saya tentang masalah etika atau attitude, di keluarga saya sangat menjunjung tinggi apa yang dinamakan dengan etika, maka dari itu orang tua saya sudah menekankan saya akan hal ini sejak dari kecil.

Saya mulai mengenyam pendidikan ketika berusia 6 tahun ketika itu saya masuk Taman Kanak-Kanak (TK). Sama seperti anak-anak pada umumnya saya bersekolah di TK selama 1 tahun, pada saat itu saya selalu ingin menemukan hal baru seperti lingkungan, teman, guru dan lain lain yang belum pernah saya temui karena sebelumnya sudah jelas saya hanya berada di lingkungan komplek yang sempit karena hanya bisa bertemu kawan dekat rumah dan tetangga.

Baca Juga: Sakit Gigi? Yuk Pakai Tips Menghilangkan Nyilu di Bagian Gigi Berlubang

Setelah saya menyelesaikan sekolah TK saya melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) pada umur 7 tahun. Saya melanjutkan ke Sekolah Dasar yang tidak jauh dari komplek rumah saya yaitu SDN Sukarela 3, pada jenjang ini saya masih terus untuk mencari hal baru yang belum pernah ditemui sebelumnya.

Memang, dalam jenjang ini saya jarang meraih peringkat 3 besar dikelas, tetapi setelah saya lulus SD saya menjadi salah satu murid dengan nilai UN alhamdulillah lumayan tinggi di sekolah hingga bisa melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN).

Setelah saya lulus SD saya mendaftar ke SMPN 49 Bandung dan alhamdulillah diterima lewat jalur akademik yaitu jalur UN, di jenjang ini selain menemukan hal baru juga saya mencoba untuk mengembangkan kemampuan non-akademik yaitu mengikuti ekskul Pramuka lalu diluar sekolah saya mengikuti Les Renang.

Saya mengikuti kegiatan kepramukaan dari kelas 7 awal dan sampai saya lengser pada kelas 9 semester 1 sebelum saya fokus untuk mengikuti ujian-ujian dan Ujian Nasional atau UN, sedangkan les renang saya mengikutinya setelah lulus SD sampai kelas 7 akhir.

Saya hanya mengikuti 1 ekskul di sekolah karena saya ingin fokus pada satu kegiatan itu tanpa terganggu kegiatan lain kecuali kegiatan lain diluar sekolah dan alhamdulillah kerja keras saya dengan izin Allah SWT bantuan orang tua, pelatih, guru, teman, dll, saya berhasil mendapat juara 3 dalam ajang lomba morse se-Kota Bandung pada kelas 8, itu merupakan momen pertama saya menjuarai lomba walaupun hanya menempati peringkat 3 tapi saya bersyukur dan tentu saja tidak puas berkepanjangan dengan hal itu, saya terus berusaha agar jauh lebih baik lagi dikemudian hari.

Momen SMP merupakan salah satu kejadian awal remaja yang tidak akan terlupakan karena banyak cerita yang bisa diceritakan saat dewasa nanti. Setelah lulus SMP saya melanjutkan pendidikan ke SMA swasta di Kota Bandung yaitu SMA Plus Al-Ghifari, masa-masa yang indah tentunya pada saat remaja, pada jenjang ini saya mengalami perubahan sikap dan tentunya perubahan di era teknologi karena pada masa awal SMA sedang maraknya game online membuat performa belajar saya diawal kelas 10 menurun, tapi setelah itu saya berfikir untuk berubah secepatnya agar saya bisa membuat plan jangka panjang karena setelah SMA ini saya ingin masuk Universitas impian saya.

Dimulai dengan memperbaiki cara belajar dan ikut mengikuti les yang diadakan oleh guru SMA, selain itu saya juga tetap ikut kegiatan non-akademik di sekolah yaitu Organisasi Dewan Keluarga Muslim (DKM) dan ekskul Futsal, mengapa tidak mengambil ekskul olahraga yang sama seperti SMP yaitu renang? karena sebenarnya saya sudah menyukai sepak bola/futsal dari SMP tetapi dulu saya sudah mempunyai kegiatan yang sudah tertata dan lumayan cukup membuat saya sibuk sehingga dulu saya tidak memilih sepakbola/futsal.

Di jenjang SMA ini saya aktif mengikuti organisasi dan ekskul dari kelas 10 awal dan juga mengikuti perlombaan ekonomi karena saya berasal dari jurusan IPS, selain itu saya juga mendalami hobi saya yang lain yaitu membaca buku sejarah yang melengkapi pengalaman selama saya berseragam abu.

Diawal kelas 11 saya mengikuti lomba ekonomi yang diselenggarakan salah satu universitas tapi saya beberapa kali hanya sekedar mengikuti saja karena sudah gugur pada awal-awal lomba, lalu di organisasi DKM juga saya aktif hingga sempat beberapa kali ditunjuk menjadi ketua pelaksana suatu acara, disini saya merasa sangat lelah yang dikarenakan sebagai ketua saya sering terjun dan terkadang mengerjakan langsung suatu tugas divisi yang belum terlaksana bila sudah mepet ke H- acaranya, tetapi disitu saya juga bangga karena setelah diakhir evaluasi saya selalu mendapat komentar positif dari para panitia guru yang terkadang itu membuat saya tersenyum lega karena usaha dan kerja keras saya tidak sia-sia.

Setelah itu menginjak kelas 12 saya mulai meletakkan jabatan saya di organisasi dan mulai non-aktif pada ekskul tetapi saya masih aktif ikut kegiatan sekolah ataupun lomba tetapi kali ini saya ditunjuk oleh guru sejarah saya untuk mengikuti lomba sejarah tapi sayangnya dari awal kelas 10 lomba saya tidak pernah sampai melaju ke babak akhir atau final karena lagi dan lagi saya hanya sekedar menigkuti lomba tersebut mungkin karena usaha saya kurang maksimal dan saya menyadari hal itu.

Di kelas 12 semester 2 saya sudah benar-benar fokus untuk rencana saya mengikuti SBMPTN dan saya juga mencoba mendaftar di Akademi Kepolisian (AKPOL), tetapi kedua hal itu ‘lagi’ saya mengalami kegagalan total yang membuat saya cukup terpukul karena saya pernah berjajanji kepada orang tua saya untuk masuk ke Universitas Negeri selain itu juga saya kecewa tidak bisa masuk ke Universitass impian dan kedinasan impian saya sejak kecil.

Tidak berlama lama berlarut dalam kesedihan setelah itu saya mendaftar ke salah satu Sekolah Tinggi Logistik dan satu satunya sekolah logistik di Indonesia, saya bangga bisa masuk kesana dan tentu momen kali ini bukan waktunya untuk ada mencoba coba lagi ataupun lainnya saya tidak akan menyianyiakan kerja keras orang tua saya dan ingin benar benar fokus disini untuk meraih cita-cita saya dan melakukan apa yang saya bisa untuk orang lain atau kampus saya ini, agar hidup saya bermanfaat untuk orang lain.

Demikian sedikit cerita tentang hidup saya, karena banyak cerita yang saya singkat ataupun menurut saya tidak perlu dicatat disini.

Demikian referensi contoh essay tentang diri sendiri PDF yang hadir dalam bahasa Indonesia singkat dengan link download di sini.***

Editor: Sauqi Romdani

Tags

Terkini

Terpopuler