Mengenal Jalaludin Rumi: Seorang Penyair Islam Terkenal Abad Ke 13 Hingga Sekarang, Berikut Karya-Karyanya

- 19 Februari 2024, 10:51 WIB
Mengenal Jalaludin Rumi: Seorang Penyair Islam Terkenal Abad Ke 13 Hingga Sekarang, Berikut Karya-Karyanya
Mengenal Jalaludin Rumi: Seorang Penyair Islam Terkenal Abad Ke 13 Hingga Sekarang, Berikut Karya-Karyanya /Instagram Kata Kata Rumi

SUMENEP NEWS - Siapa yang tak mengenal Jalaluddin Rumi, seorang penyair islam dari abad ke-13 yang karya-karya masih di gemari hingga sekarang. Karya-karyanya tidak hanya bisa menarik minat baca dari umat muslim saja melainkan dari lintas agama.

Berikut adalah biografi mengenai Jalaluddin rumi berserta karya-karya terkenalnya.

Biografi Jaluddin Rumi

Memiliki nama asli yaitu Jalaluddin Muhammad bin Muhammad bin Husin Al Khatihbi Al Bakri. Rumi lahir di Balkh (yang sekarang masuk wilayh Afghanistan) pada 30 September 1207 dan terlahir dari keluarga yang berpendidikan tinggi.

Ayahnya Rumi masih memiliki garis keturunan dengan sahabat Nabi yaitu Abu Bakar as, bernama Bahauddin walad dan beliau adalah seorang yang sangat dekat dengan ilmu agama dan tradisi tasawuf serta seorang guru yang terkenal di Balkh. Sedangkan Ibunya berasal dari keturunan keluarga Kerajaan Khwarazm.

Baca Juga: Biografi Syekh Abdul Qodir al-Jailani Seorang Sufi Islam, Lengkap

Perjalanan Rumi Menjadi Seorang Penyair

Ketika Rumi yang kala itu berumur 3 tahun harus pindah dari Balkh karena keberadaannya terancam oleh serbuan Mongol. Bersama keluarganya Rumi meninggalkan Balkh melalui Khurasan dan Suriah, hingga sampai ke Provinsi Rum di Anatolia Tengah. Beliau dan keluarganya kahirnya menetap di Qonya, ibu kota Rum.

Selama pengembaraan dan perjalanan pengungsi, keluarganya singgah di kota Nishapur, tempat kelahiran penyair dan matematikawan Omar Khayyam.Di kota inilah Rumi bertemu dengan Attar. Attar meramalkan bahwa anak pengungsi ini suatu saat akan menjadi terkenal dan mengobarkan api kecintaannya kepada Tuhan.

Pada tahun 1244 M, Rumi bertemu dengan pemimpin spiritual lainnya, Syamsuddin dari Tabriz, yang menyempurnakannya dalam ilmu tasawuf. Sepeninggal Syamsuddin At-Tabrizi, Rumi bertemu Husamuddin Gharabi, yang menginspirasinya untuk menuliskan pengalaman spiritualnya dalam karya monumentalnya Matsnawi-e-Manawi. Ia mendiktekan karyanya kepada Husamuddin hingga akhir hayatnya pada tahun 1273 M.

Nama “Rumi” dia dapat di karenakan, sebagian besar hidupnya dihabiskan di Qonya (Kini Turki), yang dahulunya terkenal dengan daerah Rum (Roma).

Halaman:

Editor: Sauqi Romdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah