Ada dua jenis buta warna lainnya, yaitu monokromasi achromatopsia dan tetrakromasi.
Seseorang dengan monokromasi achromatopsia tidak mampu melihat warna sama sekali dan hanya dapat melihat warna hitam-putih, seperti televisi zaman dulu.
Sedangkan, seseorang dengan tetrakromasi memiliki sensitivitas kerucut 100 kali lebih besar dibandingkan mata normal lainnya.
Tes buta warna parsial dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode-metode tersebut dapat dilakukan dengan bantuan dokter spesialis mata. Tes buta warna yang umum digunakan, antara lain:
Tes Ishihara
Tes ishihara digunakan untuk mengecek penderita buta warna merah-hijau. Bentuk tes ini berupa kartu dengan titik-titik yang memiliki warna dan ukuran berbeda-beda. Beberapa dari titik-titik tersebut membentuk satu atau dua digit angka.
Seseorang dengan mata yang normal akan dapat melihat angka tersebut, sedangkan seseorang dengan buta warna tidak dapat melihatnya.
Cambridge Color Test
Tes ini sangat mirip dengan tes ishihara, bedanya adalah tes ini menggunakan layar komputer. Seseorang akan diminta untuk mencari huruf “C” yang warnanya berbeda dari background warna aslinya. Huruf ini muncul secara acak dan seseorang perlu menekan salah satu tombol dari empat tombol yang disediakan jika melihat huruf tersebut.
Anomaloscope