Usai membaca, yang terkadang tidak khatam dan dilanjutkan di sesi berikutnya, lalu diadakan diskusi.
“Peserta tadarusan buku AARC beragam dari berbagai kalangan, tua dan muda,” kata Adew Habsta, seperti dikutip dari SKM Galura Grup Pikiran Rakyat.
Baca Juga: Nisyfu Sya’ban adalah Salah-satu Dari Dua Hari Raya Para Malaikat
Lebih lanjut dia memaparkan pengalaman saat tadarusan buku “Bocah Sunda Di Mata Belanda : Interpretasi Atas Ilustrasi Buku Roesdi djeung Misnem”, karya Hawe Setiawan.
Penulis menyampaikan berbagai hal mengenai bukunya itu, terkait latar belakang, maksud, proses, sudut pandang, dan lainnya.
Intinya, buku itu menyelami gambar-gambar karya ilustrator Belanda WK de Bruin (1871-1945) dalam buku “Roesdi djeung Misnem”, buku bacaan Sunda untuk murid-murid sekolah dasar di Tatar Parahyangan sebelum Perang Dunia II.
Baca Juga: Inilah Do'a Yang Sering Dibaca Ketika Malam Nisfu Sya'ban Setelah Baca Surah Yasin