Sejarah Dan Latar Belakang Terjadinya International Women's Day Atau Hari Perempuan Sedunia

- 8 Maret 2022, 08:39 WIB
Sejarah Dan Latar Belakang Terjadinya International Women's Day Atau Hari Perempuan Sedunia
Sejarah Dan Latar Belakang Terjadinya International Women's Day Atau Hari Perempuan Sedunia /

SUMENEP NEWS-Tanggal 8 Maret ini bertepatan sekali dengan peringatan Hari Perempuan Sedunia atau International Women's Day atau yang kerap disingakat sebagai IWD 2022.

Hari Perempuan Sedunia atau International Women's Day biasanya diperingati setiap tanggal 8 Maret.

Hari Perempuan Sedunia dimaknai sebagai seruan untuk melawan ketidaksetaraan, bias, dan stereotip terhadap kaum perempuan.

Saat ini perempuan-perempuan merayakan hari dimana seorang perempuan yang berani dalam mengambil pilihan dan tantangan.

Baca Juga: Link Download WhatsApp GB Terbaru Dan Terlengkap Untuk Anda

Berikit adalah sejarah terjadinya hari perempuan sedunia yang dikutip dari Ultra Times.com

Tahun 1908-1911 Masehi

Pada tahun 1908-1911, perempuan yang mengalami penindasan dan diskriminasi memicu perempuan untuk lebih vokal dan lebih aktif lagi menuntut hak-haknya.

Hingga akhirnya pada tahun 1908, 15.000 perempuan berbaris dan berunjuk rasa, memenuhi jalan-jalan di New York City.

Mereka menuntut jam kerja yang lebih pendek, hak suara dan juga gaji yang lebih baik.

Partai Sosialis Amerika Serikat mendeklarasikan bahwa peringatan Hari Perempuan Nasional atau National Women’s Day (NWD) pertama di seluruh Amerika diperingati pada 28 Februari 1909. Sejak saat itu, perempuan terus merayakan NWD pada Hari Minggu terakhir Bulan Februari hingga tahun 1913.

Baca Juga: Cara Menggunakan Fitur Google Classroom Yang Saat Ini Banyak Digunakan

Sebuah keputusan disepakati di Kopenhagen, Denmark pada tahun 1911. Hari Perempuan Sedunia pertama kali diselenggarakan di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss pada 19 Maret 1911. Hal ini merupakan momen titik balik bagi perayaan Hari Perempuan Sedunia berikutnya.

Lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki menghadiri rapat umum IWD tersebut dan mengkampanyekan hak perempuan untuk bekerja, memilih, dilatih, memegang jabatan publik hingga mengakhiri diskriminasi.

Namun naasnya, pada 25 Maret 1911, terjadilah tragedi “Segitiga Api” yang menewaskan lebih dari 140 pekerja perempuan di New York City. Kebanyakan dari mereka adalah imigran Italia dan Yahudi.

Peristiwa tragis tersebut kemudian menjadi perhatian khusus dari pemerintah setempat untuk kemudian mengkaji ulang terkait kondisi kerja dan undang-undang perburuhan di Amerika Serikat.

Pada tahun 1913-1917setelah melalui berbagai perundingan panjang, akhirnya disepakati bahwa peringatan IWD adalah pada tanggal 8 Maret setiap tahunnya.

Baca Juga: Link Download Aplikasi Zoom Untuk PC/Komputer Terbaru

Pada tahun 1914,  lebih lanjut, perempuan di seluruh Eropa mengadakan rapat umum untuk berkampanye menentang perang, memperjuangkan perdamaian, serta mengekspresikan solidaritas perempuan.

Seperti di London, Inggris, terjadi pawai dari Bow ke Trafalgar  Square dalam rangka menuntut hak pilih perempuan pada 8 Maret 1914. Beberapa aktivis perempuan ditangkap dalam peristiwa ini.

Pada Hari Minggu terakhir di Bulan Februari 1917, perempuan Rusia melaksanakan aksi pemogokan dan menggelorakan kampanye “Bread and Peace.”

Aksi tersebut sebagai bentuk respon atas kematian lebih dari 2 juta tentara Rusia di medan Perang Dunia I.

Para pimpinan politik Rusia pada saat itu menentang aksi para perempuan itu. Namun pemogokan masih terjadi hingga empat hari kemudian.

Tsar pada saat itu dipaksa turun dari jabatannya dan pemerintahan sementara memberikan perempuan hak untuk memilih.

Perkembangan pada tahun 1975-2000United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingati International Women’s Day pertama kali pada tahun 1975.

Kemudian pada tahun 1977, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang menyatakan Hari PBB untuk Hak-Hak Perempuan dan Perdamaian Internasional untuk diperingati seluruh negara anggota sesuai dengan tradisi sejarah dan nasional mereka.

Pada 8 Maret 1996, PBB pertama kali mengumumkan tema tahunan IWD mereka yaitu “Merayakan Masa Lalu, Merencanakan Masa Depan.” Tema tahunan diterapkan pada setiap peringatan IWD tiap tahunnya secara global.

Baca Juga: Breaking News- Saksikan Link Streaming Bhayangkara Vs PSS Sleman Malam Ini

Memasuki era 2000-an, dunia telah mengalami banyak perubahan. Namun topik feminisme masih kurang populer di berbagai bidang.

Pada tahun ini pula, muncullah kesadaran dunia bahwa kesetaraan belum sepenuhnya tercapai.

Kegelisahan dan keprihatinan yang muncul pada tahun 2000, bahwa kesetaraan belum sepenuhnya dicapai, telah mendorong perempuan untuk melakukan sesuatu yang lebih inovatif guna “menyalakan” kembali International Women’s Day.

Pada tahun 2001, platform internationalwomensday.com diluncurkan. Tujuan dar diluncurkannya platform tersebut adalah untuk menghidupkan kembali hari spesial tersebut. Salah satu fokus yang masih berlanjut hingga kini.

Platform tersebut menyediakan berbagai macam informasi, panduan hingga sumber daya yang bermanfaat terkait dengan isu perempuan.

Pada titik inilah IWD mengalami kemajuan pesat dari segi inovasi. Tema tahunan konsisten diterapkan dalam setiap peringatan IWD.

Bahkan seiring berjalannya waktu, platform internationalwomensday.com juga menyelenggarakan kegiatan amal. Peringatan 100 tahun IWD diselenggarakan pada tahun 2011.

Banyak pemuka suatu negara hingga selebritas turut menyemarakkan IWD di berbagai penjuru dunia. IWD telah menjadi jaringan global.

Kini lebih banyak perempuan menduduki jabatan-jabatan strategis di ruang publik, lebih banyak perempuan yang memiliki karir yang lebih variatif, telah menjadi salah satu indikator penting bahwa pencapaian atas perjuangan kesetaraan telah tercapai, meskipun bukan sebuah akhir.***

Editor: Khoirul Umam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah