Gunung Semeru Meletus, Warga Sekitar Lumajang Kehilangan Pandangan Karena Hujan Vulkanik Yang Sangat Tebal

- 4 Desember 2021, 18:23 WIB
Gunung Semeru Meletus, Warga Sekitar Lumajang Kehilangan Pandangan Karena Hujan Vulkanik Yang Sangat Tebal
Gunung Semeru Meletus, Warga Sekitar Lumajang Kehilangan Pandangan Karena Hujan Vulkanik Yang Sangat Tebal /ANTARA/HO-warga Desa Oro-oro Ombo/aa

 

BERITA SUMENEP  - Saat ini warga sekitaran Kabupaten Lumajang dikejutkan dengan meletus dengan meletus api panas gunung semeru.

Gunung semeru saat ini kembali mengeluarkan api panas dan hujan vulkanim.

Gunung semeru meletus pada tanggal 4 Desember 2021. 

Hujan Vulkanim yang cukup tebal membuat keadaan warga Lumajang Jawa Timur kehilangan pandangan.

Gunung semeru yang mencapai dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (MDPL) Tadi sore mengeluarkan vulkanik yang sangat tebal dan mengakibatkan dua Kecamatan terlihat gelap.

Warga sekitar Lumajang yang dekat dengan Gunung berhamburan untuk menyelamatkan diri dari hujan abu vulkanik dan panas guguran yang cukup hebat pada waktu yang tepat.

Hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut akibat letusan Gunung Semeru, begitu juga terkait dengan warga.

Pada bulan Januari tahun 2021 sebelumya, Gunung Semeru pernah mengeluarkan awan panas guguran sejauh 4,5 kilometer tepat hari Sabtu, 16 Januari pukul 17.24 WIB.

Baca Juga: (Berita Terkini) Gunung Semeru Kembali Meletus Hari Ini dengan Disertai Panas Guguran dan Hujan Abu Vulkanik

Disinyalir dari berbagai sumber, “Gunung Semeru mengeluarkan awan panas dengan jarak 4,5 kilometer di daerah sekitar Sumber Mujur dan Curah Koboan, saat ini menjadi titik guguran awan panas,” kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq dalam rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) , Sabtu malam.

Baca Juga: Link Siaran Langsung Liverpool vs Wolves di TV Online Sabtu 4 Desember 2021 Gratis

Berdasarkan laporan pengamatan visual sementara, terlihat asap meluncur ke arah tenggara yang diduga dari dari kawah Jonggring Saloko berwarna kelabu pekat dalam volume yang besar, sedangkan untuk hujan abu vulkanik diperkirakan mengarah ke utara menyesuaikan arah angin.

“Perkiraan awal lokasi awan panas guguran tersebut berada di daerah sekitar Desa Sumber Mujur dan Desa Curah Koboan, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro,” katanya. Dia mengatakan saat itu Gunung Semeru masih berada pada level II, atau waspada dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sedang melakukan evaluasi lebih lanjut.

Sementara itu, masyarakat yang bermukim di sekitar Desa Sumber Mujur dan Desa Curah Koboan dan sekitarnya diimbau agar waspada dalam menghadapi potensi bencana yang dapat ditimbulkan, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Antara.

Baca Juga: Kumpulan Kode Redeem Mobile Legends Terbaru 5 Desember 2021 yang Belum Digunakan Resmi dari Moonton

Dalam hal ini, khususnya masyarakat di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan diimbau agar tetap waspada dalam menghadapi adanya intensitas curah hujan yang tinggi, sebab hal itu dapat memicu terjadinya banjir lahar dingin.

Tim gabungan lintas kementerian/lembaga masih dalam proses pengembangan informasi dan belum ada keterangan adanya korban jiwa atas peristiwa tersebut.


Sementara itu, hujan abu vulkanik Gunung Semeru terjadi di beberapa kecamatan diantaranya Kecamatan Candipuro, Pasrujambe, dan Senduro.

Baca Juga: Link Siaran Langsung West Ham vs Chelsea Nanti Malam Pukul 19.00 WIB di Mola TV 4 Desember 2021

Sebelumnya, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) memutuskan untuk menutup total pendakian Gunung Semeru, di Jawa Timur, hingga 31 Maret 2021, melalui Pengumuman Nomor PG.15/T.8/BIDTEK/BIDTEK.1/KSA/ 12/2020.

Sakit tadi warga sekitar Kabupaten Lumajang dikejutkan saat Gunung Semeru kembali meletus dengan disertai panas guguran dan hujan abu vulkanik yang cukup tebal Pada Sabtu, 4 Desember 2021.

Hal itu disampaikan Plt Kepala Balai Besar TNBTS Agus Budi Santosa, dia mengatakan bahwa, penutupan total tersebut mempertimbangkan kondisi klimatologi serta peningkatan curah hujan, dan kemungkinan terjadinya badai, yang dapat membahayakan keselamatan para pendaki.***

Editor: Khoirul Umam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah