Ketua Rayon PMII Fakultas Syariah, Klarifikasi Tentang Tema Kajian Yang Diduga Mengandung Kontroversial

- 29 Oktober 2021, 18:44 WIB
Ketua Rayon PMII Fakultas Syariah, Klarifikasi Tentang Tema Kajian Diduga Mengandung Kontroversial
Ketua Rayon PMII Fakultas Syariah, Klarifikasi Tentang Tema Kajian Diduga Mengandung Kontroversial /Tangkap Layar Vidio klarifikasi PMII Fasya

SUMENEP NEWS - Sempat ramai dimedia sosial tentang tema kajian yang diadakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Fakultas Syariah (FASYA) IAIN Madura Pamekasan.

Berbagai WhatsApp Group alumni dan kader PMII se Jawa Timur diramaikan dengan pamflet yang ditanyakan oleh berbagai pihak. 

Berbagai pihak meminta klarifikasi tentang tema kajian yang tersebar luas.

Baca Juga: Tayang Perdana! Link Live Streaming Indonesia Lawyers Club ILC 29 Oktober 2021, Siaran Langsung YouTube

Tema kajian yang diadakan secara daring pada Kamis tanggal 28 Oktober 2021 tersebut mengundang polemik lantaran mengandung kontroversial.

Tetapi Ketua Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Fakultas Syari'ah (FASYA) IAIN Madura Pamekasan sudah mengklarifikasi hal tersebut lewat vedio yang telah tersebar di media sosial.

Abdurrahman Wahed sebagai ketua Rayon FASYA IAIN Madura Pamekasan menjelaskan kesalahan yang telah dilakukan oleh pengurus.

Baca Juga: Cara Edit Foto Pengantin Rias Wajah Lewat Aplikasi Tempo Pengantin 2021 yang Viral di TikTok

Ia juga menjelaskan bahwa tentang tema kajian "Nabi Muhammad Sebagai Kader PMII Sejati" itu adalah murni dari kesalahan dalam diksi.

Aslinya tema tersebut yang benar adalah "Nabi Muhammad Sebagai Panutan Bagi Kader PMII Sejati". 

Wahed sapaan akrabnya, tidak  bermaksud untuk hal negatif, sensitif, apalagi merendahkan Nabi Muhammad saw. Karena Nabi Muhammad adalah manusia yang sempurna dan menjadi teladan yang  baik.

“Nabi Muhammad adalah  teladan  bagi kita, umat Islam termasuk bagi kader PMII. Jadi tentang tema  yang tersebar di pamflet,  sekali lagi  saya tegaskan,  itu murni kesalahan kami, dan minta maaf  jika  itu kemudian memicu polemik  di publik,” paparnya.

Polemik yang terjadi kami mohon maaf, kami tidak bermaksud untuk merendahkan sang Baginda Nabi Besar Nabi Muhammad SAW.***

 

 

Editor: Khoirul Umam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah