10 Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan dari Berbagai Daerah di Indonesia

10 Maret 2024, 20:24 WIB
Tradisi Nyadran /menpan.go.id/

SUMENEP NEWS - Tradisi menyambut bulan Ramadhan memang hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Tradisi-tradisi menyambut bulan suci Ramadhan di berbagai daerah di Nusantara dengan penyebutannya yang berbeda-beda. Berikut ini 10 tradisi menyambut bulan Ramadhan dari berbagai daerah di Indonesia.

Tradisi menjadi bagian dari masyarakat Indonesia, hal tersebut dilakukan untuk menghormati para leluhur. Secara turun-temurun tradisi diwariskan dan dilakukan hingga generasi ke generasi.

Seperti halnya menyambut bulan suci Ramadhan, masyarakat Indonesia mempunyai tradisinya tersendiri meski di berbagai daerah sama namun berbeda penyebutannya saja. Lantas apa saja tradisi menyambut bulan suci Ramadhan di berbagai daerah di Indonesia?

Baca Juga: Hasil Sidang Isbat Kementerian Agama (Kemenag) 1 Ramadhan Jatuh Pada Selasa 12 Maret 2024

10 Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan dari Berbagai Daerah di Indonesia

1. Nyadran (Jawa Tengah)

Nyadran merupakan tradisi penting bagi masyarakat Jawa Tengah. Sebab, tradisi ini dijadikan sebagai kesempatan untuk menghormati nenek moyang kita dan mengungkapkan rasa syukur kita kepada Sang Pencipta.

Tradisi ini dilaksanakan dalam serangkaian kegiatan - membersihkan kuburan keluarga, membawa makanan dari sadranan atau tanah dan makan bersama (kenduri) - satu bulan sebelum dimulainya puasa. Nyadran sering dilakukan oleh masyarakat daerah Magelang, Temanggung dan Kendal di Jawa Tengah.

2. Megengan (Jawa Timur)

Nama Megengan memiliki arti “menahan” dan diartikan oleh masyarakat Jawa Timur sebagai tradisi menekan nafsu dalam rangka persiapan menyambut bulan Ramadhan. Tradisi ini sendiri umumnya diadakan di masjid atau mushola dan ditandai dengan perayaan yang melibatkan warga sekitar. Di Megengan, Ustadz memimpin doa untuk keselamatan dan kekuatan selama berpuasa.

Saat Megengan, warga yang mencari keselamatan membawa nasi yang sering disebut Sego berkah, yang berisi sayur mayur, lauk pauk, dan kue khas Jawa Timur.

Baca Juga: Update! Kapan Awal Puasa Ramadhan 2024? Inilah Hasil Sidang Isbat 1 Ramadhan 1445 H

3. Munggahan (Jawa Barat)

Tradisi unik masyarakat daerah Jawa Barat ini berasal dari bahasa Sunda yang berarti “sampai ke”. Masyarakat Jawa Barat mengartikan tradisi Mungahan sebagai datangnya bulan Ramadhan. Oleh karena itu, Mungahan sering diadakan pada akhir bulan Sya’ban atau beberapa hari sebelum awal bulan Ramadhan.

4. Nyorog (Betawi)

Tradisi Betawi yang disebut Nyorog dilakukan dengan membagikan bingkisan kepada kerabat sebelum awal bulan puasa dan menjelang Idul Fitri. Tradisi warga Betawi di Jakarta ini biasanya diawali dengan para anggota keluarga bungsu mengunjungi kakak dan sesepuh di kampung dan membagikan oleh-oleh berupa sembako dan makanan khas Betawi.

5. Apeman (Yogyakarta)

Masyarakat Yogyakarta rutin melaksanakan tradisi e setiap tahun menjelang dimulainya bulan suci Ramadhan. Tradisi yang semula dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa ini juga tetap dipertahankan di Jalan Malioboro dan Jalan Sosrowijayan sehingga menjadi daya tarik wisata.

6. Pacu Jalur (Riau)

Pacu jalur merupakan sebuah tradisi unik yang dirayakan oleh masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi di Provinsi Riau dengan festival yang mirip dengan festival rakyat menjelang bulan Ramadhan. Tradisi ini sendiri berlangsung dalam bentuk lomba mendayung dengan perahu yang terbuat dari kayu. Istilah pacu jalur sendiri berasal dari kata jalan yang dalam bahasa setempat berarti perahu.

 Baca Juga: 20 Desain Poster Ramadhan 2024 Bernuansa Anak dan Lucu, Cocok untuk Anak TK / SD

Tradisi ini berlangsung setiap tahun di Sungai Batang Kuantan yang digunakan sebagai jalur transportasi sejak abad ke-17. Kompetisi akbar tahunan ini dianggap sebagai puncak dari kegiatan, usaha dan keringat warga setempat dan diadakan sebagai hiburan sehari-hari menjelang dimulainya bulan Ramadhan.

7. Ziarah Kubro (Palembang)

Tradisi ziarah Kubro telah menjadi program tahunan masyarakat muslim Palembang, khususnya masyarakat Arab sekitar yang bermukim di bantaran Sungai Musi.Tradisi yang dimaksud dengan ziarah makam adalah kegiatan ziarah secara kolektif ke makam para Ulama dan pendiri Kesultanan Palembang Darussalam atau 'Waliyullah'. Meski dilakukan secara besar-besaran, tradisi ini hanya terbatas pada laki-laki saja.

Kegiatan ziarah ini biasanya melibatkan peziarah berpakaian putih yang mengunjungi beberapa titik ziarah di Palembang. Tradisi ini berlangsung selama tiga hari berturut-turut dan sering dihadiri oleh peziarah dari kota lain seperti Aceh, Jambi, Jakarta, dan kota-kota di Jawa Timur. Momen ini juga dimanfaatkan jamaah haji untuk silaturahmi dengan kerabat dan rekan seiman.

8. Meugang (Aceh)

Meugang merupakan tradisi tahunan yang dilakukan masyarakat Aceh menjelang awal bulan puasa dan Idul Fitri serta Idul Adha. Tradisi ini dimulai pada masa Aceh, antara tahun 1607 hingga 1636 Masehi.

Saat itu, Sultan Iskandar Muda sebagai ungkapan rasa syukur dan tanda syukurnya menyembelih hewan dalam jumlah besar dan membagikan dagingnya kepada seluruh masyarakat Aceh. Pada akhirnya, tradisi ini mulai mengakar di masyarakat setempat dan masih dilakukan hingga saat ini untuk memperingati hari besar Islam.

9. Malamang (Sumatera Barat)

Malamang merupakan tradisi turun temurun di Sumatera Barat, dimana para ibu menari menyambut datangnya bulan Ramadhan. Seperti namanya, Malamang mengacu pada masakan Laman yang dibuat dengan cara mengukus ketan putih dan santan dengan batang bambu muda.

Baca Juga: 45 Link Download Twibbon Ramadhan 2024 PNG, Download Template Twibbonize Gratis Hari Ini

Di wilayah Pariaman dan Agam, tradisi ini masih mengakar kuat di masyarakat dan kini menjadi tradisi yang dilakukan tidak hanya menjelang bulan puasa, tetapi juga pada berbagai perayaan besar dan acara keluarga. Tujuan dari tradisi unik ini adalah untuk mempertemukan kerabat dan mempererat ikatan keluarga.

10.Belimau (Minangkabau)

Balimau merupakan tradisi unik yang diwariskan secara turun-temurun di kalangan masyarakat Minangkabau, dimana mereka mandi jeruk nipis untuk membersihkan jiwa dan raga sebelum memasuki bulan suci. Tradisi ini berlangsung satu hingga dua hari sebelum dimulainya bulan Ramadhan di daerah yang terdapat penyeberangan sungai dan pantai.

Itulah 10 tradisi menyambut bulan suci Ramadhan dari berbagai daerah di Indonesia. Begitu banyak kekayaan budaya yang ada Indonesia. Salah satunya adalah tradisi menyambut bulan suci Ramadhan yang telah turun-temurun dan kita harus melestarikannya.***

Editor: Sauqi Romdani

Tags

Terkini

Terpopuler