Jelang Idul Adha 1443 H, Jawa Barat Siapkan Kebutuhan Hewan Kurban Sehat

3 Juni 2022, 18:00 WIB
Jelang Idul Adha 1443 H, Jawa Barat Siapkan Kebutuhan Hewan Kurban Sehat /PIXABAY/klimkin

 

SUMENEP NEWS – Jelang Idul Adha 1443 H ini Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat menyatakan kesiapannya memenuhi kebutuhan hewan ternak untuk keperluan ibadah kurban.

Di tengah situasi merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), menghadapi Idul Adha 1443 H ini Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan para peternak sapi serta domba.

Hal tersebut guna memastikan terjaminnya kesiapan memenuhi kebutuhan hewan kurban Idul Adha 1443 H yang jatuh pada 9 Juli 2022 mendatang.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat, Mohamad Arifin Soedjayana, mengatakan, untuk mengetahui stok dan kondisi kesehatan hewan kurban nanti, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan para peternak hewan sapi dan domba.

Baca Juga: Pemuda Diduga Maling Motor di Sumenep Nyaris Bonyok

“Kalau kesiapan, kemarin kita sudah bertemu teman-teman peternak yang mereka sudah punya stok untuk persiapan kurban, jangan sampai stok yang sudah ada ini pun juga terpapar,” kata Arifin, Minggu, 29 Mei 2022.

Sebagaimana dilansir dari jabarprov.go.id, Arifin juga menuturkan,

“Kemarin hitungan kita sudah ada 30 ribuan, dalam jangka waktu dekat mungkin sebenarnya sekarang dalam perjalanan dari NTT, NTB dan Bali menuju Tanjung Priok sebelum masuk Jabar. Kita yakin aman karena Balai Karantinanya ada di Tanjung Priok, jadi kebutuhan untuk 70 ribu mudah-mudahan itu bisa tercapai. H-14 hewan yang dipersiapkan untuk kurban bisa aman dan sehat.”

Berdasarkan data DKPP Jawa Barat, 80 persen kebutuhan sapi potong di Jawa Barat dipasok dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, NTB, dan NTT.

Terkait PMK, Arifin memaparkan, meski 20 kabupaten/kota di Jawa Barat terdeteksi PMK, namun secara populasi jumlah hewan yang tertular tersebut tidak signifikan.

"Terhitung sejak 6-7 kita ambil sampel, tanggal 9 Mei kita sudah dapat (hasilnya) yang positif itu adalah Garut, kemudian tanggal 10 Kabupaten Banjar. Nah posisinya sekarang sudah ada 20 kabupaten/ kota yang sudah terjangkit," ungkapnya.

Baca Juga: Kekompakan Masyarakat Pangabasen Bergotong-Royong Perbaiki Jalan

Sementara itu, secara persentase, daerah terjangkit PMK di Jawa Barat 74 persen. Dari 27 kota/kabupaten, hanya 97 kecamatan terkena PMK.

Sedangkan dari 5.957 desa/kelurahan, terdapat 125 atau 2,09 persen yang terjangkit PMK.

"Jadi Jawa Barat masih terkendali walaupun secara kabupaten/ kota ada 20,” jelas Arifin.

Menurutnya, penyebaran kasus PMK di Jawa Barat lebih disebabkan lalu lintas kedatangan hewan ternak dari luar Jawa Barat.

“Kalau kita tracing penyebarannya bertambah karena lalu lintas. Lalu lintas yang kemudian sudah kita optimalkan, cek poin kerja sama dengan kepolisian. Masih tetap kan datangnya jam 1 malam kemudian ke jalur alternatif kita susah mengecek semuanya. Nah penularan ini memang dari lalu lintas yang masih tetap terus berjalan,” ujar Arifin.

Baca Juga: Warga +62 Digegerkan Oleh Video Mirip Riffa Atta

Sebagai bentuk dukungan kepada petugas kesehatan hewan di kabupaten/kota yang jumlahnya masih sedikit, DKPP Jawa Barat menurunkan tim dan dokter hewan, serta dari asosiasi dokter hewan.

“Kita perbantukan juga melalui turun ke lapangan, melalui mengedukasi dan juga untuk melihat hewan seperti apa yang sehat karena gejala klinisnya sangat gampang,” tambahnya. ***

 

Editor: Khoirul Umam

Sumber: Jabarprov.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler