Madrasah Alam Burangrang, Ihtiar dari Kaki Gunung Burangrang Lahirkan Generasi Soleh dan Solehah

29 April 2022, 06:00 WIB
Aktivitas pembelajaran di Madrasah Alam Burangrang di Jalan Mekartani, Kampung Baruahad, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. /DOK. MADRASAH ALAM BURANGRANG

SUMENEP NEWS – Berawal dari aktivitas pengajian anak-anak di kaki Gunung Burangrang, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, lahirlah Madrasah Alam Burangrang.

Dari pengajian anak-anak asuhan Ustadz Unang itu, kemudian dirintislah dua lembaga pendidikan yakni Raudhatul Athfal (RA/PAUD) dan Diniyah Taklimiyah Awaliyah (DTA) atau juga sering disebut Sekolah Agama pendamping SD.

Pada perkembangan selanjutnya, dibawah naungan Yayasan Madrasah Alam Burangrang, meski sempat beberapa kali pindah tempat karena belum punya tempat permanen, aktivitas pendidikan di madrasah alam tersebut tetap bergulir.

Sekarang, alhamdulillah madrasah ini telah mempunyai 2 bangunan sendiri dan permanen.

Baca Juga: Unik Namanya, Masjid Mungsolkanas: Masjid Tua di Kota Bandung

Madrasah Alam Burangrang terletak di Jalan Mekartani, Kampung Baruahad, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, berdiri sejak 2007.

Saat dihubungi, Ketua Yayasan Madrasah Alam Burangrang, Iden Andi Gustara, mengatakan, lembaga pendidikan ini berihtiar melahirkan generasi yang soleh dan solehah.

Sedini mungkin anak-anak diajarkan memahami dan menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidupnya, serta menyiapkan mereka menghadapi dunianya kelak.

“Menanamkan pemahaman ajaran agamanya. Melakoni ibadah karena memahaminya, lalu bersosialisasi juga karena memahaminya,” ujar Iden Andi Gustara, Kamis, 28 April 2022.

Baca Juga: VIRAL Pengendara Motor di Bandung Diduga Dikeroyok Geng Motor

Dalam perjalanan kegiatannya, ada pengalaman yang menyentuh hatinya.

Suatu hari Iden mendengar percakapan antara orang tua dan anaknya.

Intinya, sang orang tua berkata pada anaknya itu, “Nak, jangan dulu sekolah, malu belum bayaran.”

Setelah mendengar percakapan tersebut, Iden lalu meminta kepada para guru agar tak menagih infak uang bayaran.

“Kartu infak tetap ada, namun tak menjadi harus ditagih. Jika pun ada uang bayaran, dipakai untuk operasional pendidikan. Hal terpenting adalah anak-anak harus tetap bisa bersekolah,” katanya.

Saat ini Madrasah Alam Burangrang mempunyai santri Raudhatul Atfal sebanyak 25 orang, Diniyah Taklimiyah Awaliyah (SD) 40 orang, Diniyah Taklimiyah Wustho (SMP) 15 orang, Diniyah Taklimiyah Ula (SMA) 3 orang, yang dibina oleh sekitar 15 guru.

Baca Juga: Sah, Bandung Punya Wali Kota Definitif Sisa Masa Bakti 2018-2023, Yana Mulyana: Prioritas Infrastruktur

Mereka para santri berasal dari kampung lingkungan sekolah, tetangga kampung, dari desa tetangga, serta dari luar kota.

“Khususon untuk santri Raudhatul Atfal, metode pengajarannya lebih ke arah bermain, belajar dengan gembira, adapun bisa membaca dan menulis itu adalah bonus,” tutur Iden Andi Gustara.

Materi pelajaran untuk DTA meliputi Al Quran, Hadist, Akhlak, Fiqih, Aqidah, Sejarah dan Bahasa Arab.

Sedangkan program ekstrakurikulernya terdapat Himpunan Pecinta Alam Jabal Thariq, Klub Silat Perisai Diri, Klub Angklung, serta Klub Marawis, Nasid dan Panah.

Untuk Klub Silat Perisai Diri, sudah banyak medali prestasi yang diraih di antaranya di Kejuaraan Silat Bupati Bandung Barat, di tingkat provinsi, serta di tingkat nasional menorehkan prestasi juara kedua beregu di Solo.

Baca Juga: Masjid Lautze 2 Bandung, Ruang Multikultur yang Dibangun oleh Warga Keturunan Tionghoa

Madrasah Alam Burangrang kini memiliki gedung Raudhatul Atfal dua lantai, wakaf dari MajlisTaklim Karima, dengan fasilitas lengkap dan modern.

Sedangkan gedung Diniyah Taklimiyah Awaliyah ada 4 ruangan, yang merupakan wakaf dari H. Luqman Sjaifullah dan rekan.

“Terdapat pula dua lahan yang akan disiapkan untuk aula dan masjid,” terang Iden Andi Gustara.

Ke depannya, insya Allah Madrasah Alam Burangrang diihtiarkan menjadi sebuah Islamic Center dengan paduan pengembangan lembaga pendidikan dakwah dan penguatan pemberdayaan ekonomi umat.

“Selain itu, menjadikan Madrasah Alam Burangrang sebagai pusat pengembangan life skill, serta pusat data dan informasi untuk kemajuan dan kemaslahatan umat,” kata Iden Andi Gustara. ***

Editor: Khoirul Umam

Tags

Terkini

Terpopuler