Tugas Bahasa Indonesia SD SMP Kisah Liburan Sekolah Tentang Malam Perayaan Tahun Baru 2024 di Rumah Kakek.

- 2 Januari 2024, 06:43 WIB
liburan tahun baruan
liburan tahun baruan /Rameli Agam /

SUMENEP NEWS-Tugas Bahasa Indonesia mengenai liburan sekolah sering diberikan saat liburan sekolah usai dan siswa mulai kembali masuk sekolah.Contoh cerita liburan sekolah sering dicari oleh siswa SD dan SMP.

Cerita liburan sekolah yang dapat ditulis antara lain adalah kisah mengenai malam perayaan tahun baru di rumah kakek. Kisah liburan ini dapat pula dijadikan contoh oleh guru.

Berikut adalah contoh cerita liburan sekolah yang dapat digunakan oleh siswa SD dan SMP. Oleh karena itu, cerita liburan sekolah ini dapat dijadikan referensi tugas bahasa Indonesia siswa SD dan SMP.

Contoh cerita liburan sekolah mengenai malam tahun baru

Liburan sekolah adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh semua pelajar. Setelah berbulan-bulan belajar dan mengerjakan tugas, akhirnya mereka bisa bersantai dan menikmati waktu luang.

Liburan akhir tahun, aroma kembang api dan keceriaan selalu berpadu. Tahun ini, liburanku tak sekadar bersantai di rumah. Suatu petualangan menantiku di rumah Kakekku, berjarak lima jam dari kota tempatku tinggal. Menjelang tahun baru, aku diantar orang tua untuk menghabiskan beberapa hari di sana.

Rumah Kakek berada di desa pinggiran, dikelilingi sawah dan hutan kecil. Suasananya sunyi dan damai, jauh dari hiruk pikuk kota. Kakekku, pria tua berjenggot putih rapi, menyambutku dengan pelukan hangat dan senyuman tulus. Rambutku sedikit basah terkena gerimis sore, tapi hangatnya pelukan Kakek segera mengusir dingin.

Hari-hari di desa berlalu dengan sederhana. Pagi hari, aku membantu Kakek memberi makan ayam dan bebek. Siang hari, kami bercengkerama di teras sambil Kakek bercerita tentang masa mudanya, tentang perang kemerdekaan yang ia lalui hingga kisah cintanya dengan Nenekku. Sore harinya, aku menjelajah hutan kecil mencari buah jambu atau bermain petak umpet bersama anak-anak tetangga.

Puncak kegembiraan terjadi malam tahun baru. Seluruh penduduk desa berkumpul di lapangan luas dekat rumah Kakek. Api unggun dinyalakan, menerangi wajah-wajah penuh senyum dan harapan. Anak-anak kecil berjingkrak-jingkrak mengikuti alunan musik dangdut yang bersumber dari sound system tua. Para remaja saling bercanda dan melempar kembang api ke langit.

Aku duduk di samping Kakek, menikmati suasana hangat api unggun. Nenekku dengan cekatan membagikan wedang jahe dan kue-kue tradisional. Aroma masakan sate dan jagung bakar menguar, menggelitik perutku yang mulai keroncongan.

Saat jarum jam mendekati pukul 12, hening menyelimuti lapangan. Semua orang berkumpul, saling berpegangan tangan. Ada raut haru dan syukur tergambar di wajah-wajah mereka. Ketika lonceng gereja berdentang 12 kali, ledakan kembang api memecah langit. Berbagai warna-warni mewarnai angkasa, diikuti sorak sorai dan tepuk tangan.

Aku melihat Kakek memejamkan mata, wajahnya tampak damai. Perlahan, aku ikut memejamkan mata, membayangkan harapan-harapan untuk tahun yang baru. Aku berdoa agar Kakek dan Nenek selalu sehat, agar keluargaku tetap rukun, dan agar aku bisa meraih cita-citaku.

Malam itu, Kakek bercerita tentang tradisi tahun baru di masa kecilnya. Dulu, tak ada kembang api atau pesta meriah. Mereka hanya berkumpul bersama keluarga, berdoa dan bersyukur atas berkat yang diterima di tahun yang lalu. Kakek juga bercerita tentang harapannya untuk tahun depan, "Mudah-mudahan, cucuku bisa tetap bersekolah dan jadi orang yang sukses."

Kata-kata Kakek menusuk hatiku. Dia memikirkan pendidikan dan masa depanku di tengah kesederhanaannya. Aku bertekad tak boleh menyia-nyiakan harapannya.

Malam itu tak hanya dihiasi kembang api, tapi juga dipenuhi kasih sayang dan kehangatan keluarga. Aku menyadari, kebahagiaan sejati bukanlah tentang pesta mewah, tapi tentang kebersamaan dengan orang-orang terkasih.

Hari-hari di desa pun berlalu. Saatnya bagiku kembali ke sekolah. Berpamitan dengan Kakek dan Nenek, aku membawa pulang bukan hanya oleh-oleh berupa buah dan sayur, tapi juga cerita, kenangan, dan tekad untuk belajar lebih giat demi mewujudkan harapan Kakek.

Kembali ke sekolah, suasana hiruk pikuk dan rutinitas harian menyambutku. Namun, kisah malam tahun baru bersama Kakek terus tersimpan dalam hatiku. Kisah itu menjadi pengingat, bahwa di tengah hiruk pikuk kehidupan, penting untuk menjaga kehangatan keluarga, menghargai kesederhanaan, dan memperjuangkan mimpi.

Tahun baru mungkin saja telah berlalu, tapi tekad dan semangat yang kubawa dari rumah Kakek akan terus mewarnai langkahku. Kisah malam itu menjadi bekal berharga, menjadi pengingat bahwa kebahagiaan tak selalu diukur dengan kemewahan, tapi dengan kesederhanaan bersama keluarga dan tekad untuk terus maju.***

Editor: Sauqi Romdani

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah