“Hamba pingin beradu ketangkasan dengan Abu Nawas, bagaimana Baginda? Pemenangnya memperoleh sepundi duit emas.
Namun bila kalah, hukumannya memandikan kuda-kuda istana, sepanjang sebulan,” papar Abu jahil memberikan keyakinan sang raja.
“Hei, hadiah saja yang kau pikirkan. Lalu bagaimana langkahnya adu ketangkasan ini?” sela Baginda agak geram.
Sesudah memberitahu idenya, Baginda setuju, maka di panggillah Abu Nawas oleh satu diantara punggawa.
Abu Nawas menghadap. Ia juga di beri panduan panjang lebar oleh Baginda. Awal mulanya Abu Nawas menampik lantaran ia paham seluruh ini akal bulus Abu jahil yang pingin singkirkan dirinya dari istana.
Namun Baginda memaksa serta Abu Nawas tak dapat mengelak. Abu Nawas juga memikirkan sesaat. Ia paham bila Abujahil saat ini diangkat jadi pejabat istana. Ia pasti mengerahkan seluruh anak buahnya buat menyumbang seekor binatang buruannya di rimba kelak.
Akan tetapi lantaran kecerdikannya, Abu Nawas jadi tersenyum riang. Abu jahil yang lihat pergantian raut muka Abu Nawas jadi penasaran. Batinnya berkata, tidak barangkali Abu Nawas menaklukkan dirinya saat ini. ????
Pada akhirnya Baginda menggiring mereka ke tengah alun-alun istana. Raja serta seluruh rakyat menanti, siapa yang akan memenangkan lomba berburu ini. Terompet sinyal mulai adu ketangkasan juga ditiup oleh Perdana Menteri.
Abu jahil lekas meningkatkan kudanya secepat kilat menuju rimba belantara, di tepi istana. Anehnya, Abu Nawas meningkatkan kudanya sedang-sedang saja, hingga diteriaki beberapa pemirsa.
Baca Juga: Contoh Bebasan Bahasa Jawa dan Artinya, Cocok Nih untuk Tugas Sekolah