[Syaikhul Islam berkata: “Puasa hari Asyura menghapus dosa setahun, tidak dibenci apabila berpuasa pada hari ini saja”. Al-Akhbar al-Ilmiyyah Min al-Ikhtiyaroot al-Fiqhiyyah, Alauddin Ali bin Muhammad al-Ba’li hal.164.
Adapun berpuasa hanya tanggal 9 saja tidak ada asalnya. Keliru dan kurang teliti dalam memahami hadits-hadits yang ada. [Zaadul Ma’ad 2/72].
Berkaitan dengan cara pertama, yaitu berpuasa tiga hari (9-10-11) para ulama melemahkan hadits Ibnu Abbas yang menjadi sandarannya. Namun demikian, pengamalannya tetap dibenarkan oleh para ulama, dengan alasan sebagai berikut:
Pertama: Sebagai kehati-hatian. Karena bulan Dzulhijjah bisa 29 atau 30 hari. Apabila tidak diketahui penetapan awal bulan dengan tepat, maka berpuasa pada tanggal 11-nya akan dapat memastikan bahwa seseorang mendapati puasa Tasu’a (tanggal 9) dan puasa Asyura (tanggal 10).
Kedua: Dia akan mendapat pahala puasa tiga hari dalam sebulan, sehingga baginya pahala puasa sebulan penuh.[Berdasarkan hadits riwayat Muslim: 1162.
Baca Juga: Inilah Doa setelah Shalat Dhuha, Lengkap Teks Arab, Latin dan Artinya
Ketiga: Dia akan berpuasa tiga hari pada bulan Muharrom yang mana nabi telah mengatakan;
Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Alloh al-Muharrom.[HR.Muslim: 1163].
Keempat: Tercapai tujuan dalam menyelisihi orang Yahudi, tidak hanya puasa Asyura, akan tetapi menyertakan hari lainnya juga[Fathul Bari 4/245, Syarah Riyadhus Shalihin Ibnu Utsaimin 5/305,].