Bacaan Niat Puasa Asyuro 10 Muharram 1444 H Lengkap Arab, Latin, dan Artinya

- 26 Juli 2022, 07:00 WIB
bacaan niat puasa Asyuro, yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram lengkap tulisan Arab, latin dan artinya
bacaan niat puasa Asyuro, yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram lengkap tulisan Arab, latin dan artinya /Pexels/Monstera

SUMENEP NEWS - Simak bacaan niat puasa Asyuro, yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram.

Ibadah puasa, baik wajib ataupun sunnah, puasa Asyuro, misalnya, harus dimulai dengan niat.

Selain tempat niat adalah di hati, namun ulama menganjurkan untuk membacakan lafal niat dari puasa sunnah di hari Asyuro tersebut.

Lalu bagaimana bacaan niat dari puasa asyuro?

Baca Juga: Berbagi Di Hari Asyuro, Kesunnahan Dan Kemuliaan mengerjakannya

Seperti puasa sunnah lainnya, bacaan niat pada puasa asyuro juga harus disebutkan nama puasanya, namun tidak bersifat mutlak.

Dalam konteks puasa sunah Asyura (10 Muharram), ulama berbeda pendapat perihal ta‘yin (penyebutan nama ibadahnya). Sebagian ulama menyatakan bahwa seseorang harus mengingat ‘puasa sunah Asyura saat niat di dalam batinnya. Sebagian ulama lain menyatakan bahwa tidak wajib ta’yin. Hal ini dijelaskan oleh Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami sebagai berikut.

وْلُهُ نَعَمْ بَحَثَ إلَخْ) عِبَارَةُ الْمُغْنِي وَالنِّهَايَةِ وَالْأَسْنَى فَإِنْ قِيلَ قَالَ فِي الْمَجْمُوعِ هَكَذَا أَطْلَقَهُ الْأَصْحَابُ وَيَنْبَغِي اشْتِرَاطُ التَّعْيِينِ فِي الصَّوْمِ الرَّاتِبِ كَعَرَفَةَ وَعَاشُورَاءَ وَأَيَّامِ الْبِيضِ وَسِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ كَرَوَاتِبِ الصَّلَاةِ أُجِيبُ بِأَنَّ الصَّوْمَ فِي الْأَيَّامِ الْمَذْكُورَةِ مُنْصَرِفٌ إلَيْهَا بَلْ لَوْ نَوَى بِهِ غَيْرَهَا حَصَلَ أَيْضًا كَتَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ ؛ لِأَنَّ الْمَقْصُودَ وُجُودُ صَوْمٍ فِيهَا ا هـ زَادَ شَيْخُنَا وَبِهَذَا فَارَقَتْ رَوَاتِبَ الصَّلَوَاتِ ا ه

Artinya, “Perkataan ‘Tetapi mencari…’ merupakan ungkapan yang digunakan di Mughni, Nihayah, dan Asna. Bila ditanya, Imam An-Nawawi berkata di Al-Majmu‘, ‘Ini yang disebutkan secara mutlak oleh ulama Syafi’iyyah. Semestinya disyaratkan ta’yin (penyebutan nama puasa di niat) dalam puasa rawatib seperti puasa ‘Arafah, puasa Asyura, puasa bidh (13,14, 15 setiap bulan Hijriyah), dan puasa enam hari Syawwal seperti ta’yin dalam shalat rawatib’. Jawabnya, puasa pada hari-hari tersebut sudah diatur berdasarkan waktunya.

Halaman:

Editor: Sauqi Romdani

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah