Network
SUMENEP NEWS – Berikut ini salah satu kisah dari wali Allah yang makamnya diziarahi oleh Rasulullah SAW.
Pada kisah ini menceritakan seorang wali Allah saat meninggal dunia makam miliknya diziarahi oleh Rasulullah SAW.
Tidak tahu, mengapa makam dari wali Allah ini diziarahi oleh Rasulullah SAW. Apakah disaat masih hidup dirinya melakukan beberapa amalan sunnah.
Baca Juga: Seberapa Pentingkah Hubungan Intim bagi Kesehatan Pasutri? Simak Fakta Mengejutkan
Untuk bisa mengetahuinya lihatlah kisah makam wali Allah yang diziarahi Rasulullah SAW pada artikel di bawah ini.
Wali Allah merupakan seseorang yang selalu mendekatkan diri kepada penguasa dan pencipta langit dan bumi.
Biasanya seorang wali melakukan sebuah perintah dari Allah SWT dan menjauhi semua larangan darinya.
Seperti halnya kisah dari wali Allah saat meninggal dunia disaat makamnya diziarahi oleh Rasulullah SAW.
Baca Juga: Kementerian Kesehatan umumkan untuk Bersiap Menghadapi Cacar Monyet di Indonesia
Kisah ini diangkat dari kitab An-Nawadir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qalyubi.
Abu Yusuf bin Yakub menceritakan salah seorang sahabatnya yang unik. Ia orang wara’dan taqwa tapi, orang disekitarnya mengenalnya sebagai orang fasik dan pendosa.
Sudah 20 tahun Abu Yusuf melakukan tawaf di Ka'bah, Mekah bersamanya. Tidak sepertinya yang berpuasa terus-menerus tapi, sahabatnya melakukan sehari puasa dan sehari berbuka.
Bersama dengan Abu Yusuf, ia masuk ke kota Thurthus dan menetap disana dalam beberapa lama.
Di tempat gersang inilah sahabatnya meninggal dunia tanpa seorang pun mengetahuinya selain Abu Yusuf.
Baca Juga: Amerika Serikat Laporkan Kasus Pertama Cacar Monyet pada Anak-anak, Begini Keadaannya
Abu Yusuf pun keluar untuk mencari kain kafan dan pada saat kembali banyak sekali kerumunan orang berkunjung, mengkafani, dan menyolati sahabatnya.
Para pelayat menyebut-nyebutnya almarhum sebagai orang yang zuhud dan termasuk dari kekasih Allah.
“Subhanallah, siapa orang yang mengumumkan kematiannya hingga orang-orang berbondong-bondong bertakziah, menyolati, dan menangisi kepergiannya” ujar Abu Yusuf.
Abu Yusuf menghampiri jenazah dan melihat kain kafan yang membungkus jenazah sahabatnya. Pada kain itu tercantum tulisan warna hijau.
Setelah menyolati dan menguburkan jenazah sahabatnya, rasa ngantuk berak menghampirinya dan membuatnya tertidur.
Pada saat tertidur Abu Yusuf bermimpi melihat sahabatnya yang ahli puasa itu menunggangi kuda dan memakai pakaian hijau dan memegang bendera di tangannya.
Baca Juga: 3 Tanda Tanda Sedang Hamil Menurut dr Kevin Mak, Salah Satunya Dilihat dari Payudara
Dibelakangnya ada pemuda tampan berbau harum dan dibelakang pemuda ini ada dua orang tua renta yang diikuti di belakangnya lagi satu orang tua dan satu pemuda.
“Siapa mereka?” tanya Abu Yusuf.
Sahabatnya pun menjawab, pemuda tampan itu adalah Nabi kita Muhammad SAW. Dua orang tua renta itu adalah Abu Bakar dan Umar.
Sementara, satu orang tua dan pemuda itu adalah Utsman dan Ali dan seseorang yang memegang bendera di depan mereka adalah aku. Sahabatnya menjelaskan dalam mimpi Abu Yusuf.
Baca Juga: 30 Nama FF Keren Pro untuk Cowok dan Cewek, Pasang Nickname Free Fire Di sini!
“hendak kemana mereka ini?” tanya Abu Yusuf.
“Mereka hendak menziarahiku.” Jawab sahabatnya.
Abu Yusuf pun kagum melihat ini semua dan bertanya kembali kepada sahabatnya dalam mimpinya.
“bagaimana kau bisa mendapatkan kemuliaan seperti ini,” tanya Abu Yusuf.
“sebab aku selalu memprioritaskan ridho Allah dibandingkan ridho diriku sendiri dan aku berpuasa di 10 hari Dzulhijjah” jawab sahabatnya.
Abu Yusuf pun terbangun dari tidurnya dan pada saat itu dirinya tidak pernah sekalipun meninggalkan amalan puasa itu hingga akhir hayatnya.
Demikian kisah dari wali Allah saat dirinya meninggal dunia makamnya diziarahi oleh Rasulullah SAW.***
