Hukum Menggabung Qadha Puasa Ramadhan dengan Puasa Sunnah Tarwiyah dan Arafah

- 17 Juni 2022, 14:14 WIB
Ilustrasi Hukum Menggabung Qadha Puasa Ramadhan dengan Puasa Sunnah Tarwiyah dan Arafah
Ilustrasi Hukum Menggabung Qadha Puasa Ramadhan dengan Puasa Sunnah Tarwiyah dan Arafah /Freepik/

SUMENEP NEWS - Bagaimana hukum menggabung qadha puasa Ramadhan dengan puasa sunnah? Misal, puasa Tarwiyah dan Arafah. Apakah boleh?

Seringkali orang bertanya tentang hukum menggabung qadha puasa Ramadhan dengan puasa sunnah, di antaranya puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah.

Hukum qadha puasa ramadhan digabung dengan puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah penting diketahui supaya ibadah yang dilakukan tetap sah.

Beberapa orang sering mengamalkan puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah karena memiliki keutamaan yang besar.

Baca Juga: Niat Puasa Nazar, Ketentuan dan Konsekuensi jika Melanggar

Bersamaan dengan itu, ada orang yang ingin menggabung hutang puasa Ramadhan dengan puasa Tarwiyah dan Arafah.

Pertanyaannya, apakah boleh menggabungkan hutang puasa Ramadhan dengan puasa Tarwiyah dan Arafah?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, alangkah baiknya mengetahui puasa Tarwiyah dan Arafah.

Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Sedang puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Sunah Senin Kamis, Lengkap Arab, Latin dan Artinya

Pada tanggal tersebut jamaah haji melakukan wukuf di Arafah, dan orang yang belum diberi kemampuan berhaji dianjurkan untuk melaksanakan puasa Arafah.

Puasa Arafah memiliki keutamaan yang sangat besar, maka dari itu para ulama menggolongkannya ke dalam puasa sunnah yang sangat dianjurkan (muakkad).

Seperti dalam hadis Riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية

Artinya, “Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim).

Baca Juga: Begini Bacaan Niat Puasa Sunah Senin dan Kamis Lengkap dengan Artinya

Lalu bagaimana dengan orang yang masih memiliki hutang puasa Ramadhan dan ingin menggabungnya dengan puasa Arafah?

Qadha puasa Ramadhannya tetap sah, dan orang yang bersangkutan juga tetap mendapat keutamaan sunnah puasa Arafah.

Sebagaimana yang disampaikan Syaikh Zakariya al-Anshari sebagai berikut:

قَوْلُهُ وَصَوْمُ عَاشُورَاءَ) أَفْتَى الْبَارِزِيُّ بِأَنَّ مَنْ صَامَ عَاشُورَاءَ مَثَلًا عَنْ قَضَاءٍ أَوْ نَذْرٍ حَصَلَ لَهُ ثَوَابُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ وَوَافَقَهُ الْأَصْفُونِيُّ وَالْفَقِيهُ عَبْدُ اللَّهِ النَّاشِرِيُّ وَالْفَقِيهُ عَلِيُّ بْنُ إبْرَاهِيمَ بْنِ صَالِحٍ الْحَضْرَمِيُّ وَهُوَ الْمُعْتَمَدُ (قَوْلُهُ صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ اُحْتُسِبَ عَلَى اللَّهِ إلَخْ) الْحِكْمَةُ فِي كَوْنِ صَوْمِ عَرَفَةَ بِسَنَتَيْنِ وَعَاشُورَاءَ بِسَنَةٍ أَنَّ عَرَفَةَ يَوْمٌ مُحَمَّدِيٌّ يَعْنِي أَنَّ صَوْمَهُ مُخْتَصٌّ بِأُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَاشُورَاءَ يَوْمٌ مُوسَوِيٌّ 

Artinya, “(Puasa Asyura). Al-Barizi berfatwa bahwa orang yang berpuasa pada hari Asyura misalnya untuk qadha atau nazar puasa, maka ia juga mendapat pahala puasa sunnah hari Asyura. Pandangan ini disepakati oleh Al-Ushfuwani, Al-Faqih Abdullah An-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Ibrahim bin Shalih Al-Hadhrami. Ini pandangan yang muktamad. (Puasa hari Asyura dihitung oleh Allah) Hikmah di balik ganjaran penghapusan dosa dua tahun untuk puasa sunnah Arafah dan penghapusan dosa setahun untuk puasa Asyura adalah karena Arafah adalah harinya umat Nabi Muhammad SAW, yakni puasa sunnah Arafah bersifat khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW. Sementara Asyura adalah harinya umat Nabi Musa AS,” (Lihat Syekh Zakariya Al-Anshari, Asnal Mathalib, juz V, halaman 388).

Sayyid Bakri juga menyampaikan dalam Kitab I‘anatut Thalibin. Menurutnya, orang yang berpuasa pada hari-hari tertentu yang sangat dianjurkan untuk dipuasakan akan mendapatkan keutamaan sebagai mereka yang berpuasa sunnah pada hari tersebut, meskipun niatnya adalah qadha puasa atau puasa nazar.

وفي الكردي ما نصه في الأسنى ونحوه الخطيب الشربيني والجمال و الرملي الصوم في الأيام المتأكد صومها منصرف إليها بل لو نوى به غيرها حصلت إلخ زاد في الإيعاب ومن ثم أفتى البارزي بأنه لو صام فيه قضاء أو نحوه حصلا نواه معه أو لا 

Artinya, “Di dalam Al-Kurdi terdapat nash yang tertulis pada Asnal Mathalib dan sejenisnya yaitu Al-Khatib As-Syarbini, Syekh Sulaiman Al-Jamal, Syekh Ar-Ramli bahwa puasa sunnah pada hari-hari yang sangat dianjurkan untuk puasa memang dimaksudkan untuk hari-hari tersebut. Tetapi orang yang berpuasa dengan niat lain pada hari-hari tersebut, maka dapatlah baginya keutamaan… Ia menambahkan dalam Kitab Al-I‘ab. Dari sana, Al-Barizi berfatwa bahwa seandainya seseorang berpuasa pada hari tersebut dengan niat qadha atau sejenisnya, maka dapatlah keduanya, baik ia meniatkan keduanya atau tidak,” (Lihat Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I‘anatut Thalibin, [Kota Baharu-Penang-Singapura, Sulaiman Mar‘i: tanpa catatan tahun], juz II, halaman 224).

Baca Juga: Lafal Niat Puasa Syawal, Arab Latin Beserta Terjemahannya

Demikian jawaban terkait hukum menggabungkan hutang puasa Ramadhan dengan puasa Tarwiyah dan Arafah.***

Editor: Saiful Bahri

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah