Bersama Komunitas, Indonesia Bisa Akhiri Tuberkulosis dengan Pencegahan Infeksi

- 24 Maret 2023, 13:06 WIB
Bersama Komunitas, Indonesia Bisa Akhiri Tuberkulosis dengan Pencegahan Infeksi
Bersama Komunitas, Indonesia Bisa Akhiri Tuberkulosis dengan Pencegahan Infeksi /STPI/Sumenep News/

“Sebuah studi memperkirakan 120 juta orang di Indonesia mempunyai TBC laten. Kondisi ini dapat diketahui dengan tes mantoux atau tes darah (IGRA). Indonesia tidak akan berhasil mengatasi TBC jika tidak mengendalikan TBC laten. Saat ini sudah tersedia di Indonesia Terapi Pencegahan TBC (TPT) agar kondisi TBC laten tidak berkembang menjadi penyakit,” tambah Nurul.

Baca Juga: Diseminasi Program TBC STPI, Wabup Sumenep Dewi Khalifah Berharap Ini

Oleh sebab itu, STPI berkolaborasi dengan Yayasan Penabulu membentuk Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI sebagai penerima hibah utama program TBC komunitas dari Global Fund to Fight Against HIV/AIDS, Tuberculosis, and Malaria (GF-ATM).

Konsorsium ini mendukung dan memperkuat sistem organisasi komunitas maupun upaya berbasis masyarakat dan penyintas TBC melalui promosi kesehatan, upaya pencegahan TBC pada balita dan anak-anak, skrining gejala TBC aktif, fasilitasi pemeriksaan TBC, dukungan psikososial pengobatan pasien, serta dukungan advokasi, umpan balik kualitas layanan, dan akses terhadap layanan hukum untuk meringankan stigma dan diskriminasi yang dialami pasien TBC dan keluarganya.

Heny Akhmad, selaku Direktur Program Nasional dari Konsorsium ini menerangkan, “Saat ini kami mendukung program pemerintah bersama 9.212 kader TBC Komunitas di masyarakat untuk mendorong kesadaran masyarakat akan hak mereka atas kesehatan, termasuk bebas dari infeksi TBC dengan mendapatkan TPT. Di 190 kota/kabupaten pada 30 provinsi, kami telah mengedukasi 6.359 orang tentang infeksi TBC dan TPT, dan 5.604 diantaranya telah dirujuk untuk memulai terapi. Tindakan untuk mencegah TBC melalui TPT adalah cara konkrit kita untuk terlibat memutus mata rantai penularan TBC.”

Menurut kader TBC Komunitas, Ibu Siti Setiyani di Sidoarjo, Jawa Timur, menyadarkan masyarakat tentang infeksi TBC dan TPT menjadi tantangan tersendiri.

“Masyarakat menganggap bahwa anaknya sehat, kok harus minum obat rutin, sehingga, orangtua tidak berkenan anaknya diberikan TPT. Namun, dengan saya terus memberikan edukasi terkait TPT dan memberikan pengertian bahwa jika tidak diberikan TPT anak kemungkinan bisa jadi sakit TBC, masyarakat yang berkontak dengan pasien TBC bisa lebih memahami dan mau mengkonsumsi TPT,” pungkas Ibu Siti.

Baca Juga: TERBARU! Contoh Soal dan Kunci Jawaban PPG Kemenag 2023 yang Sering Muncul saat Seleksi

Dengan berbagai edukasi yang sudah diberikan oleh kader, pola mindset masyarakat pun dapat diubah agar memahami TPT menjadi upaya pencegahan pada kontak serumah maupun yang kontak erat dengan pasien TBC.

“Awalnya, saya mendapatkan penolakan bahkan tidak dihiraukan oleh masyarakat, namun, saya tetap gigih untuk mengedukasi masyarakat bahwa TBC dapat menginfeksi siapapun dan beresiko menjadi sakit. Saat ini perjuangan saya membuahkan hasil dengan mengajak 8 balita memulai TPT dan membuat saya dikenal sebagai ikon TBC.”

Halaman:

Editor: Sauqi Romdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x