Lakon Baridin di Komunitas CCL, Obsesi Cinta Tragis yang Terjerumus ke Jalan Sesat

- 23 Juni 2022, 19:44 WIB
Salah satu adegan Lakon Baridin, yang dipentaskan Teater Renjana di Komunitas CCL, Belakang Terminal Ledeng, Kota Bandung, Rabu, 22 Juni 2022.*
Salah satu adegan Lakon Baridin, yang dipentaskan Teater Renjana di Komunitas CCL, Belakang Terminal Ledeng, Kota Bandung, Rabu, 22 Juni 2022.* /

SUMENEP NEWS – Lakon Baridin di Komunitas Celah Celah Langit (CCL) dipentaskan oleh Teater Renjana, Rabu malam, 22 Juni 2022.

Lakon Baridin di Komunitas CCL itu merupakan persembahan mahasiswa-mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas 4C 2020 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Komunitas CCL terletak di Belakang Terminal Ledeng, Jalan Setiabudi, Kota Bandung.

Baca Juga: Kurban Idul Adha 1443 H di Tengah Wabah PMK, Wapres Ma’ruf Amin: RPH Agar Awasi Hewan Ternaknya

Mengangkat kisah cinta tragis, pentas Lakon Baridin di Komunitas CCL tersebut sebagai bagian dari mata kuliah Pergelaran Sastra di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung.

Suara tetabuhan menjadi pembuka Lakon Baridin, sesaat kemudian tersaji adegan hiruk-pikuk suasana di pasar.

Tak hanya aktivitas yang berbelanja, pasar diriuhkan orang yang kecopetan, pergunjingan, termasuk gosip tentang Baridin, sosok miskin dekil yang menjadi kuli angkut di pasar.

Pergunjingan itu lalu menjurus pada kabar Baridin yang tergila-gila pada Suratminah, gadis cantik anak seorang saudagar kaya raya.

“Ngaca, masa iya Baridin yang lapuk lagi miskin itu mau menikahi Suratminah anak saudagar kaya. Tak pantas! Baridin sukanya berjudi, nggak berpendidikan, tapi mau nikahi Suratminah yang terpelajar itu? Tak tahu diri!” pergunjingan mereka yang di pasar itu.

Namun Baridin tetap bertekad menikahi Suratminah, cintanya tak tertahankan.

Baca Juga: Info Haji 2022: Bahasa Indonesia Makin Populer di Madinah

“Saya memang miskin, namun apa salahnya bila saya mencintai Suratminah?” ucap Baridin.

Hingga saatnya Baridin memberanikan diri, mengajak ibunya untuk meminang Suratminah.

Menemui Suratminah dan bapaknya, Baridin menyampaikan maksud hatinya.

Tapi, bukan sambutan hangat yang didapat, melainkan hinaan dan cacian yang diterima oleh Baridin dan ibunya.

Penolakan Suratminah dan bapaknya itu penuh makian hebat dan hinaan luar biasa.

Meninggalkan rumah Suratminah, Baridin membawa luka kesedihan teramat dalam, dan kemarahan.

Sakit hati diperlakukan Suratminah, obsesi cinta Baridin sampai pada jalan yang sesat.

Dia terjerumus melakoni lelaku tak benar, yakni ngelmu ajian kemat jaran goyang.

Baridin ingin membalas luka hatinya itu dengan menguna-gunai Suratminah agar mau menikah dengannya.

Baca Juga: Contoh Naskah Sambutan Wali Kelas TK atau PAUD dalam Acara Wisuda dan Pelepasan

Persyaratan ngelmu ajian itu dipenuhinya, termasuk puasa 41 hari 41 malam.

Adegan ngelmu Baridin ini ditingkahi bebagai godaan para dedemit.

Namun apa daya, lelaku ngelmu yang dilakoni Baridin itu malah membuatnya gila, dan menambah kesedihan ibunya. Obsesi cintanya pada Suratminah berujung tragis.

Pentas Lakon Baridin di Komunitas CCL tergarap secara apik.

Penonton tampak menikmati pergelaran, hanyut dalam alur cerita dan suasana adegan yang segar.

Menurut aktor senior, Dedi Warsana, yang turut menyaksikan pentas malam itu, meski seting panggung minimalis, Lakon Baridin menghadirkan pertunjukan teater yang apik dan kuat.

“Berbagai simbol diungkap terasa ringan dan akrab dalam bahasa keseharian, meski banyak juga bahasa ungkap khas Cirebon. Akting adalah perjalanan sebuah proses, kuncinya latihan dan terus berlatih semua hal terkait dunia keaktoran,” ujarnya.

Adapun sutradara Canda Syaqila mengatakan, Lakon Baridin ini dipersiapkan sejak empat bulan lalu.

Baca Juga: Profil dan Biodata Angga Wijaya, Suami Dewi Persik yang Baru saja Mengajukan Gugatan Cerai

“Dari mulai proses casting, latihan, reading, blocking, serta persiapan kelengkapan properti dan lainnya, digarap dengan penuh semangat. Terima kasih kepada semuanya, utamanya kepada sesepuh Komunitas CCL, Pak Iman Soleh dan keluarga besar atas bimbingannya selama ini,” tuturnya.

Sedangkan penulis naskah Lakon Baridin, Mazeinda Albiruni, menyatakan, naskah lakon ini merupakan alih wahana dari cerita rakyat Cirebon, yakni Kemat Jaran Goyang, ke dalam pentas pertunjukan.

“Cerita rakyat ini sangat melegenda di Cirebon. Kisah obsesi cinta tragis Baridin pada Suratminah telah menjadi cerita rakyat yang populer. Dalam pentas Lakon Baridin ini, adaptasinya Baridin menjadi gila, serta adaptasi lainnya,” ungkap Mazeinda Albiruni. ***

 

 

Editor: Khoirul Umam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah