Sinopsis Film Populer Gadis Kretek; Sejarah Bisnis Rokok, Feminisme, Romansa, dan 3 Fakta Menarik

23 November 2023, 19:29 WIB
Film Gadis Kretek Apakah Penjual Rokok? Web Series Gadis Kretek Sampai Episode Berapa? Tayang di Netflix /Netflix

SUMENEP NEWS - Artikel ini membahas tentang sinopsis film populer gadis kretek yang membahas seputar sejarah bsnis rokok, femisnime, dan romansa. Untuk mengetahui sinopsis film gadis kretek, simak artikel ini hingga tuntas.

Film gadis kretek ini populer karena mengangkat sejarah dengan alur cerita menarik. Untuk mengetahui sinopsis film populer gadis kretek, simak artikel ini hingga akhir.

Gadis Kretek adalah serial drama sejarah yang diadaptasi dari novel karya Ratih Kumala dengan judul yang sama. Serial ini tayang di Netflix sejak 2 November 2023 dan menjadi serial original Netflix pertama di Indonesia.

Serial ini disutradarai oleh Ifa Isfansyah dan Kamila Andini, serta dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Arya Saloka, Putri Marino, dan aktor-aktris lainnya.

Baca Juga: Lokasi Syuting ‘Gadis Kretek’ dapat bisa Dikunjungi Sebagai Rekomendasi Destinasi Wisata, Berminat Berkunjung?

Sinopsis

Serial ini bercerita tentang Dasiyah atau Jeng Yah (Dian Sastrowardoyo), seorang perempuan jenius yang memiliki bakat dalam menciptakan saus rokok kretek. Jeng Yah adalah anak pertama dari Idrus Muria (Rukman Rosadi), pemilik pabrik rokok Merdeka. Namun, Jeng Yah harus berjuang melawan tradisi patriarki yang melarang perempuan untuk masuk ke ruang saus, tempat para perajin kretek mencampur bahan-bahan rokok.

Jeng Yah tidak menyerah dan terus belajar secara diam-diam dari ayahnya dan para perajin kretek lainnya. Ia juga bertemu dengan Raja (Ario Bayu), pemilik pabrik kretek Djagad Raya, yang menjadi saingan sekaligus kekasihnya. Bersama Raja, Jeng Yah berhasil menciptakan saus kretek yang sempurna dan meluncurkan merek rokok baru.

Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Tragedi 1965 menghancurkan segalanya. Jeng Yah dan ayahnya dituduh sebagai antek PKI dan ditangkap. Mereka pun diasingkan. Jeng Yah kehilangan keluarganya, pabriknya, dan resep kreteknya. Jeng Yah pun menghilang tanpa jejak.

Baca Juga: Sinopsis Gadis Kretek Episode 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 Hingga 20 Full Movie

Pada tahun 2001, Soeraja (Ario Bayu), yang sudah sekarat, meminta anaknya untuk mencari Jeng Yah, wanita yang pernah menjadi cintanya. Ketiga anak Soeraja, yaitu Lebas (Arya Saloka), Karim (Dimas Aditya), dan Tegar (Winky Wiryawan) berusaha mencari keberadaan Jeng Yah di pelosok Jawa. Dalam perjalanan itu, mereka juga melakukan napak tilas bisnis ayahnya. Mereka pun menguak beberapa rahasia dan menjadi tahu asal mula kenapa Kretek Djagad Raja menjadi kretek nomor satu di Indonesia setelah menemui buruh pelinting tua.

Bersama-sama, mereka mengungkap kisah masa lalu keluarga mereka yang terkait dengan sejarah kretek di Indonesia.

3 Fakta di Balik Layar Film Gadis Kretek:

1. Dian Sastrowardoyo Berusaha Mati-matian untuk Memerankan Jeng Yah

Sebagai Dasiyah atau Jeng Yah, sosok sentral yang hobi membuat saus kretek, Dian Sastro harus melakukan banyak hal yang jarang ia lakukan. Dia membatasi pergaulan, menghentikan kegiatan olahraga, dan tidak mendengarkan musik modern selama setengah tahun. Dia juga menulis jurnal tentang pengalaman Dasiyah dan mempelajari bahasa Jawa. Dia mengaku bahwa dia harus tulus dan rela masuk ke dalam peran. 2. 100 Set didirikan di 20 Tempat

Serial ini berlatar dua zaman yang berlainan, yaitu tahun 1960-an dan awal 2000-an. Untuk membuat suasana yang cocok dengan tiap-tiap zaman, tim produksi mendirikan sekitar 100 set di 20 tempat berbeda di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Beberapa tempat yang dipakai antara lain pabrik rokok kretek di Kudus, rumah adat di Solo, dan kota lama di Surabaya.

Baca Juga: Sinopsis Serial Gadis Kretek Yang Akan Tayang di Netflix, Ada Putri Marino Hingga Arya Saloka

3. Tayang Perdana di Busan International Film Festival

Serial ini menjadi salah satu karya Indonesia yang terpilih untuk diputar di Busan International Film Festival (BIFF) yang diselenggarakan pada 4-13 Oktober 2023. Serial ini termasuk dalam kategori A Window on Asian Cinema, yang memperlihatkan film-film teranyar dan paling menarik dari Asia. Ini merupakan perdana internasional pertama bagi serial Gadis Kretek sebelum ditayangkan di Netflix pada 2 November 2023.

Rating

Serial Gadis Kretek mendapat tanggapan yang positif dari penonton dan kritikus. Serial ini mendapat rating 9.2 dari 10 bintang di IMDb dan 4 dari 5 bintang di Bacaterus. Serial ini juga mendapat pujian karena mengangkat tema sejarah, budaya, dan feminisme dengan cara yang menarik dan mendalam.

Beberapa komentar positif dari penonton antara lain:

"Gadis Kretek adalah serial terbaik Indonesia tahun ini. Ceritanya menginspirasi, aktingnya memukau, sinematografinya indah. Saya terpesona dengan kisah Jeng Yah dan Raja. Serial ini wajib ditonton!"

"Saya suka dengan serial Gadis Kretek karena menampilkan sisi lain dari industri kretek di Indonesia. Saya jadi tahu banyak hal tentang sejarah, budaya, dan perjuangan para perajin kretek. Saya juga kagum dengan karakter Jeng Yah yang gigih dan berbakat."

"Serial Gadis Kretek adalah karya seni yang luar biasa. Sutradara, penulis, dan pemainnya berhasil menghidupkan novel Ratih Kumala dengan sangat baik. Serial ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi dan memberi pesan penting tentang kesetaraan dan cinta."

Baca Juga: Sekian Lama Ditunggu, Netflix Resmi Umumkan Jadwal Tayang Series Gadis Kretek

Hikmah

Dari serial Gadis Kretek, kita bisa memetik beberapa hikmah, antara lain:

1. Perempuan memiliki hak dan potensi yang sama dengan laki-laki dalam bidang apapun, termasuk industri kretek. Perempuan tidak boleh dibatasi oleh tradisi atau norma yang diskriminatif dan tidak adil. Perempuan harus berani mengejar mimpi dan cita-citanya dengan tekun dan kreatif.

2. Kretek adalah warisan budaya Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Kretek bukan sekadar produk rokok, tetapi juga simbol identitas, sejarah, dan perjuangan bangsa Indonesia. Kretek juga memiliki nilai seni dan ilmu yang tinggi, yang membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus.

3. Cinta adalah hal yang indah, tetapi juga bisa menjadi sumber penderitaan. Cinta bisa membuat orang berkorban, berjuang, dan bahagia, tetapi juga bisa membuat orang berkhianat, menipu, dan menyakiti. Cinta harus didasarkan pada kejujuran, kesetiaan, dan penghargaan, bukan pada kepentingan, ambisi, atau egoisme.***

Editor: Sauqi Romdani

Tags

Terkini

Terpopuler